Jangan lupa vote sama komen ya guys!
Happy Reading!
Keesokan harinya
Pagi ini di keluarga kecil Sanjaya sedang melakukan sarapan pagi. Wajah Pak Suhe terlihat murung, ya bagaimana tidak murung semaleman dirinya tidak bisa tidur karena tidak ada sang istri di sisinya, terpaksa dia tidur di kamar tamu sendirian. Kafka menahan tawa melihat wajah Ayahnya, ada kebahagiaan tersendiri saat Ayahnya di suruh di luar, bahagia nya tiada tara.
"Makan, pagi-pagi udah murung aja" omel Bu Mutia.
"Iya Mbu" kata Pak Suhe.
Dengan cemberut Pak Suhe memakan sarapan paginya.
"Kenapa sih Mbu sampe marah-marah semalam, terus lagi salah Ayah apa? Perasaan bener deh Ayah ngajak makan di luar ya makan di luar, gak ngajak Mbu ke pecel lele lagi" ujar Pak Suhe.
"Ya emang Ayah salah, harusnya makan di Restoran" sahut Kafka.
"Kan udah Ayah bilang kita bakalan makan di luar"
"Apa mau ngebela lagi diri sendiri hah? Mau tidur di luar lagi hah?" Ujar Bu Mutia dengan galak.
Pak Suhe menggeleng- gelengkan kepala kuat. Pria paruh baya itu melihat Bu Mutia dengan wajah takut. Emang Pak Suhe ini Susis, Suami takut istri.
"Yaudah Mbu jangan ngambek lagi dong. Mbu mau apa? biar Ayah beliin"
"Beliin suami baru dong buat Mbu."
Pak Suhe langsung melotot.
"Nah boleh tuh Mbu, Akaf juga mau punya Ayah baru" sahut Kafka.
Pak Suhe langsung menatap tajam anaknya. Kafka hanya cengengesan di tatap seperti itu.
"Bercanda Mas" ujar Bu Mutia.
"Sana berangkat, gak ada pake acara cium-cium" titah Bu Mutia kepada Pak Suhe.
"Yah, gak akan semangat dong kerjanya" ujar Pak Suhe tak terima. Pak Suhe tuh tidak bisa kalau tidak cepaka-cepiki dulu bersama sang istri.
"Kan aku masih ngambek ya, Mas" ujar Bu Mutia dengan ketus.
"Halah Ayah ini, lebay banget perkara gak di cium"
"Kamu belum ngerasain ya Kaf"
"Kan emang belum ngerasain" balas Kafka.
"Udah-udah nanti ujung-ujungnya gelud lagi, sana pada berangkat" lerai Bu Mutia.
Kafka yang sudah selesai dengan sarapan nya menyalami tangan Pak Suhe lalu beralih menyalami tangan Bu Mutia lalu megevup kedua pipi Bu Mutia. Selanjutnya Kafka ngacir keluar takut-takut Ayahnya akan mengamuk.
"KAFKA ANUGRAH SANJAYA!"
***
Hari ini kelas Kafka bagian pelajaran Matematika yang di gurui oleh Bu Wangsa. Guru dengan badan langsing, putih, dan tinggi persis seperti bihun.Kafka menguap, rasa ngantuk mulai datang membuat Kafka ingin tidur.
"Woy jangan tidur Kaf. Nanti di hukum njir" ujar Naresta teman sebangku Kafka tak lupa sambil berbisik di belakang berada Ifdal dan Raden. Mereka memang sekelas, kelas 11 IPA 2. Mereka berempat masuk jurusan IPA karena biar di sebut anak rajin. Mereka kira anak IPS pada malas gitu?
KAMU SEDANG MEMBACA
KAFKA (New Version)
Teen FictionIni adalah cerita seorang cowok yang mempunyai tingkat kepercayaan yang tinggi. Nama nya Kafka yang mencintai gadis polos nan imut. Apakah Kafka akan selalu mencintai Alin?atau bahkan sebaliknya nya? Penasaran sama ceritanya?baca!