12. Jadikan Aku Wanitamu

817 103 84
                                    

Plak. Yn menampar Taehyung dan melayangkan tatapan tajam padanya. Sedangkan Taehyung hanya meringis dan kemudian tersenyum miring pada Yn.

"Apa kau pikir kau sudah hebat karena bisa menamparku?. Hahahahaha, lihat saja. Setelah ini, kau pasti akan memohon kepadaku untuk membantumu. Jadi jangan sungkan-sungkan menelponku jika kau butuh." Sahut Taehyung lalu menyelipkan kartu namanya di perpotongan leher baju Yn dan mengedipkan sebelah matanya pada wanita itu

Sedangkan Yn hanya bisa diam sembari menahan rasa kesalnya pada Taehyung. Karena percuma saja ia menampar lelaki itu kembali, yang ada telapak tangannya akan panas dan memerah.

"Kalau begitu aku pergi dulu. Dah adik tiriku." Pamit Taehyung, berbalik meninggalkan Yn dan tak lupa melambaikan tangannya sebagai tanda perpisahan

"Sialan kau Kim Taehyung." Gumam Yn penuh amarah, tak lupa juga ia mengambil kartu nama Taehyung yang masih tersimpan di perpotongan leher bajunya dan kemudian meremasnya dengan kesal

.

Di sisi lain, Seokjin tengah menenangkan sang bayi yang tengah menangis di ranjangnya menggantikan Yoonie. Sebab semalam pria tampan itu tak sempat membantu sang istri menjaga buah hati mereka setelah pulang lembur di jam 2 dini hari.

Ceklek. Pintu kamar mandi yang terdapat di dalam kamar tidur mereka terbuka, menampilkan sosok Yoonie yang baru selesai mandi dan langsung menghampiri sang suami berserta buah hatinya di ranjang.

"Seokjin, sebaiknya kau segera berangkat bekerja, biar sekarang aku yang menjaga Sena." Ucap Yoonie pada Seokjin, seduduknya ia di samping suaminya itu

"Ya sudah kalau begitu. Jika sesuatu terjadi padamu dan Sena, tolong hubungi aku ya." Sahut Seokjin, yang langsung dibalas anggukan mengerti dari Yoonie

Seokjin kemudian mengecup kening Yoonie serta Sena secara bergantian, dan setelah itu beranjak meninggalkan keduanya.

.

Seokjin mengemudikan mobilnya dengan kecepatan rata-rata. Tak berselang lama, ponsel Seokjin tiba-tiba saja berdering yang menandakan seseorang sedang menghubunginya.

Seokjin pun menyambungkan mengangkat panggilan tersebut dan menempelkan ponselnya di samping telinga kirinya, sedangkan satu tangannya sibuk memegang setir.

"Halo. Siapa ini?" Tanya Seokjin pada sang penelepon. Namun seperkian setelahnya, tak ada sahutan dari orang di seberang sana

"Jika ini hanya panggilan iseng, mohon tutup saja tel-"

"Lama tak mendengar suaramu." Sahut orang di seberang sana dan sukses menghentikan ucapan Seokjin padanya

"Jung Yn?. Apa ini kau?" Tanya Seokjin setelah mendengar suara orang tersebut

"Tenyata kau masih mengingatku ckck. Bagaimana kabarmu?, Apa kau tak menyesal membuangku setelah menghancurkan hidupku?" Sahut Yn sembari terkekeh pelan

Seokjin menyeringai kemudian memperbesar suara ponselnya dan meletakkan benda pipih itu di kursi penumpang sampingnya.

"Untuk apa aku menyesal?, Lagi pula aku cukup bahagia setelah menghancurkan hidupmu." Sahut Seokjin tanpa rasa bersalah sedikitpun dan Yn yang mendengar itu hanya bisa mengepalkan tangannya, menahan kesal

"Baguslah kalau begitu. Karena jika kau menyesal, aku mungkin akan sedikit lunak padamu." Ucap Yn dengan santainya dan kemudian mematikan sambungan telponnya secara sepihak

Yn meletakkan ponselnya di sampingnya, kemudian membaringkan tubuhnya di ranjangnya.

"Karena kau tak menyesal sedikitpun, aku juga tak akan menyesal jika nantinya kau benar-benar hancur Kim Seokjin." Gumam Yn penuh tekad

Dark MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang