19th : Surcease

382 52 25
                                    

Junghwan menarik gagang pintu ruangan Junkyu dengan sekali sentak. Membuat pintu itu terbuka dengan menimbulkan suara yang cukup keras.

Hatinya mencelos, air mata yang sejak tadi ia tahan kini akhirnya lolos, tak berhenti membanjiri pipinya. Jantungnya seakan diremat kuat dan berhenti berdetak saat itu juga.

Kedua netra Junghwan hanya menanap nanar ke depan, nafasnya seakan sesak kala melihat keadaan Junkyu disana. Ia bagai tak mampu menopang berat tubuhnya sendiri.

Tidak. Bukan kesedihan karena apa yang ia takutkan benar. Perasaan paling takutnya jika Junkyu tak mau membuka matanya lagi, saat ia tak bisa merasakan hembusan nafas Junkyu lagi.

Jantung Junghwan seakan berhenti berdetak karena luapan rasa syukur dan kebahagiaan teramat besar di hatinya. Rasa lega memenuhi rongga paru-parunya hingga membuat dirinya merasa sesak untuk beberapa saat.

Dua netra cokelat Junghwan yang tak henti mengalirkan air mata kini hanya mampu diam terpaku. Tubuhnya sama sekali tak bergerak, bibirnya masih setia diam membisu.

Junghwan hanya tak mampu mengalihkan pandangannya, dari seorang pemuda manis yang kini bersandar di headbed, menatapnya dengan mata berbinar, juga dengan senyuman yang begitu indah di wajahnya.

Senyuman yang sangat Junghwan rindukan. Binar mata yang sangat Junghwan ingin lihat kembali.

 Binar mata yang sangat Junghwan ingin lihat kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Junghwan?". Panggil Junkyu lirih namun tetap bisa didengar.

Junghwan memejamkan kedua matanya erat, berharap bahwa semua ini bukan hanya mimpi. Junghwan berharap saat ia membuka mata nanti, Junkyu akan tetap disana. Menatapnya dengan senyuman paling indah yang ditujukan untuk dirinya.

Junghwan membuka kedua matanya dan seketika itu air matanya kembali luruh namun seulas senyum terpatri begitu saja di bibirnya.

Ini benar-benar nyata, Junkyu-nya telah membuka kedua matanya setelah sekian lama. Junkyu-nya kini telah baik-baik saja.

"Jun-kyu?".  Beo Junghwan sembari melangkah sangat pelan menuju ranjang Junkyu. Pemuda itu bahkan tak sedetikpun berkedip, tak ingin Junkyu menghilang dari pandangan.

"Jun-kyu i-ni benar-benar nya-ta kan?".  Ucap Junghwan dengan agak terbata dan suara yang kini bergetar.

Junkyu, yang masih setia menyunggingkan senyuman mengangguk sekali.

Pemuda manis itu juga setia menatap wajah Junghwan yang dipenuhi air mata. Junkyu bisa melihat binar mata tak menyangka dan penuh rasa syukur dari kedua netra itu.

Junkyu juga bisa melihat tubuh Junghwan yang agak gemetar. Pemuda manis itu masih diam seraya semakin melebarkan senyumnya kala Junghwan hanya berjarak tiga langkah darinya.

Junkyu, seseorang yang begitu ditunggu kesadarannya itu  merentangkan dua tangannya. Menyambut kedatangan Junghwan dan mengkode pemuda itu untuk merengkuhnya.

ESEDENSIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang