13th : Truth²

304 54 4
                                    

Suasana yang tadinya cerah kini berubah saat langit mulai meneteskan buliran-buliran air yang semakin lama semakin deras, tepat ketika Junghwan mengantarkan Junkyu kembali ke rumahnya saat jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan malam.

"Hwan, mampir dulu aja ya?
Ini hujannya malah deres banget, takutnya susah buat liat jalan nanti, bahaya"

Junkyu menatap Junghwan penuh harap, netranya menyiratkan kekhawatiran jika pemuda itu ingin nekat pulang. Meskipun ia tak akan kebasahan karna menggunakan mobil, tapi jarak pandang akan sulit jelas jika hujan turun dengan deras seperti saat ini.

"Junghwan?!". Panggilnya pada Junghwan yang tampak melamun.

"Gimana? Mau ya mampir dulu, nanti kalau udah agak reda dan kamu mau pulang gak papa".  Lanjutnya dengan suara pelan di akhir kalimat.

Junghwan hanya mengangguk karena saat ini pikirannya dipenuhi beberapa hal. Tapi respon kecil dari pemuda itu sudah bisa membuat Junkyu menyunggingkan senyumnya.

"Ini mobilnya masukin aja ke garasi Hwan"

Junghwan tak berkata apapun hanya segera melajukan kembali mobilnya masuk ke garasi rumah Junkyu, lalu memarkirkan mobilnya, tak lupa mengambil boneka yang tadi ia letakkan di bagasi.

"Ayo Hwan"

Junghwan lagi-lagi masih diam sembari mengikuti langkah Junkyu memasuki rumahnya yang sepi. Ingatan Junghwan kembali terlempar pada kejadian saat ia pertama kali mengunjungi rumah berdominan putih ini.

"Tante Jisoo ada Kyu?"

Junkyu menoleh pada Junghwan sekilas sebelum menjawab, "Kalau sekarang gak ada Hwan. Biasanya mama pulang jam sembilan"

Setelah itu keduanya sama-sama terdiam, hanya melanjutkan langkah hingga sampai di kamar Junkyu. Sebenarnya Junkyu sempat ragu ingin membiarkan Junghwan mengikutinya hingga kamar atau membiarkan pemuda itu duduk di ruang tamu.

Tapi saat mengingat rambut Junghwan yang setengah basah karena menerobos hujan dari garasi sampai pintu rumahnya membuat Junkyu membawa Junghwan ke kamarnya, berniat meminjamkan handuk untuk pemuda itu mengeringkan rambutnya.

Tiba di kamarnya Junkyu segera melangkah menuju lemari pakaian. Mengobrak-abrik lemari berisi pakaiannya hingga tangannya menemukan benda yang dicarinya, sebuah handuk baru untuk Junghwan.

"Keringin rambut kamu dulu Hwan". Ujar Junkyu sembari menyodorkan handuk di tangannya kepada Junghwan yang saat ini berdiri bersandar pada meja belajarnya.

"Thanks Kyu". Jawab Junghwan.

Junghwan mulai mengusap rambutnya yang setengah basah, tapi netranya sesekali melirik Junkyu yang kini kembali mengobrak-abrik isi lemarinya mencari pakaian ganti.

"Kamu mau ganti baju juga Hwan?". Tanya Junkyu yang kini berdiri di depan Junghwan dengan tangan yang memeluk satu setel piyama bermotif kotak-kotak.

"Gak usah Kyu"

"Eum oke, sebentar ya Hwan. Kamu duduk aja gak papa, atau mau tiduran juga boleh"

Junghwan hanya mengangguk sembari meletakkan handuk yang selesai dipakainya di kursi belajar Junkyu.

Junkyu yang sudah menerima respon dari Junghwan akhirnya melangkah menuju kamar mandi. Meninggalkan Junghwan yang mulai melepas satu persatu kancing kemeja seragamnya dan melepaskannya, menyisakan kaos putih yang ia gunakan sebagai dalaman.

Junghwan mendudukkan dirinya di kursi belajar Junkyu, menelusuri setiap benda yang ada di atas meja dan setiap buku yang ada di rak baca. Netranya kemudian berhenti pada sebuah bingkai foto yang diletakkan terbalik, membuat Junghwan tidak bisa melihat foto yang ada disana secara langsung.

ESEDENSIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang