Chapter 17 : bukan awal

1.7K 382 134
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.


( Setengah chapter di hapus untuk kepentingan penerbitan )

"Apa kau sadar dengan apa yang kau lakukan pangeran? Apakah ini yang ayah mu ajarkan kepada mu?"

Harsa benar benar sudah kehilangan kesabaran untuk kali ini, ia tau apa yang terjadi namun mengapa pangeran di depannya tidak mau mengaku dan justru melemparkan itu semua kepada seorang omega yang berkedok adiknya.

William sudah angkat tangan soal ini, ia sudah tidak peduli lagi dengan apa yang Jayden lakukan kepada putranya yang satu lagi, Hanzel.

Bahkan Kenzo yang kini sedang mengandung seorang anak berakhir kembali ke istana nya sendiri karna terlalu muak dengan semua masalah yang sama pada kerajaan kakaknya.

"Apa peduli mu soal ini jendral?" ujar Jayden dengan anda santainya.

"Kau seorang calon raja VYGAR Jayden, kau tidak sepatutnya seperti ini! Dia adik mu Jayden sadarlah!"

"KALIAN LAH YANG HARUS SADAR! AKU MENCINTAI NYA DAN ITU AKAN SELALU TERJADI, KALIAN EGOIS DAN LEBIH MEMENTINGKAN DIRI KALIAN SENDIRI!."

PLAK

Tamparan kuat itu terasa sangat panas pada pipi Jayden, William menamparnya. Tatapan heran bercampur dengan kemarahan itu menatap tidak percaya kearah pangeran yang selama ini ia besarkan dengan pendidikan yang layak.

"Ini yang kau tunjukan sebagai penerus VYGAR Jayden?" tanya William.

"Ayah mu bertanya, jawab Jayden." ketus Harsa padanya.

"Hahaha menyedihkan, kalian selalu memojokkan diriku terus menerus atas kesalahan kalian sendiri, lihatlah ayah. AKU KORBAN KALIAN! KAMI KORBAN KEEGOISAN KALIAN!" teriak Jayden sembari mencengkram kuat kertas peta pada tangan nya.

"Menjijikan, kasihan, menyedihkan, semuanya ada pada dirimu pangeran. Bunuh lah anak mu sebelum ia lahir dan menjadi aib bagi VYGAR." perintah William dengan nada pelan namun penuh penekanan.

Deg

Jayden tidak bisa, ia masih memiliki hati untuk tidak membiarkan anak nya mati di tangan sendiri. Bagaimana pun juga Jayden masih memiliki hati nurani.

Ia menggeleng keras, dengan segera Jayden beranjak pergi dari sana.

"Ibu suri yang memulai ini semua William dan dia yang harus bertanggung jawab bukan Jayden."

Setelah mengatakan hal tersebut Harsa kembali terdiam sembari membawa jubah nya, ia pergi meninggalkan William yang kini hanya terdiam kaku di ruangan itu.

William sadar ini salah siapa, William tak tega jika harus membunuh darah daging putranya sendiri, ia sakit saat mengatakan bahwa anak yang dikandung oleh putranya adalah seorang aib.

"Apa yang harus aku lakukan ayah?"

Tidak ada satupun yang mau membantunya, Shan terlanjur membenci nya bahkan adiknya sendiri juga ikut membenci dirinya.

Sean sendiripun sudah enggan berhubungan lagi dengan dirinya, Sean memang egois namun ia lebih egois jika menyangkut tentang putranya dan lagi lagi William yang akan disalahkan.


"Semua berawal dari keturunan VYGAR yang terdahulu, lantas mengapa aku yang menerima pahitnya takdir ini?" geram William pada dirinya sendiri.

...

"Hazel?"

Hazel menoleh saat sebuah suara menginstruksi gerakannya, ia berhenti sejenak dari kegiatan meracik obatnya. Ia tersenyum kala Hanzel terbangun dengan keadaan sangat tenang tanpa adanya amarah lagi.

Dengan segera Hazel berjalan pelan kearah ranjangnya dan membantu sang empu untuk merubah posisi nya menjadi terduduk.

"Bagaimana keadaan mu? Kau perlu sesuatu?" tanyanya.

Hanzel tersenyum sembari menggeleng, sejenak ia terdiam dan menatap kosong kearah perut nya yang kini mulai membesar. Masa kehamilan seorang werwolf terpaut lebih cepat dibandingkan dengan masa kehamilan seorang manusia biasa.

Merasa tidak ingin jika Hanzel kembali merasa sedih, Hazel mengangkat tangannya dan mengusap perut buncit itu dengan sayang.

"Hey adik bayi disana, apa kau mendengar suara bibi? Apa kau tau bahwa kami disini sangat menantikan kelahiran mu bayi kecil..." ujar Hazel sembari mengusap sayang perut Hanzel.

Hanzel sedikit tersenyum kala Hazel mulai membawa tubuhnya masuk ke dalam pelukan hangat nya.

"Terkadang aku benar benar bersyukur mengapa dewi bulan bisa membawa ku kearah mu saat itu, kau yang selalu memberiku pelukan hangat kini saatnya aku yang memberimu pelukan ini Van. Kau tau kan bahwa aku sangat menyayangi mu? Aku tidak ingin kehilangan dirimu lagi." jelas Hazel sembari mengusap usap surai hitam Hanzel.

"Lalu bagaimana dengan bayi ini? Hazel kita satu darah asal kau tidak lupa..." tanya Hanzel.

"Aku tau, setidaknya biar kan dia lahir Hazel. Rasa sayang itu akan muncul secara perlahan lahan."




.

.

.

Hai hai gimana kabarnya? Semoga baik baik saja yaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai hai gimana kabarnya? Semoga baik baik saja yaa

Maaf kalau misal ada yang jijik sama incest dll, memang jalan alur nya IMPERIUM seperti ini yorobun

Ini masih panjang banget jadi jangan terlalu di bawa ke hati ngoghey

Kalian akan punya cucu gemoi
Laki laki / perempuan
??

Sorry for the typo, jangan lupa vote and komen yep

Ily guys

Salam manis 04s

IMPERIUM 2 [ TERBIT ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang