9 (End)

4.5K 407 193
                                    

"If something seems too good to be true, it probably is"

.

Hari ini merupakan hari dimana Kakashi akan kembali ke kota. Tangannya dengan gesit dan lihai melipat baju dan menyusunnya dalam koper. Tak lupa mengabsen semua barang agar tak tertinggal.

Sebagai bentuk kesopanan kepada tuan rumah, Kakashi juga menyapu kamar dan merapikan kembali tempat tidur dan barang-barang yang tertata.

Ketika menyapu bagian kolong, Kakashi menemukan cutter yang sebelumnya ia bawa. Teringat kembali masa dimana malam pertama Naruto datang menemaninya. Dan malam itu pula yang menjadi langkah pertamanya untuk menghentikan aksi self-harm.

Bibirnya menyunggingkan senyum tipis. Tak mungkin ia bisa menjadi seperti ini jika tanpa Naruto. Cahayanya, sumber kebahagiaannya, harapannya. Meskipun pada awalnya, ketakutan mencoba menghasut Kakashi. Pada akhirnya ia luluh pada perasaan cinta yang lebih menguasai.

Cutter itu Kakashi taruh dalam saku. Ia berniat untuk membuangnya di perjalanan pulang nanti sebagai tanda bahwa ia sudah berhenti sepenuhnya dan akan mulai mencari cara lain untuk menyalurkan rasa sakitnya.

Ya. Pasti ada cara yang lebih baik. Cara yang tak menyakiti dirinya sendiri dan tak membuat sedih orang di sekitarnya. Kakashi yakin itu.

Tangannya menyapu peluh di kening. Kelelahan setelah membereskan ruangan yang ia tempati selama tiga bulan. Ruangan yang menjadi saksi bisu kisahnya bersama Naruto. Semakin Kakashi mengenang, semakin sulit saja untuk ditinggalkan. Tapi tak mengapa, waktu masih panjang. Ia akan kemari lagi untuk menghabiskan waktunya bersama Naruto lain kali.

Kakashi memutuskan mencari Naruto. Padahal semalam bocah itu tertidur kedinginan dalam pelukannya. Tapi syukurlah, sepertinya ia baik-baik saja karena pagi harinya Kakashi tak menemukan Naruto. Anak itu pasti sedang bermain di luar.

"Selamat pagi, pak." Kakashi menyapa Minato yang sedang menikmati apel dengan Kushina yang mengupasnya.

"Pagi, Kakashi. Kau akan pulang sekarang, ya? Maaf aku tak bisa ikut pulang denganmu. Masih ada beberapa hal yang harus kuselesaikan disini. Tetapi jangan khawatir, aku akan tetap mulai mengajar di hari Senin." Balas Minato ramah.

Kakashi mengangguk. Ia sudah membawa semua barang yang dibawa, bermaksud untuk berpamitan pada keluarga yang sudah memberikannya rumah selama liburan. "Tak apa, pak. Saya mudah mengingat jalan. Terima kasih banyak sekali lagi telah memberikan saya kesempatan berlibur disini. Saya tak tahu bagaimana harus berterimakasih. Kebaikan bapak sekeluarga akan selalu saya ingat."

Minato dan Kushina membalas dengan senyum ramah. "Aku senang jika kau senang, Kakashi."

"Sebelum pulang saya ingin bertemu Naruto, pak. Anak itu sedang dimana sekarang, ya?" Tanya Kakashi.

Wajah Minato dan Kushina terlihat bingung. Mereka berdua saling memandang tanpa suara.

"Kakaaaaak! Naru disini!" Tak lama suara teriakan bocah yang berteriak dari luar rumah mengalihkan atensi Kakashi. Ia berpamitan pada Minato dan Kushina untuk menyusul bocah itu.

Kakashi berlari dan mengangkat tubuh mungil bocah itu pelan, membawanya dalam gendongan. "Kau kemana saja, hm? Aku rindu padamu." Dikecupnya kedua pipi Naruto rindu.

Healing [KakaNaru]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang