03

769 87 4
                                    

"Ma aku berangkat dulu ya." Ucap Namjoon sambil memeluk Soyoung dengan erat. Ini pelukan terakhirnya dengan Soyoung sebelum berangkat ke Seoul.

Setelah beberapa menit Soyoung dan Namjoon pun melepaskan pelukan mereka "Jaga makan dan minum mu sayang, kalau ada apa-apa langsung telpon eomma. Mengerti?"

"Baik eomma. Oh ya Gyeongmin mana?" tanya Namjoon tidak melihat batang hidung adiknya.

"Mungkin dia masih ti-" belum sempat Soyoung menghabiskan omongannya tiba-tiba muncul si anak bungsunya.

"Siapa bilang aku masih tidur? aku hanya menyiapkan diri untuk tidak menjatuhkan harga diriku dengan menangis di depan oppa ku yang tersayang ini."

"Ohhh... Ternyata Gyeongmin ku masih menyayangiku~" ucap Namjoon dengan nada mengejeknya.

"Siapa Gyeongmin mu? cihh" tanya Gyeongmin dengan ketus dan melototkan matanya.

"Sudah lah, kalian berdua selalu saja bertengkar."

"Oppa yang mulai." tunjuk Gyeongmin ke arah Namjoon.

Sebagai kakak laki-laki yang baik, Namjoon pun mengalah "Ya.. ya.. ya.. oppa yang salah."

"Kau tak ingin memeluk oppa untuk terakhir kalinya?" tanya Namjoon membuka kedua tangannya siap menerima pelukan dari Gyeongmin.

"Tidak." Jawab ketus Gyeongmin melipat kedua tangannya di depan dada.

"Oh yaudah.. Eomma aku berangkat dulu." Namjoon tau adiknya itu pasti sedang menahan tangisnya kerana sebentar lagi sudah tidak ada yang bertengkar, menolong nya mengerjai pekerjaan rumah, curhat tentang crush nya dan lain-lain sebab Namjoon lah yang selama ini ada bersamanya. Gyeongmin tidak mempunya ramai teman, kalau ada pun 1 atau 2 orang.

Gyeongmin yang mendengar itu pun berlari ke arah Namjoon dan langsung memeluknya "Oppaaaa!"

Yaaa pecah sudah tangisnya, dia sudah tidak tahan untuk mengeluarkan air matanya.

"Oppa jahat! kalau oppa sudah di seoul hik pasti oppa akan melupakan aku hik dan bersenang-senang disana hik. Dan pasti op-pa memiliki adik hik baru disana."

Namjoon yang mendengar itu menatap adiknya aneh "Oh ayolah Gyeongmin, oppa kesana untuk bekerja, bukan bersenang-senang."

Gyeongmin melepaskan pelukannya dan menepis air matanya "Yaa siapa tahu."

Soyoung hanya geleng kepala melihat tingkah anak ke-dua nya itu.

"Sejak kapan anak eomma ini menjadi dramatis sekali." Kata Soyoung ke Gyeongmin.

"Sejak oppa mempunyai pacar."

Namjoon yang mendengar itu membulatkan matanya terkejut dan langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat "Eomma! Gyeongmin bohong. Aku bahkan tidak ada teman perempuan!"

"Aishh aku hanya bercanda." Ucap Gyeongmin santai sambil menahan tawanya melihat Namjoon yang terkejut dengan apa yang dikatakannya barusan.

"Eomma sih tidak masalah kalau kamu punya pacar. Asalkan dia bisa menerima mu apa adanya. Yaaa tau sendiri lah bagaimana ekonomi keluarga kita." kata Soyoung sambil tersenyum.

Namjoon yang mendengar ucapan Soyoung pun memutarkan bola matanya malas "Ah sudahlah kalau bicara tentang ini sampai besok juga tidak akan kelar."

"Eomma aku pergi dulu takutnya aku ketinggalan kereta." kata Namjoon lalu memeluk Soyoung dan Gyeongmin.

"Ya sudah.. jangan lupa makan bekal yang eomma sudah siapkan." Setelah itu Soyoung pun mencium dahi Namjoon. Sebenarnya agak tidak rela melepaskan anaknya itu, tapi, dia sudah dewasa, biarkan dia membuat keputusannya sendiri.

"Ya baiklah. Gyeongmin selama oppa tidak ada di rumah jangan menyusahkan eomma, dan turuti semua perintah eomma. Kau mengerti?" Pesan Namjoon dengan wajah yang serius.

"Ai ai kapten." Jawab Gyeongmin dengan pose seperti  seorang tentara yang baru menerima arahan dari atasannya.

Soyoung ketawa dengan tingkah ke-dua anaknya itu. "Ya sudah sana kau pergi jangan sampai ketinggalan kereta."

Namjoon mengangguk dan langsung menyeret koper nya keluar. Dia memasukkan kopernya di dalam bagasi taksi setelah itu baru dia masuk ke dalam taksi tersebut.

"Telpon eomma kalau sudah tiba di Seoul." jerit Soyoung dengan gerak tangan sepeti orang yang lagi menelfon.

Namjoon yang mengerti langsung mengangguk sambil menaikkan jempol nya lalu melambaikan tangannya dari dalam taksi, Soyoung dan Gyeongmin yang melihat itu pun melambaikan tangan mereka juga ke arah taksi yang Namjoon tumpangi.

Melihat taksi sudah menjauh raut muka Gyeongmin langsung menjadi sedih "Oppa benar-benar meninggalkan kita."

"Sudah lah jangan bersedih, sekarang bantu eomma beres-beres rumah." kata Soyoung sambil menyeret Gyeongmin masuk ke dalam rumah.

Gyeongmin yang mendengar itu bukannya lega, malah makin sedih. "Ingat Gyeongmin kau harus turuti semua perintah eomma seperti apa yang di bilang oppa."  katanya dalam hati.























- - -




















Setelah 30 menit perjalanan akhirnya Namjoon tiba di Seoul. Namjoon keluar dari kereta sambil membawa kopernya.

Dia mencari Hoseok tapi tidak ketemu. Tiba-tiba ada yang memanggilnya dari arah belakang. Dia pun menoleh dan ternyata itu Hoseok.

"Hoseok!!" jerit Namjoon melihat Hoseok berlari ke arahnya.

Mereka langsung berpelukan seperti cewek-cewek yang lama tidak bertemu.

"Ahhhh Namjoon aku kangen banget!" ucap girang Hoseok.

"Aku juga!" ucap tak kalah girang Namjoon.

Mereka melepaskan pelukan dan melihat satu sama lain "Kau makin tampan saja Hoseok"

"Aku dari dulu memang sudah tampan" ucapnya bangga lalu menaik turunkan alisnya.

"Tapi Joon, kenapa kau kelihatan lebih cantik daripada tampan?" tanya Hoseok sambil berpose seperti orang sedang berfikir.

Pipi Namjoon langsung memerah mendengar perkataan Hoseok "Ah sudahlah kau membuatku malu. Ayo ke apartemen mu."

Namjoon berjalan meninggalkan Hoseok yang sibuk tertawa melihat temannya itu malu-malu kucing.

"Namjoon-ah tunggu aku!" jerit Hoseok mengejar Namjoon yang tidak terlalu jauh darinya.

Bagi kalian yang tidak tau, Namjoon dan Hoseok itu sudah berteman sejak lama. Mereka juga sekolah di tempat yang sama sebelum Namjoon memutuskan untuk berhenti sekolah. Namjoon dan Hoseok bahkan selalu mengasi kabar satu sama lain menggunakan telefon bimbit.



- - -



Setibanya di apartemen Hoseok mereka langsung melepaskan rindu mereka dengan saling bertukar cerita, saling menanyai kabar dan lain-lain kerana selama ini mereka hanya bicara lewat telefon bimbit, dan itu tidak cukup.

"Oh ya Namjoon, kau tidak kisah kan bekerja apa pun selama di Seoul?" tanya Hoseok.

Namjoon mengangguk sebagai jawapan "Asalkan itu tidak terlalu berat, mungkin aku bisa."

"Bagaimana kalau menjaga bayi yang berusia 7 bulan?" tanya Hoseok lagi.

Namjoon terkejut. Dia tidak pernah kepikiran untuk menjaga bayi. Terakhir kali dia menjaga bayi semasa Gyeongmin masih kecil. Dan itu sudah beberapa tahun yang lalu.















TBC




Chapter yang sangat membosankan bukan :) mana panjang beut lagi :)

Falling In Love with the BABYSITTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang