Chocolate 🔞

930 44 4
                                    

Warning : R18+ yang di bawah umur harap menjauh! Dosa ditanggung sendiri!

Warning 2 : PWP

Happy reading~ ❤️

.

.

.

Langit bertabur bintang menjadi saksi, di bawah cahaya remang-remang bulan purnama. Dua orang pemuda tengah bergerumul di atas tempat tidur. Napas terengah; wajah memerah; dengan tubuh berkeringat.

Melirik ke atas meja, senyum salah satu pemuda melebar. Ia menghentikan gerakannya, mendapatkan protes dari pemuda bermanik amber yang tengah terbaring di atas tempat tidur dengan tatapan berkabut.

"Sayang, bukankah cokelat ini sia-sia? Bagaimana kalau kita menggunakannya dengan bijak? Bukankah ini hadiah valentine darimu?" Amon mengambil cokelat berbentuk kucing dan memakannya. Ia segera mendekatkan wajahnya dan mencium Klein sambil menjilati cokelat yang meleleh di mulut keduanya.

Melihat Klein yang terlihat tidak puas hanya dengan ciuman, Amon dengan jahil menjentikkan jarinya pada benda yang tengah mengeras milik kekasihnya. Ekspresi Klein berubah, memelototi sang raven yang tertawa bahagia.

"Tidak secepat itu sayang, mari kita gunakan semua cokelat ini dengan baik dan benar~"

Dengan begitu, Amon dengan santai mengambil semua cokelat dan meletakkannya di tubuh Klein. Panas dari kegiatan sebelumnya, membuat cokelat meleleh membasahi kulit putih yang memerah seperti telur rebus.

Senang akan mahakaryanya, Amon menundukkan wajahnya dan mulai menjilati bagian menonjol di dada dan menghisapnya dengan keras. Mengundang desahan manis yang keluar dari mulut sang kekasih.

Klein meremas helaian ikal Amon yang sibuk memutar putingnya dengan lidah. Ia juga merasakan tangan satunya lagi yang ikut menarik dan memilin dengan cekatan. Gelombang kesenangan yang menggebu, membuat Klein bergerak gelisah. Mulutnya kering dengan mata terpejam. Pekikan sengau terdengar saat Amon mencubit dan menggigit tonjolan di dada dengan keras. Membuat tubuh Klein menggelinjang hingga benda di selakangannya telah mengeluarkan cairan.

Menjilati rasa cokelat yang tertinggal di bibir, Amon menyeringai nakal. Ia membawa beberapa cokelat dan memasukannya ke lubang di bagian selatan.

"Kamu!" Klein memekik, tubuhnya bergerak gelisah saat benda dingin yang cepat meleleh memasuki terowongannya yang sejak tadi telah mengerut dan membuka.

Amon mengabaikan protes Klein, dan menciumnya dalam. "Nikmatilah."

Mengerti bahwa protesnya tidak akan berguna di depan Amon. Klein cemberut, mengangkat kakinya untuk menginjak selakangan kekasihnya dengan wajah arogan. "Cepatlah!"

Tertawa atas ketidaksabaran sang kekasih, Amon memposisikan dirinya. Mata hitamnya menatap bagian tertentu yang telah ditutupi cairan cokelat. "Hm, itu membuang-buang makanan."

Klein yang berpikir jika kekasihnya akan segera memasuki dan menidurinya, berteriak. Ia meremas kepala Amon sambil menahan rangsangan yang diberikan pada bagian selatannya.

Sang raven menjulurkan lidahnya dan menjilati lubang di sana dengan penuh godaan. Lidahnya dengan lihai menusuk dan menjarah ke dalam. Klein terengah-engah, ia hampir melepaskan diri ketika Amon dengan kejam menghentikan gerakannya dengan senyum nakal.

Sebelum Klein memprotes, Amon dengan cepat mengangkat kedua kaki Klein dan memasukinya dengan keras.

"Ah!" Klein yang tiba-tiba dimasuki hingga yang terdalam memekik lalu mendesah panjang.

Begitu lubang yang lembut dan panas itu bersentuhan dengan miliknya, lubang itu langsung menghisapnya dengan rakus. Berkedut beberapa kali lalu meremasnya.

Amon & Klein: Samsara 🍀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang