Jangan lupa vote sama komen nya!
Happy Reading!
"Kalau mau masuk tuh ketok dulu kenapa si? Main buka-buka aja lu, mana gue lagi pake baju lagi" omel Kafka. Laki-laki itu benar-benar kesal kepada gadisnya itu. Tak bisakah ucapkan permisi atau ketuk pintu terlebih dahulu?
Alin menunduk tak berani menatap Kafka. Mengapa dirinya yang di salahkan? Harusnya Kafka yang salah kenapa tidak mengunci pintu dulu. Caca yang di sebelah Alin hanya diam, dia sedikit terkejut saat melihat Kafka yang ah sudah lah. Caca sempat melihat perut Kafka yang sixpack itu sedikit, ingat hanya sedikit!
"Ngapain nunduk begitu?"
"Ya terus harus apa? Alin harus loncat-loncat gitu?" balas Alin dengan berani. Enak saja dirinya datang-datang langsung mendapat omelan, Alin tidak terima.
"Ck, lo mau ngapain ke sini? Mau jenguk gue lo?"
"Iya dong, masa mau nyangkul sih."
Kafka semakin kesal dengan penuturan Alin yang begitu menyebalkan. Kemana Alin yang polos?
"Yang bener kalau nge jawab" kata Kafka.
"Iya-iya."
"Eh Ca, tuh si Ifdal ada di luar lo sama dia aja. Gue mau si Alin berdua" usir Kafka. Tidak sopan sekali penerus Sanjaya ini.
"Jangan di usir dong Kak, jahat banget jadi orang."
"Aduh beneran inimah ada si Ifdal di luar"
"Coba deh lo cek keluar Ca" suruh Kafka.
"Ogah aku! Mending aku pulang aja, bisa alergi aku ketemu sama Kak Ifdal" ujar Caca sebal. Dirinya masih sakit hati kepada cowok itu karena berani-beraninya menjadikannya selingkuhan.
"Halah, kemarin aja lo tukeran pesan sama si Kadal"
"Enggak ya! Udah ah mau pulang Caca. Alin nanti kamu pulang sendiri ya, dadah Alin."
Belum sempat Alin menjawab Caca malah berlari keluar ruangan.
"Jahat banget Caca ninggalin Alin" wajah Alin tertekuk sebal dengan bibir yang mengerucut.
"Apaan tuh mulut di gituin? Minta di cium lo?"
"Apasih Kak ah"
"Duduk sini gak pegel apa lo berdiri terus?" ujar Kafka nada nya tidak ada lemah lembut nya.
Alin menghantek-hentakan kakinya kesal lalu duduk di kursi dekat brankar Kafka. Setelah nyaman duduk Alin melipat kedua tangannya di depan dadu tatapannya menatap Kafka sinis.
"Senyum dong Sayang" ujar Kafka membuat Alin jantung Alin berdetak sangat kencang. Tadi saja ngomong nya gak ada lembut-lembutnya eh sekarang membuat jantung Alin gak baik.
"Cieee baper ciee"
Kafka memasang wajah menyebalkan sekarang.
Sabar Alin, tidak boleh emosi. Tunggu Kafka sembuh akan Alin sembelih lihat saja.
"Malah diem aja. Mau jadi patung lo?" ujar Kafka dengan nada tidak santai.
Tidak tahan dengan sikap Kafka yang minta di tampol. Alin hanya diam nafasnya naik turun tidak kuat dengan sikap Kafka yang sangat sangat minta di hajar. Orang sakit itu kalem, lah ini? Ngegas mulu kalau ngomong.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAFKA (New Version)
Teen FictionIni adalah cerita seorang cowok yang mempunyai tingkat kepercayaan yang tinggi. Nama nya Kafka yang mencintai gadis polos nan imut. Apakah Kafka akan selalu mencintai Alin?atau bahkan sebaliknya nya? Penasaran sama ceritanya?baca!