KEKASIH GELAP

Semakin Membara

♠️ KEKASIH GELAP ♠️
        ===Jilid 4===

Aldebaran sampai di parkiran rumah. Ia langsung keluar dari mobil dan berlari kecil menuju kamar Reyna. Aldebaran terlihat panik dan khawatir. Reyna sudah terlelap dalam tidurnya, Elsa berdiri di ujung dinding kamar, mencoba memperhatikan sikap suaminya. Elsa terlihat sedih dan tidak menyangka suaminya akan ingkar janji. Keduanya ke luar kamar membiarkan Reyna untuk istirahat.

"Tega kamu Mas, Reyna menunggu cukup lama dan tiba tiba dia demam Mas," terang Elsa.

"Maaf, sayang, saya tadi tiba-tiba ada scene tambahan. Produser yang minta."

"Kamu punya handphone Mas, setidaknya hubungi aku dan kasih tahu lebih awal supaya tidak menunggu."

"Iya, saya salah. Saya minta maaf ya."

"Reyna kecewa sekali sama kamu. Untung Mas Nino segera datang dan periksa Reyna Mas."

"Nino? kenapa harus Nino, Elsa?"

"Mas Nino, kan, Dokter Mas. Lagipula tadi aku mau bawa Reyna ke rumah sakit untungnya, Mas Nino sedang ada di sekitar sini. Dia sedang chek pasiennya dan menghubungi aku."

"Iya, tapi lain kali langsung bawa Reyna ke rumah sakit, takutnya ada apa apa sayang."

"Reyna cuma demam, Mas. Kata Mas Nino dia harus banyak istirahat. Mungkin banyak pikiran. Anak sekecil itu memikirkan yanda nya yang nggak bisa habiskan waktu bersama."

"Ya Tuhan, saya sungguh menyesal Elsa. Saya minta maaf. Oke, saya janji besok kita hafe fun bareng, ya."

Aldebaran memeluk istrinya. Elsa tidak bisa berkata banyak, ia kesal akan tetapi mencoba memaklumi suaminya itu. Elsa sadar bahwa pekerjaan Aldebaran saat ini banyak menyita waktu mereka untuk bisa bersama. Rating drama yang mengharuskan semua kru standby di lokasi, membuat Aldebaran super sibuk. Mungkin hanya di akhir pekan mereka bisa berkumpul. Elsa coba tersenyum manis kala suaminya itu mengecup kening dan meminta maaf.

"Tolong, lain kali kamu nggak ulangi ya, Mas. Kasihan Reyna," seru Elsa.

"Iya, saya akan minta maaf pada Reyna."

Malam itu cukup membuat kelam dan gundah perasaan semuanya. Elsa mencoba menghilangkan kegundahannya karena sang suami sudah datang, namun di hati kecilnya merasa ada yang aneh. Bukan kali ini Aldebaran mengingkari janji, tidak biasanya seperti ini bahkan, Al termasuk suami yang selalu memprioritaskan keluarga. Elsa mencoba berdamai dengan pikiran negatif tentang suaminya. Ia menyenderkan kepala pada dipan ranjang, menatap Aldebaran yang sudah berada dalam alam mimpi. Wanita itu mengecup kening Al dengan penuh kelembutan.

"Makasih, Mas, kamu udah bekerja keras untuk aku juga Reyna," gumamnya.

♠️♠️♠️

"Kamu itu nggak bisa memuaskan aku, aku bosan sama kamu."

"Tapi tidak begini caranya, Mas."

"Kenapa? kamu keberatan?"

"Aku berjuang demi kamu demi anak kita."

"Alah, alasan. Buktinya kamu tidak bisa membahagiakan aku. Aku ceraikan kamu sekarang, kita bukan suami istri lagi Sofia."

"Tega kamu Mas Surya, hanya demi perempuan itu kamu ceraikan aku. Keterlaluan kamu, keterlaluan!"

Wanita itu memukul mukul dada Surya cukup keras. Surya hanya membiarkannya lalu mendorong cepat wanita yang tidak lagi menjadi istrinya itu hingga tersungkur dan jatuh. Surya tidak merasa iba bahkan ia lekas pergi tanpa menghiraukan tangisan dan panggilan wanita itu.

Sementara, sosok anak berusia delapan tahun mengintip dari balik dinding, ia melihat pertengkaran kedua orang tuanya dan merasa geram. Sesekali ia mengepalkan tangannya, ingin sekali berteriak namun, tidak akan ada yang mendengar dan simpati padanya. Mereka hanya peduli pada urusannya masing-masing. Seseorang meraih pundaknya. Gadis itu menoleh ke belakang.