4

412 102 110
                                    

"Aaaaaa Pocky, Pocky!" Tasya berseru riang sambil membuka Pocky-nya. Stik coklat yang menyembul dari dalam sontak membuat senyuman cewek itu makin lebar saja.

Nathan menggeleng sekilas. Sebungkus Chitato ukuran jumbo dan sekotak susu Ultra Milk udah ludes ditelan Tasya dalam satu waktu. Tapi cewek itu masih melanjutkan ngemilnya? Yang benar saja! Bahkan Nathan yang melihatnya saja udah kenyang duluan!

"Nathan, mau Pocky?" tawar Tasya.

"Enggak. Nggak suka."

Bola mata Tasya membeliak lebar. "Aneh. Kok ada ya orang nggak suka Pocky?"

Lagi-lagi, decakan kesal lolos dari mulut Nathan. "Lo pikir semua orang harus nyamain seleranya kayak lo?"

Tasya menyengir. "Hehehehe, nggak juga sih!"

Nathan memutar bola mata malas. Selanjutnya Tasya memakan Pocky-nya. Sesekali badan dan kepalanya bergoyang seirama ketika sensasi rasa manis Pocky memanjakan indra perasanya.

Nathan menghela napas panjang. Cewek emang gitu ya?

"Nath, lo ngerokok nggak?" tanya Tasya tiba-tiba.

Nathan menoleh sekilas. "Nggak. Kenapa emang?"

Suara cekikikan Tasya menjadi balasan. "Hihihi, gue ngerokok tau!"

Mata Nathan membulat. Sedikit kaget dengan pengakuan Tasya barusan. Yang benar saja cewek yang terlihat kekanakan di sampingnya ini ternyata adalah seorang perokok?!

Dan begitu tatapan Nathan sepenuhnya tertuju pada Tasya, bahu cowok itu merosot. Tasya mengapit Pocky-nya dengan jari telunjuk dan jari tengahnya, kemudian menyelipkannya di antara kedua bibir. Lalu cewek itu berpura-pura seperti sedang meniup asap dari mulutnya. Nggak ketinggalan, Tasya juga memasang wajahnya dengan ekspresi tergarang yang dia punya. Namun bukannya terlihat sangar, justru terlihat konyol di mata Nathan.

"Hehehehe," cengir Tasya pada akhirnya.

"Sya.... Lo tuh ya---" Nathan berdecak.

Tasya seketika gagal untuk menahan ledakan tawanya. "Hahahaha. Lo lucu banget sih, Nath!"

"Berisik lo. Mendingan cepet abisin jajan-jajanan lo itu sebelum petugas bus tau lo makan di dalem bus."

Tawa Tasya melenyap. "Emangnya kenapa?"

"Bisa-bisa dirampas. Di bus nggak boleh makan jajan."

"Hah???" Mulut Tasya menganga maksimal. Lantas kedua tangannya memeluk erat tasnya yang berisi jajanan. "Ih, ngga mauuu."

Nathan tersenyum penuh kemenangan dalam hati. Sebenarnya dia cuma mengarang. Nggak ada juga peraturan yang melarang makan di dalam bus.

Bus SekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang