10. Rumah sakit

40 10 4
                                    

Jangan lupa vote sama komen ya guys!

Happy Reading!

"Kamu ini, kalau ngendarain motor kaya di kejar setan aja. Kalem dikit bisa gak kamu?" omel Bu Mutia, wajahnya terlihat sangat marah sekaligus khawatir.

Tiga puluh menit yang lalu Kafka sudah sadar dari pingsan nya, untung saja dokter bilang tidak ada luka serius. Hanya saja sekarang kepala Kafka di balut perban karena lumayan banyak mengeluarkan darah. Kondisi Kafka belum pulih total, jadi harus di rawat selama 2 atau 3 hari.

Ketika teman-teman Kafka mengabari bahwa Kafka kecelakaan dan di bawa ke rumah sakit, tanpa basa basi lagi Bu Mutia langsung berangkat ke rumah sakit tanpa membawa apapun yang pastinya di temani Pak Suhe.

"Untung Lo gak mati Kaf" celetuk Naresta. Cowok itu juga sama khawatir nya dengan Bu Mutia saat Ifdal mengabari bahwa Kafka kecelakaan.

"Sembarangan lo!"

"Lo tau gak sih? Si Akaf waktu kecelakaan bilang begini ke gue 'Gue kecelakaan Den. Tapi lo jangan khawatir ya gue gapapa kok. Ini kepala gue doang udah ngalir darah, terus kaki gue kegeros tangan juga ini gue rasanya mau pingsan tapi karena kalau gue pingsan dulu gak akan ada yang nolongin, gue telepon lo dulu biar gue ada yang ngangkat kalau gue udah pingsan, lokasinya deket rumah lo' dengan santainya dia bilang begitu?" ujar Raden menirukan ucapan Kafka yang santai sekali, cowok itu tak habis pikir.

"Lo juga Den sama aja kaya si Akaf. Dengan santainya lo ngabarin gue dulu di banding bawa di Akaf ke rumah sakit" sahut Ifdal menatap Raden dengan sinis.

"Yakan gue nurutin si Akaf"

"Gila! Si Akaf sama si Raden, bener-bener gila" Naresta geleng-geleng kepala. Kejadian bahaya seperti ini, di anggap santai oleh mereka berdua? Tak bisakah temannya itu waras satu hari saja.

"Yaelah ini kepala gue aja yang bocor" ujar Kafka menyahut. Bu Mutia menatap Kafka dengan galak, cowok itu malah cengengesan menanggapi nya.

"Sudah-sudah, anak Tante memang tidak waras" ujar Bu Mutia tanpa dosa, membuat orang  yang berada di ruangan rawat Kafka seketika tertawa.

"Sama anak sendiri juga di katain" ujar Kafka cemberut.

"Dih sok imut kamu, Kaf" ujar Pak Suhe jijik. Ayahnya Kafka ini yang sejak tadi diam kini bersuara.

"Emang imut kali" ujar Kafka menatap Pak Suhe penuh permusuhan.

"Durhaka kamu begitu sama Ayah."

"Ngaca dong Yah"

"Yaudah udah ngaca, tetep ganteng kok"

"Ngomong-ngomong, gue tuh ketabrak mobil pick up. Nah tuh si Bapak-bapak gak punya hati apa gimana si sama gue? Masa nih ya dia nabrak gue, dia panik kan ceritanya. Nah dia nanya gini ke gue ' Mas nya gapapa? Maaf ya Mas' gue jawab 'gapapa' eh dia percaya gitu gue gapapa, padahal tubuh gue tuh sudah tidak memungkinkan. Itu Bapak-bapak bego apa dongo si?" cerita Kafka pada saat kecelakaan terjadi. Wajah cowok itu terlihat kesal, padahal pada saat kecelakaan Kafka menahan sakit yang begitu dalam. Cielah.

"Udah Kaf. Yang penting kamu selamet, kalau gak selamat ya qoid. Nah kalau kamu qoid bisa Ayah buat anak lagi, gampang kan?" Sahut Pak Suhe dengan enteng.

KAFKA (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang