13. Bermain

966 110 31
                                    

Mobil yang ditumpangi Yn dan Yoongi baru saja sampai di sebuah kediaman mewah yang berada di pusat kota. Sekeluarnya Yn dari mobil, ia mendongak dan menatap kagum rumah bertingkat tiga di depannya itu, sedangkan Yoongi hanya tersenyum bangga di sampingnya.

"Mulai hari ini dan seterusnya, kau akan tinggal di sini." Ucap Yoongi, mengalihkan pandangan Yn ke arahnya dengan ekspresi terkejut

"Apa hanya aku? Lalu bagaimana denganmu?" Tanya Yn yang langsung dibalas senyum simpul dari Yoongi

Yoongi menggeleng kecil dan menghadapkan tubuhnya ke arah Yn yang menunggu jawaban pastinya. "Tidak. Kita akan tinggal bersama setelah aku resmi mempersunting mu. Tapi sebelum itu, aku harus membuatmu menjadi orang yang pantas dulu."

"Maksudnya?" Tanya Yn tak mengerti

Yoongi tersebut simpul lalu menarik Yn untuk masuk ke kediaman barunya itu.
Semasuknya mereka, Yoongi langsung mengarahkan Yn ke kamar tidur dan kemudian mengunci pergerakan Yn di dinding kamar.

Yn pun tersenyum simpul setelah paham akan maksud Yoongi membawanya ke kamar. Ia lantas mengalunkan kedua tangannya di leher Yoongi dan membalas ciuman pria itu dengan melumat bibir atasnya, sedangkan Yoongi melumat bibir bawahnya lalu memasukkan lidahnya ke dalam mulut Yn.

"Emmm." Yn melenguh menikmati ciuman dan permainan lidah Yoongi dengan mata yang terpejam

Tak berselang lama, Yoongi melepaskan pautan bibirnya pada Yn dan kemudian menggendong wanita itu ke atas ranjang.

"Apa aku sudah boleh menyentuhmu?" Tanya Yoongi ketika dirinya sudah berada di atas tubuh Yn yang telentang

Yn diam, tak menjawab pertanyaan Yoongi, melainkan wanita itu menarik tengkuk Yoongi lalu mengecup bibir dengan cepat. Setelah ia mendorong pelan dada Yoongi dan bangkit dari pembaringannya.

"Apa kali ini aku ditolak lagi?" Tanya Yoongi, namun Yn hanya tersenyum tipis dan kemudian meninggalkannya ke kamar mandi

.

Di pantri kantor, Lini menyeduh segelas kopi. Sesudahnya, ia membuka satu kancing kemeja putihnya hingga belahan dadanya sedikit terlihat dan kemudian keluar dengan membawa segelas kopi yang di buatnya tadi.

Tak berselang lama, Lini memasuki ruang kerja Seokjin, menghampirinya lalu meletakkan kopi buatannya tadi di mejanya sembari menunduk - memperlihatkan tubuh atasnya yang sedikit mengundang perhatian Seokjin.

"Ini untuk tuan. Saya khusus membuatnya karena melihat tuan tadi menguap saat memeriksa dokumen penting." Jelas Lini, menegakkan tubuhnya dan setelah itu undur diri - meninggalkan Seokjin di ruangannya

"Apa gadis itu mencoba menggodaku?" Gumam Seokjin, memandangi pintu ruangannya yang ditutup Lini dari luar

Sedetik kemudian, Seokjin pun tersenyum miring lalu mencoba kopi buatan sekertaris barunya itu. "Terlalu manis."

Sedangkan di luar, Lini menyeringai sembari mengeluarkan bungkusan plastik kecil dari saku kemejanya.

.

"Mau apalagi kau kemari?" Tanya Yoonie pada Taehyung yang kembali bertamu di rumahnya walau ia sudah sering di usir olehnya

Taehyung mengangkat bahunya, kemudian berlalu masuk begitu saja - melewati Yoonie yang masih berdiri diambang pintu rumahnya. "Mau apa lagi, tentu saja membantumu menjaga anak kita."

"APA? Kau sebaiknya menjaga ucapanmu itu. Anak kita katamu? Kau sudah gila atau bagaimana? Sena adalah anakku dengan Seokjin." Sahut Yoonie dengan kesal, namun Taehyung tampak acuh dan malah berlalu masuk ke kamarnya

Yoonie berdecak kesal, menyusul Taehyung dan setelah itu terdiam kaku di ambang pintu kamarnya ketika melihat Taehyung yang asik bermain dengan Sena yang tampak senang akan kehadirannya.

Dark MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang