Junghwan berjalan gontai menuju kamarnya. Entah kenapa sejak ia sampai di rumah perasaannya terus tak tenang dan pikirannya selalu tertuju pada Junkyu.
"Ngapa muka lo kusut banget gitu Hwan?". Itu Haruto yang berujar saat dirinya berpapasan dengan Junghwan saat ingin menuruni tangga ke dapur.
"Gue, gak papa". Jawab Junghwan seadanya karena jujur saja hatinya sangat resah tapi ia belum tau apa sebabnya.
"Tapi lo tu kayak gak ada semangat Hwan. Kayak orang yang lagi khawatir. Lo kenapa sebenernya? Bukannya abis jalan ama Junkyu, kok pulang-pulang malah lemes"
Junghwan menghela nafas pelan, "Gue gak ngerti To, gue kepikiran Junkyu terus"
"Duh bucin banget lo Hwan. Baru juga lo dari rumahnya kan?"
"Hm. Tapi gue khawatir banget sama dia To, perasaan gue dari tadi gak enak. Apa gue ke rumahnya lagi ya?"
Haruto berdecak, "Gila lo Hwan. Ini udah jam 11, lagian si Junkyu juga pasti udah tidur"
Junghwan hanya terdiam, seberapa keras dia mencoba bersikap tenang dan tidak berfikiran buruk, hatinya justru semakin resah.
"Mending lo temenin gue nge-game aja lah Hwan". Ujar Haruto lagi lalu merangkul bahu Junghwan, membawanya berbalik dan berjalan beriringan menuruni tangga.
Junghwan hanya pasrah-pasrah saja mengikuti langkah saudaranya itu. Bahkan saat Haruto mendudukkan dirinya dan memberikannya konsol game, ia hanya tetap diam dan mulai bermain game bersama Haruto dengan malas.
Fokus Junghwan bukan ada pada game yang sedang ia mainkan. Beberapa kali Haruto menegurnya tapi Junghwan tidak peduli karna hati dan pikirannya resah. Junghwan sangat mencemaskan Junkyu entah kenapa, dan rasa itu semakin lama justru semakin besar.
Di sisi lain Junkyu yang terbangun karena merasa ingin ke kamar mandi mengerjab-ngerjabkan mata nya pelan. Perlahan netra gelapnya yang selalu bersinar mulai menyipit menyesuaikan cahaya yang menyorotnya.
"Aku ketiduran ya? Pasti Junghwan udah pulang". Batin pemuda manis itu.
Setelah merasa netranya bisa menerima cahaya yang masuk Junkyu meregangkan tubuhnya. Duduk dan menyenderkan punggungnya di kepala ranjang. Jujur saja matanya agak sulit di buka efek terlalu lama menangis tadi.
Saat baru menurunkan sebelah kakinya ke lantai, netranya menangkap presensi seorang wanita yang duduk di single sofa di kamarnya tengah menunduk.
Junkyu tau itu ibunya, Jisoo namun ia heran kenapa ibunya itu duduk disana dan sepertinya tertidur karena Junkyu hanya melihat ibunya diam dan nafasnya yang teratur.
Ia memutuskan untuk melangkah menghampiri Jisoo, sepelan mungkin agar suara langkah kakinya tak membangunkan ibunya yang tampak lelah itu.
Beberapa detik memperhatikan ibunya yang tertidur begitu tenang, Junkyu akhirnya kembali melangkah menuju kamar mandi, berniat menuntaskan hasrat buang air kecilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ESEDENSIES
Fanfic"Esedensies" Seseorang yang menyembunyikan luka dibalik senyuman. Evano Junghwan Sahasika dan Delana Junkyu Bagasditya, dua orang yang tak saling mengenal, namun sama-sama menyembunyikan luka mereka dibalik senyuman yang terlihat indah dan dibalik...