10th : Truth¹

309 61 5
                                    

"Junghwan?!" "Junkyu?!"

Seruan Jeongwoo berbarengan dengan Haruto yang mengucapkan dua nama pemuda yang kini terlihat menuruni tangga memecah keheningan di ruang tamu itu.

Jeffrey dan Lisa sontak juga memaku pandangan mereka ke arah tangga. Empat pasang mata itu terpaku pada dua sosok yang datang dengan mata yang sama-sama sembab dan memerah.

Junkyu menatap Junghwan disampingnya sekilas sebelum beralih menatap lurus pada Jeffrey.
"Maaf sebelumnya om jika saya terkesan ikut campur-

- tapi, apa om bisa menceritakan apa yang sebenarnya terjadi selama ini pada Junghwan?"

"Saya juga tidak bermaksud membela siapapun, karna seharusnya Junghwan tidak bersikap seperti tadi. Tapi saya juga mengerti apa yang Junghwan rasakan, dan mungkin kalian juga bisa mengerti"

Suara Junkyu kini lebih lirih meski masih tetap terdengar, "Om seharusnya juga tidak tetap diam, karena jika semuanya tidak coba mencari tau atau memberi tau apa yang sebenarnya terjadi di masa lalu, semuanya tidak akan pernah selesai"

"Jadi, kami mohon ceritakan apa yang terjadi agar Junghwan juga bisa mencoba mengerti"

Nada suara Junkyu jelas terdengar penuh keraguan dan segan, namun ia sangat ingin membantu pemuda disampingnya, Junghwan. Hanya ini lah hal yang bisa ia lakukan untuk saat ini.

Jeffrey memandang Junkyu yang menatap penuh harap padanya, netranya kemudian bergulir pada sang anak yang menatapnya dengan pancaran mata yang sulit ia pahami.

"Baiklah, papa akan menceritakan semuanya Junghwan. Papa tidak meminta kamu memaafkan papa setelah mengetahui semuanya nanti, papa hanya meminta kamu mendengarkan semuanya baik-baik"

 Papa tidak meminta kamu memaafkan papa setelah mengetahui semuanya nanti, papa hanya meminta kamu mendengarkan semuanya baik-baik"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Flashback

Jeffrey dan Roseanne, sepasang suami istri yang saling mencintai semakin diselimuti kebahagiaan saat dikaruniai seorang putra yang sangat tampan.

Evano Junghwan Sahasika, nama yang mereka berikan pada putranya, mengandung arti bahwa putra mereka adalah anak pemberani yang merupakan anugrah Tuhan yang paling indah.

Junghwan memanglah anugrah paling indah yang Tuhan berikan untuk keduanya, namun kehadirannya masih belum cukup untuk mengisi kekosongan diantara kebahagiaan mereka yang melimpah.

Kekosongan yang ada karna belum adanya restu sepenuhnya dari kedua keluarga mereka. Dua orang yang saling mencintai dengan tulus itu tak memperoleh restu dari kedua keluarga mereka, namun karena cinta yang begitu besar mereka memilih jalan untuk memperjuangkan cinta bersama.

Memutuskan menjauh dari keluarga masing-masing untuk membangun keluarga kecil yang mereka harapkan akan selalu bahagia.

Pernikahan mereka berjalan seperti yang keduanya harapkan, kehadiran seorang putra juga menambah keharmonisan keluarga kecil itu.

ESEDENSIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang