Lord of the Mysteries © Cuttlefish that Loves Diving
.
Pertemuan
.
Pertama kali Klein Eggers bertemu dengan Amon adalah pada saat usianya lima tahun. Sang Ayah angkat yang sudah berteman akrab dengan keluarga mereka, kala itu datang berkunjung.
Selain beteman dekat dengan Tuan Sun, Azik juga telah beberapa kali melakukan kolaborasi dengannya. Pria berkulit tan itu memutuskan untuk mengunjungi teman lama seraya mengajak Klein kecil untuk bertemu dengan anak-anak Tuan Sun.
Iris cokelat muda itu mengerjap lebar saat melihat kediaman Tuan Sun yang sangat luas dengan gaya Rusia, berbeda dengan rumahnya yang bergaya Eropa. Di sepanjang koridor, ia melihat beberapa pria berkacamata memakai jas hitam layaknya agen rahasia di film-film. Otaknya yang cerdas mulai menspekulasi keadaan di sekitarnya. Ia hanya bisa menyimpulkan jika orang-orang berjas itu adalah beberapa bodyguard yang ada di rumah ini.
'Hee, sekaya itu kah hingga bodyguard-nya sangat banyak?' pikirnya heran. Langkah Klein terhenti ketika Azik berhenti di sebuah pintu besar dengan dekorasi mewah.
Ketika pintu terbuka, ia melihat seorang pria seusia ayahnya yang memakai jas mewah sedang menikmati teh siang, mengalihkan pandangan pada Azik, lalu menyapanya sambil tersenyum. Di sampingnya duduk seorang remaja dengan rambut pirang yang sedang duduk sopan menatap ke arahnya. Namun, yang menarik perhatian Klein bukanlah dua orang itu, melainkan seorang anak seusianya yang tengah memandangnya takjub lalu tersenyum girang seraya berlari menubruknya—
Huh?
Klein kecil meringis ketika tubuhnya terjatuh akibat dorongan bocah lain yang begitu keras. Matanya lalu terbuka dan mendapati bocah tadi, yang memiliki kacamata berlensa satu di mata kanannya, tengah menatapnya riang, lalu kembali memeluknya erat.
Bocah itu lalu menatapnya dalam diam, Klein kecil kebingungan dan hanya bisa memiringkan kepalanya lucu.
"Oh? Ini pertama kalinya seseorang diam saat aku memeluknya, biasanya anak lain akan marah, menangis atau memberontak. Namaku, Amon.” Bocah riang itu pun melepas rangkulannya masih dengan senyuman. Mata hitamnya terus tertuju pada Klein kecil yang masih linglung tak sepenuhnya memahami apa yang bocah di depannya bicarakan dalam pertemuan pertama.
Jadi pelukan itu hanya menguji apa yang akan dia lakukan selanjutnya? Sungguh anak yang aneh, Klein menatap bocah itu heran.
Melihat bocah di depannya yang sedang menunggu perkenalan, Klein pun mengedipkan matanya lalu berkata. “Klein Eggers.”
“Yeay, senang bertemu denganmu Eggers—Klein—“ Amon berpikir sejenak lalu menyeringai senang. “Senang bertemu denganmu, Xiao Ke!”
Itulah pertama kali Klein bertemu dengan bocah bernama Amon. Sejak saat itu, Ayahnya sering sekali mengajaknya pergi ke Chernobyl setiap hari libur panjang. Bahkan jika Ayahnya sibuk, Klein akan diantar oleh Ibu baptisnya Amanises, karena orang tua aslinya telah meninggal kecelakaan saat ia berusia beberapa bulan dan kebetulan diadopsi oleh Azik Eggers yang menginginkan seorang putra.
Amanises yang merupakan kerabat jauh dari Azik, memutuskan untuk menjadi Ibu baptisnya karena pria tua Azik sama sekali tidak memilih untuk menikah.
Ketika Klein bertanya pada sang Ibu baptis, Amanises hanya menjawab bila Amon saat ini tidak diperbolehkan untuk berteman dengan anak-anak seusianya. Makanya Azik dan Amanises berharap Klein mau menjadi teman Amon agar anak periang itu tidak kesepian.
Mendengar alasan Amanises, Klein pun mengangguk mengerti, pantas saja Amon begitu bahagia bila melihatnya datang berkunjung ternyata anak seperiang Amon tidak diijinkan untuk berteman dengan orang lain.
Klein kecil yang kala itu masih polos pun mengabaikan pertanyaannya mengapa Amon tidak diizinkan bermain dengan orang lain. Lalu menemaninya dengan senang.
Meskipun bocah berambut hitam itu sangat terobsesi dengan monocle di matanya; sering memainkan permainan yang aneh; bertanya hal random; bahkan membuat masalah besar di mana-mana hingga ia ikut terlibat dan dimarahi beberapa kali. Klein tetap senang karena ia bisa bermain dengan anak-anak seusianya.
Ayahnya yang sering bepergian dari tempat satu ke tempat lain, membuatnya kesepian dan sulit mendapatkan teman yang baik. Maka dari itu, Klein senang dengan kehadiran Amon.
Mereka bahkan sering bermain bersama sampai kelelahan dan tidur dengan saling berpelukan hangat.
Seiring berjalannya waktu, Klein dan Amon pun akhirnya memasuki bangku Taman Kanak-kanak. Klein yang tinggal di Inggris, entah kenapa mendadak pindah rumah ke Rusia. Sang ayah bahkan membeli sebuah rumah yang tak begitu jauh dari tempat tinggal Amon.
Amon yang mengetahui kepindahan Klein, tentunya langsung berlari ke arah Eggers muda sambil kembali memeluknya hingga mereka berdua terjatuh lalu tertawa bersama.
Seperti yang telah ia duga, dirinya dan Amon ternyata sekolah di tempat dan kelas yang sama.
Anehnya Amon yang awalnya terlihat senang melihat anak-anak lain, lambat laun menjadi dingin. Tidak mempedulikan mereka dan hanya melampiaskan kenakalannya di sekitarnya. Ia yang cukup terbiasa dengan keunikan temannya, dapat menerimanya dengan santai.
Sayangnya di mata anak lain, Klein seperti telah dipermainkan dengan tidak adil, bahkan ada beberapa anak yang 'menyelamatkannya' dari kenakalan Amon.
Kala itu Klein perlu menjelaskan pada teman-temannya kalau dia tidak keberatan dan telah terbiasa. Saat itulah, ia sedikit mengerti bagaimana rasanya memiliki anak lain yang menghawatirkannya. Ternyata perasaan itu tidak buruk.
Meskipun dia tidak terlalu pandai bersosialisasi karena pengalamannya yang minim, anak-anak di kelasnya sangat ramah dan baik hati. Mereka juga memperlakukan Amon dengan baik, hanya saja bocah raven itu menjawab ajakan mereka dengan kejahilan yang membuat seisi kelas kacau berantakan.
Sebagai satu-satunya 'teman' Amon, Klein berusaha membujuk bocah itu untuk tidak terlalu bermain berlebihan.
Mendengar bujukannya, Amon menatapnya lama. Lalu menundukan kepala dan terdiam.
Tidak tahan dengan keheningan Amon, lengannya mengelus rambut ikal Amon dan mengajak anak jahil itu untuk bermain sepulang sekolah, yang dijawab pekikan girang dan pelukan erat dari sang raven.
Ia yang masih kecil tidak begitu mengerti kenapa Amon tidak menyukai anak-anak baik hati di kelasnya, akan tetapi saat dia asyik bercakap dengan anak lain. Ia selalu melihat raut Amon yang suram dan menyibukkan diri dengan mainannya.
Kala itu Klein merasa apa yang Amon rasakan, saat itu dia juga sering sendirian karena tidak bisa beradaptasi dengan teman-teman barunya.
Maka dari itu, Klein kecil memutuskan untuk menghabiskan semua waktunya dengan Amon. Lagipula Ayah dan Ibu baptisnya telah memberitahunya untuk menjadi sahabat sang raven.
Karena teman baiknya kembali padanya, Amon terlihat sangat bahagia dan mulai membalasnya dengan kekacauan yang luar biasa. Bayangkan saja, semua barang di kelasnya telah menghilang dan digantikan dengan tema gagak hitam dalam semalam.
Melirik Amon yang bersenandung riang sambil menggenggam tangannya, Klein merenung. Ia hanya merasa kalau Amon telah melakukan sesuatu. Tapi segera mengalihkan perhatiannya karena sang raven telah menarinya dan berbisik sesuatu yang menarik.
Mendapati binaran senang di mata hitam Amon, Klein ikut tersenyum bahagia. Selama sahabatnya senang, Klein akan menemaninya. Toh, ia juga bahagia bisa bersamanya.
.
.
.
Thanks for reading~ ❤️
-Yoru[Finished : 18 Jan 2022]
[Updated : 24 Mar 2022]
![](https://img.wattpad.com/cover/294571353-288-k275827.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Amon & Klein: Samsara 🍀
Fanfiction[BL] Lord of the Mysteries FanFiction Blasphemer Amon x Klein Moretti . . . ["Tak ada yang tahu hasil dari permainan saat kedua orang terjerumus, tak bisa lepas hingga membuat candu yang berakhir dengan kegilaan."] . . . ⚠️WARNING!⚠️ Sebagian mengan...