Jangan lupa vote sama komen ya guys!
Happy Reading!
"Mbuuu Akaf pulang"
Kafka celingukan mencari Ibunya, biasanya kalau Kafka panggil Ibunya itu langsung menyahut, mengapa ini tidak?
"MBU INI AKAF, IBU DIMANA!" Masih tak ada sahutan dari sang Ibu, Kafka memutuskan untuk pergi ke kamar untuk bersih-bersih. Mungkin Ibunya itu sedang mandi atau tidur.
Kafka berjalan menaiki anak tangga satu persatu lalu tak lama kemudian sampai di depan pintu kamarnya.
Kafka membuka kamar nya lalu tak lupa mengunci nya. Kamar dengan sudut ruangan warna abu-abu. Tertempel foto-foto Kafka di dinding. Terdapat kursi panjang di ruangan ini.
Kafka menghempaskan tubuhnya ke kasur empuk itu. Dirinya cape sekali hari ini.
"Cape banget gue hari ini" gumamnya.
"Mana males mandi lagi ah"
"Pengen mandi sih sebenarnya, tapi ya mager gitu, maunya tuh langsung seger" ujarnya pada diri sendiri.
"Cieeee yang udah punya pacar"
Kafka berjingkrak kaget ketika ada seseorang masuk ke kamarnya. Padahal kan Kafka sudah mengunci nya tadi.
"Kok Ayah bisa masuk sih?" Tanyanya.
"Kunci cadangan"
Ayah Kafka menghampiri putra satu-satunya lalu duduk di sebelah Kafka.
"Duduk sini Kaf" perintah Ayah Kafka, karena sekarang posisi Kafka sedang tiduran. Kafka mengangguk mematuhi perintah Ayahnya.
"Duh yang punya cewek"
"Apaan sih Yah" ujar Kafka ketus.
"Bawa dong ceweknya ke rumah"
"Buat apa?"
"Ya mau kenal aja. Ayah udah ada rencana mau makan di luar sama Ibu kamu. Nah sekalian aja kamu ikut terus ajak pacar kamu yah, biar kita sama-sama makan nya" jelas Pak Suhe.
"Ini Ayah beneran?" Ujarnya tak percaya.
Biasanya Ayahnya itu tidak pernah yang namanya mengajak Ibu nya atau Kafka makan di luar, katanya kita harus hemat, mending makan masakan sendiri. Seperti itu katanya. Paling-paling kalau mengajak Ibunya makan di luar di pecel lele saja. Memang ya Pak Suhe itu uangnya banyak tapi seperti orang miskin saja. Ya tidak ada bedanya sama anaknya.
"Beneran lah, rame-rame makan di luar aduh mantep tuh" ujar Pak Suhe.
"Makan di luar bukan di pecel lele kan yah?" Tanya Kafka, kan Ayah nya sering sekali mengajak Ibunya makan di luar di pecel lele, bukannya di Restoran.
"Enggak lah, Ibu kamu tuh suka marah-marah kalau di ajak ke sana, jadi bukan di pecel lele lagi, ini tuh makan di luar yang sehat liat aja deh nanti"
"Jangan lupa bawa pacar kamu juga ya? Kenalin ke Ayah sama Ibu nanti sambil makan-makan"
Perasaan Kafka jadi tidak enak, ah mungkin perasaan nya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAFKA (New Version)
Teen FictionIni adalah cerita seorang cowok yang mempunyai tingkat kepercayaan yang tinggi. Nama nya Kafka yang mencintai gadis polos nan imut. Apakah Kafka akan selalu mencintai Alin?atau bahkan sebaliknya nya? Penasaran sama ceritanya?baca!