Danitz adalah salah satu bajak laut antarbintang yang berlabuh di planet Bayam. Pria berambut pirang itu, ditugaskan sang kapten untuk mengikuti acara lelang yang akan dilaksanakan dua hari lagi. Menurut informasi kapten Edwina. Akan ada barang bagus yang patut dibeli. Dirinya langsung pergi ke sini untuk mengidentifikasi kebenaran benda mistis tersebut, sementara Kapten dan kru lain akan tiba besok malam.
Berjalan-jalan di ibu kota yang sebagian dipenuhi oleh Bajak Laut pembuat onar. Danitz dengan hati-hati memasang jubah di kepalanya seraya mencari beberapa tempat penjual informasi. Ketika ia menemukan gedung yang ia cari, dirinya segera membayar sejumlah uang dan senang karena benda mistis yang Edwina cari ada di pelelangan.
Dengan hati penuh kebahagiaan, membayangkan Kaptennya yang akan memuji pekerjaannya. Ia memilih untuk membeli beberapa larutan nutrisi mahal untuk mengisi perut kosongnya.
Entah ia bernasib baik karena berhasil dengan tugasnya, atau bernasib buruk karena tak sengaja bertemu dengan orang yang paling tak ingin dia lihat. Danitz langsung memutar tubuhnya untuk pergi sebelum terlihat.
Sayangnya, pria lain yang tak ingin dia lihat telah mengejar sambil memanggil namanya.
Danitz yang marah langsung berhenti, memaki karena pria itu seenaknya memanggil nama di daerah ini. Apa dia gila? Dirinya memiliki bounty di kepalanya. Jika tersebar, bukankah dia harus melarikan diri dari para pemburu hadiah?
Menarik kerah pria menyebalkan bernama Anderson, Danitz langsung berlari dari kerumunan yang telah memperhatikannya sambil berbisik-bisik. Dari ekspresi kerumunan yang menyeringai jahat, Danitz sudah tahu jika dirinya kemungkinan akan dikejar.
Anderson sialan!
Kenapa pria kenalan Kapten satu ini sering mengacau jika bertemu dengannya? Apalagi Danitz sudah tahu jika pria menyebalkan ini selalu memiliki nasib buruk. Jika saja Anderson tidak meneriakkan namanya, dia akan meninggalkan pria itu dan menjauh dalam radius ratusan kilometer, takut ikut terkena sial.
Sungguh, dengan nasib buruknya. Terasa aneh bahwa Anderson masih hidup sehat sampai sekarang.
"Dogshit! Bisakah kau tidak meneriaki namaku di depan umum! Kau tahu kalau aku memiliki bounty dan masih berani memanggil?" Danitz marah sambil menunjuk Anderson dengan raut kesal ketika keduanya sampai di tempat sepi di sisi kota.
"Ah? Itu reflek." Anderson menjawab santai, tersenyum tanpa dosa.
"..."
Danitz makin marah dengan jawaban Anderson, dia menggertakkan gigi lalu berbalik pergi. Semakin jauh, semakin baik. Dia tidak ingin ikut sial.
"Berhenti mengikutiku." Katanya seraya melompat ke arah gedung lain dan mencari penginapan.
Anderson berkedip sambil cengengesan. "Hei! Aku juga sedang mencari penginapan."
"Cari yang lain! Jangan mengikutiku!"
"Uh, tapi beberapa penginapan di daerah ini sudah penuh. Hanya satu yang tersisa di jalan xxx."
"..."
Dogshit! Kenapa nasibnya sial setelah bertemu dengan Anderson! Ah! Danitz tidak tahan!
Tidak punya pilihan lain, keduanya berjalan dan memasuki sebuah hotel mewah dan membayar kamar.
Untungnya mereka memesan kamar terpisah yang cukup jauh. Membuat Danitz merasa lega dan bersantai di atas tempat tidur, berniat untuk memberi tahu sang Kapten mengenai benda mistis lewat video call di AI-nya.
Baru saja Danitz ingin memanggil, seruan marah beberapa orang terdengar. Jemarinya kaku seketika, ia memiliki firasat buruk di hatinya.
Benar saja, sebelum ia bereaksi lebih jauh sebuah ledakan terdengar hingga dinding kamarnya runtuh bersamaan dengan sosok yang dikenalnya. Parahnya, selain dinding kamarnya, ledakan itu juga terus merambat ke sebelah kanan tempat Anderson terakhir mendarat.
Anderson yang malang dia terbang menabrak 3 dinding sekaligus.
Dogshit! Apa yang dia lakukan?!
Danitz yang tidak ingin ikut campur terpaksa berdiri dan mencari Anderson. Dia harus meminta kompensasi! Apalagi beberapa bajak laut juga masuk ke kamarnya mencari Anderson.
Melihat ke dinding di sebelah kamarnya, Danitz melihat Anderson yang mengerang lalu membeku. Wajahnya terlihat pucat sebelum berubah menjadi ekspresi kosong.
"!!" Danitz langsung menghentikan langkahnya, ia buru-buru menjauh dan bersembunyi di dekat pintu kamar. Ekspresi Anderson barusan seperti telah dirasuki, mengartikan bahwa ada Beyonder kuat di sekitarnya. Ia tidak boleh gegabah.
Melirik beberapa bajak laut yang mendekati Anderson. Danitz makin ketakutan ketika 6 orang itu juga mematung lalu tersenyum bersamaan. Mereka meraih sesuatu dari udara tipis dan memasangnya di rongga mata kanan.
Ya, semuanya memakai monocle!
DOGSHIT! Danitz langsung melarikan diri. Pemandangan menakutkan itu tak akan pernah ia lupakan dalam waktu yang lama. Aaah! Semuanya salah Anderson! Danitz berjanji bahwa ia akan langsung lari jika bertemu dengannya lain waktu! Ha! Itu pun jika petualang itu masih bisa hidup.
.
.
.
Klein yang melepaskan diri dari pelukan Amon, menatap beberapa orang yang telah memakai monocle di depannya. Ketujuh orang itu tersenyum bersamaan, dengan ekspresi sama, bahkan dengan monocle yang sama persis.
Jika saja Klein tahu jika Amon tidak akan menyakiti atau membunuhnya. Pemandangan ini pasti akan menjadi mimpi buruknya selama beberapa waktu.
"Kau tidak membunuh mereka bukan?" Klein menoleh ke arah Amon yang tengah menyentuh dagunya, seolah sedang berpikir.
"Klein ingin aku membunuh mereka?" Amon memiringkan kepalanya, bertingkah polos dengan kedipan lucu.
"Tidak, hanya saja ini pertama kali aku melihat kemampuan ini. Disebut parasit bukan?" Klein mengingat beberapa kemampuan di jalur Marauder. Di tahap awal kemampuan mereka memang tidak seberapa, tapi setelah di urutan tinggi. Itu sangat menakutkan, apalagi dapat menghasilkan klon dan merasuki semua orang dengan parasit.
Amon tidak menjawab, ia hanya melambaikan tangannya sampai beberapa kartu muncul di tangannya. Melihat benda di tangannya dengan bosan, Amon melemparnya ke sembarang arah dan menyuruh semua bajak laut itu untuk pergi.
Mengambil beberapa kartu yang dilempar Amon, Klein tertegun lalu melirik soulmate-nya tak berdaya. Kartu-kartu ini isinya semua koin bintang! Kenapa dilempar sembarangan!
"Ini lebih menarik." Amon memberikan 1 kartu emas pada Klein.
"Tiket lelang?" Klein menatap kartu itu sambil berpikir. Dia tidak merasa bersalah untuk mencuri dari bajak laut, hanya saja dirinya perlu mempertimbangkan apakah akan pergi atau tidak. Tujuannya utamanya pergi kemari untuk mencari pembunuh mantan Klein, bukan menghadiri lelang.
"Saudaraku yang menyelenggarakannya, bukankah bagus untuk pertemuan keluarga?" Amon tersenyum sambil menunggu reaksi Klein.
"Saudara?" Klein terkejut. "Kau memiliki saudara?"
Astaga satu Amon saja sudah menakutkan dan menjengkelkan. Lalu dia masih memiliki saudara? Seberapa menakutkannya itu?
"Kakakku."
"..."
"Ayo adakan pertemuan keluarga."
"..."
Amon menggaruk telapak tangan Klein dengan nakal, sebelum mendekatkan bibirnya ke telinga Klein. "Sayang, kapan kita menikah?"
"Ha?"
TBC
Hi, guys? Miss me? QAQ
Maaf, saya sangat terlena memainkan Genshin Impact jadi tidak memiliki mood untuk update :"))Saya tahu kalau saya tidak bertanggung jawab, saya hanya berharap bahwa rasa cinta saya pada MonKlein cepat kembali :"))
Terima kasih pada kalian yang sudah bersedia membaca fanfic saya ~ ❤️
Saya tidak tahu kapan saya bisa update lagi, jadi sampai jumpa lain waktu~
1 Maret 2022
[Published: 5 Des 2022]
KAMU SEDANG MEMBACA
Amon & Klein: Samsara 🍀
Fiksi Penggemar[BL] Lord of the Mysteries FanFiction Blasphemer Amon x Klein Moretti . . . ["Tak ada yang tahu hasil dari permainan saat kedua orang terjerumus, tak bisa lepas hingga membuat candu yang berakhir dengan kegilaan."] . . . ⚠️WARNING!⚠️ Sebagian mengan...