Warning!!!
Ini chapter khusus yang saya tulis untuk mewujudkan satu keinginan Junghwan yang belum sempat ia lakukan untuk Junkyu
Chapter ini bakal little bit mature? Sebenarnya gak akan mengarah ke hal yang 'terlalu mature' maybe just an intens kiss beetween them.
Jadi buat yang kurang nyaman dengan moments-moments semacam itu atau yang memang belum boleh baca bisa di skip aja karena ending sebenernya ada di chapter sebelumnya
Itu aja dari saya, bye bye 👋
.
.
.
.
.________________🐮🐨_________________
.
.
.
.
.Hari ini adalah hari terakhir Junkyu di rumah sakit.
Beberapa menit lagi pemuda manis yang sudah sepenuhnya sembuh itu akan kembali pulang ke rumahnya. Junkyu sudah sangat merindukan kasur kesayangannya, ia juga sangat merindukan sekolahnya.
Junkyu hanya duduk diam di sofa sembari memperhatikan mamanya yang membereskan barang-barang miliknya. Junkyu ingin membantu sebenarnya, namun Jisoo tak membiarkan putranya itu membantu sedikitpun.
Setelah hampir memaksa membantu karena Junkyu merasa ia sudah sangat sehat dan berakhir mendapat omelan sang ibu, Junkyu akhirnya pasrah saja. Pemuda itu hanya duduk sembari mengerucutkan bibirnya.
Junkyu kembali melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Angka disana sudah menunjukkan pukul 07.30, yang artinya sudah lebih tiga puluh menit dari waktu yang Junghwan janjikan.
Sebelumnya Junghwan memang berjanji akan menjemputnya jam tujuh pagi. Pemuda itulah yang akan mengantarkannya pulang ke rumah.
Namun sampai setengah jam berlalu Junghwan belum juga datang, membuat Junkyu mulai resah takut terjadi apa-apa pada pemuda itu.
"Mungkin aku telfon aja ya?". Tanyanya pada diri sendiri.
Junkyu kini sudah mengeluarkan ponselnya dan bersiap memencet satu kontak yang ia beri nama Precious Junghwanie tepat saat pemuda yang ia tunggu itu membuka pintu ruang rawatnya.
Junkyu kembali meletakkan ponselnya, netranya memperhatikan Junghwan yang terlihat berdiri di depannya dengan nafas ngos-ngosan.
"Maaf Kyu gue telat". Ujar Junghwan sembari berusaha menetralkan nafasnya setelah berlari tadi.
"Gak papa Junghwan"
Junkyu menyodorkan air mineral yang kebetulan ia punya pada Junghwan yang langsung diterima oleh pemuda itu.
Junghwan yang memang merasa tenggorokannya kering segera menenggak air mineral itu cepat.
Hal itu tak luput dari penglihatan Junkyu. Pemuda manis itu menatap intens Junghwan yang mengenakan setelan celana jeans, kaos tie dye berwarna biru, juga kalung yang melingkari lehernya. Sederhana, namun begitu mempesona membuat Junkyu terpaku selama beberapa saat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ESEDENSIES
Fanfiction"Esedensies" Seseorang yang menyembunyikan luka dibalik senyuman. Evano Junghwan Sahasika dan Delana Junkyu Bagasditya, dua orang yang tak saling mengenal, namun sama-sama menyembunyikan luka mereka dibalik senyuman yang terlihat indah dan dibalik...