♠️ Kekasih Gelap ♠️
=== Jilid 11 ==="Ni--no?"
"Hai Al, sedang apa kamu di sini? bukannya Elsa sudah pulang baru saja, Al."
"Begitu ya, mungkin sebaiknya saya."
"Pak, istri bapak menunggu di dalam," ujar suster yang meminta Al untuk masuk ke ruangan dokter. Nino semakin tidak mengerti, bagaimana suster menyebut istri sedangkan Elsa baru saja pergi.
Aldebaran akhirnya keluar dari ruangan dan Nino masih di sana. Sungguh sesuatu yang tidak bisa diterima. Al bersama Laura Andini gadis yang Nino lihat dulu. Nino melihat Al menggandeng wanita itu erat.
"Apa ini yang suster kamu sebut istri tadi, Al?"
Aldebaran hanya diam tidak menjawab. napasnya tersengal serasa berat untuk mengeluarkan kata kata dari mulutnya. Andin menoleh bergantian ke arah kedua lelaki yang ada di dekatnya saat ini.
"Iya, saya istrinya. Kenapa ya, Dok? Dokter kenal dengan suami saya?"
"Heh .... " Nino terkekeh dan tidak habis pikir.
"Pantas saja aku sempat curiga dan merasa ada yang aneh denganmu, Al."
"Maaf, dokter. Sepertinya kami harus pergi sekarang, mungkin lain kali dokter bisa mengobrol dengan suami saya," kata Andin yang kemudian meminta Al untuk segera pergi dari rumah sakit.
♠️♠️♠️
Di perjalanan, Andin menoleh ke arah Al yang terlihat tidak tenang. Andin menggenggam erat sebelah tangan Al, ia coba menenangkan.
"Apa dia teman kamu , Mas?" tanya Andin.
"Iya."
"Pastinya dia mengadu pada istrimu, aku yakin itu."
"Semua selesai Ndin, kalau Nino memberitahu Elsa tentang pertemuan kita tadi. Apalagi dia dengar kamu bilang kalau aku ini suami kamu."
"Kenapa, Mas? Itu benar, kan? Kamu calon suami aku, kita akan menikah."
"Tapi tidak secepat itu Laura Andini."
Mendengar itu Andin langsung mendengkus kesal dan tidak habis pikir dengan pemikiran seorang Aldebaran.
"Kamu masih ragu untuk nikahin aku, ya, Mas? Kamu nggak mau nikahin aku?"
"Saya tidak ingin berdebat, Ndin. Saya harus fokus mengemudi, jangan buat saya marah, tolong."
Sesampainya di rumah, Andin masih tidak bisa fokus. Dia merasa kesal dengan Al juga tidak mau berdebat. Andin hanya ingin kepastian tentang hubungannya yang sudah jauh itu, meski Andin tahu Al sudah menikah namun, tidak ada salahnya pula Al menikahi dan menjadikannya istri kedua, Andin tidak keberatan untuk itu. Sepertinya Al tidak sepemikiran dengannya, Andin pastikan Al harus mengikuti keinginannya untuk menikah dan tinggal bersamanya.
"Kamu harus sabar, Ndin. Saya minta pengertian kamu, saya tahu ini berat untuk kita, tetapi saya juga tidak ingin kita berpisah begitu saja. Ada anak saya di rahim kamu, anak kita berdua."
"Aku tidak mau kehilangan kamu, Al. Aku sangat mencintai kamu, aku tidak peduli statusmu atau apapun itu, yang aku ingin kita selalu bersama. Aku juga tidak peduli dengan karirku lagi, aku hanya ingin dirimu, Reiyn Aldebaran."
Al tahu ini salah, ia sudah bermain api dan bertambah megepul juga semakin panas. Di lain sisi, ia dalam karir yang sedang memuncak, tetapi Andin begitu mencintainya hingga rela berhenti sementara dari dunia keartisannya. Seperti Elsa dulu yang juga memutuskan keluar dari dunia akting setelah menikah dengannya. Al sungguh dilema, ia merasa sudah terlalu jauh, bagaimana jika suatu saat semua ini terbongkar oleh seseorang, apalagi Nino sudah melihatnya bersama Andin tadi. Hancur rumah tangganya pasti.
♠️♠️♠️
Esoknya, Nino pagi sekali berkunjung ke rumah Elsa. Elsa terkejut dengan kehadirannya yang tiba-tiba.
"Ada apa? kenapa pagi sekali kamu datang?"
"Ada hal serius yang ingin saya bicarakan Elsa."
"Reyna?"
"Bukan tentang Reyna, tapi Aldebaran."
Elsa penasaran dan meminta Nino masuk juga mulai menjelaskan semuanya. Setelah panjang lebar, Elsa merasa tidak percaya dengan apa yang di dengarnya dari Nino.
"Kamu bohong, kan? aku tidak percaya pasti itu salah paham."
"Tidak Elsa, gadis itu sendiri yang berkata kalau dia istrinya Aldebaran."
"Jadi menurut kamu, Al selingkuh di belakang aku dan menikah?"
"Entahlah, tapi bukan pertama kalinya aku melihat mereka di rumah sakit, bahkan kemarin sepertinya Al baru mengantar perempuan itu ke dokter kandungan."
"Apa?"
"Sepertinya perempuan itu hamil, Elsa."
"Aku tidak percaya, Nino, jangan mengarang cerita kau tahu Mas Al seperti apa?"
"Aku tahu, Elsa, aku tahu. Tapi kali ini aku pun tidak menyangka akan seperti ini."
"Aku butuh bukti terlebih dahulu, aku tidak mau nanya memegang ucapanmu saja. Aku sendiri yang harus membuktikan itu Nino, aku sendiri."
"Baiklah, aku hanya ingin kamu tahu apa yang sudah Aldebaran lakukan padamu, Elsa. Aku pasti akan membuktikan juga membantumu agar tidak dibodohi lagi."
Elsa duduk dan diam tergugu, hatinya seolah tercabik ketika mendengar Nino dan semua penjelasannya. Meski tidak ingin percaya namun, seolah hati kecilnya sudah terkoyak koyak karena kenyataannya memang waktu Al yang sedikit untuk bersamanya juga Reyna. Sikap Al yang selalu antusias jika pergi dari rumah ataupun sikap Al yang selalu mengesampingkan keinginan Reyna. Apa semua itu pertanda atau memang benar yang dikatakan Nino padanya.
♠️♠️♠️
Al mematut di samping jendela kamar, ia menatap ke arah luar dengan perasaan tidak menentu. Al yakin jika Nino pasti memberitahukan tentang pertemuan hari ini. Andin menghampiri dengan perlahan kemudian meraih tangan Al dan memegangnya erat.
"Maafkan aku, Al, aku tidak bermaksud membuat kamu marah atau membuat kamu tertekan."
"Saya tahu, Ndin."
"Aku hanya merasa sensitif sekali, apa hamil seperti ini rasanya. Tidak ingin berjauhan dengan seseorang yang kita cintai, ingin selalu di dampingi juga bermanja-manja menghabiskan waktu bersama." Andin semakin erat menggenggam tangan Al.
"Maafkan saya, ya, Ndin. Saya sudah membawamu sejauh ini."
"Tidak, ini keinginan kita berdua, aku tahu kamu pasti tidak ingin melepaskan istri juga anak kamu, Al. Aku tahu itu."
Mendengar ucapan Andin membuat Al semakin dilema.
"Tapi aku juga tidak mau kau pergi meninggalkan aku juga calon anak kita, sayang."
"Saya harus bagaimana, Ndin?"
Ungkapan Al terjeda belum ada jawaban. Andin mengembangkan senyuman manisnya dan menangkup kedua pipi Al lalu menatapnya lekat.
"Nikahi aku, Al, kumohon," pinta Andin lembut dan penuh harap.
Al memeluk Andin dengan erat, keduanya kini saling berpelukan satu sama lain.
♠️♠️♠️
"Apa?"
" .... "
"Kamu yakin?"
" ..... "
"Baiklah, saya tunggu kabar lainnya."
Surya menutup telpon setelah mengobrol dengan seseorang di tempat lain. Surya kemudian meletakkan ponselnya juga beranjak dari tempat duduknya cepat. Ia melangkah seraya membolak-balikan badannya tengah berpikir keras, tidak menyangka apa yang baru saja ia dengar dari seseorang yang menelponnya.
"Dia tidak mungkin keliru dan berbohong."
Bersambung ....
---😔😔😔---
#cerhal_aliyanthiHem, kita lihat respon Elsa di part selanjutnya ya. In Syaa Allah besok up😊🥰🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
KEKASIH GELAP
RomanceLaura Andini, hidupnya tidak seindah anak-anak yang lain. Harus hidup dalam keluarga yang broken home. Kerinduannya pada sosok sang ayah tidak pernah tersentuh. Menjadi sosok wanita mandiri adalah pilihannya. Tidak bergantung pada ibunya yang justr...