chp- 14 [Penderitaan]

201 30 3
                                    

Peringatan: Sedikit adegan kekerasan.













Desa Jieyu, desa yang terletak cukup jauh dari desa Niujie, desa yang penuh dengan orang-orang iri dengki, mengambil apa saja yang mereka inginkan, seperti mengambil beberapa tempat yang memiliki energi spiritual. Selalu merasa desa mereka lah yang seharusnya di hargai bukan desa Niujie, benar-benar buruk.

Satu tahun sebelumnya, desa Jieyu merampas pegunungan yang penuh dengan energi spiritual, membunuh orang-orang yang mencoba merebutkan kembali pegunungan itu.

Beberapa kali melakukan pertempuran dengan desa-desa lain, tetapi karena energi spiritual mereka terbatas, mereka mengalami kekalahan setelah menghadapi desa yang memiliki energi spritiual yang cukup banyak. Namun, beberapa bulan lalu tiba-tiba desa Jieyu benar-benar bisa melampaui desa Niujie, tidak hanya desa Niujie saja desa-desa lain pun juga.

Kegelapan menyelimuti mereka, hanya ada sedikit cahaya dari bulan di atas, melewati jalan setapak. Perjalanan yang cukup jauh.

Semilir angin berhembus menerpa wajah-wajah sekumpulan desa Jieyu di belakangnya dapat di lihat, Boruto melangkah pelan mengikuti mereka yang sedang tertawa bersama seolah berhasil mendapatkan apa yang mereka inginkan, dia menundukkan kepalanya dengan kedua tangan yang terikat di belakangnya.

Boruto menoleh ke samping, bola mata cerah itu tampak redup, sedih. dia menggumamkan beberapa kata, "Apa salahku? Apa salahku? Apa salahku?" suaranya terdengar lirih.

Hingga seseorang menegurnya, "Apa kau bisa diam? Kau itu memang salah untuk apa kau menanyakannya?"

Mendengar perkataan itu, orang-orang di seketar tiba-tiba tertawa kencang, "Benar, ucapanmu itu sangat benar Yuxi"

"Seharusnya dia memikirkan bagaimana saat dia sampai ke desa kita."

"Aku pikir dia akan mati, tapi lebih baik jadikan saja dia bawahan kita atau langsung saja menyiksanya setelah di desa."

Boruto mengabaikan perkataan-perkataan itu, menulikan pendengarannya. Saat ini, dia hanya memikirkan bagaimana orang-orang di desanya, ibunya dan adiknya.

Sepanjang perjalanan, hanya itu yang ada di kepalanya hingga membuat dirinya sedikit pusing, dirinya benar-benar lelah. Beberapa kali dia jatuh berlutut tetapi orang-orang di sekitarnya memerintahnya, "Huh, lucu sekali. Orang sepertimu bisa lemah juga ya, sebentar lagi kita akan segera sampai dan jangan menunda waktu kami, CEPAT BERDIRI DAN BERJALAN ATAU KAU INGIN MATI DI SINI?!"

Boruto mengerutkan keningnya merasakan sakit di kepalanya, tali yang mengikat tangannya itu segera di tarik, seorang pemuda berteriak di belakangnya, "Cepatlah berdiri orang lemah!"

Dengan tubuh yang gemetar, perlahan-lahan dia berdiri lalu berjalan dengan tertatih-tatih. Memejamkan matanya merasakan denyutan itu semakin lama semakin terasa.

Langit malam berangsur-angsur menjadi cerah. Boruto membuka matanya saat merasakan tubuhnya di gendong. Dia melebarkan matanya, "Shikadai, kau..."

Shikadai, "Jangan mengotori bajuku, turun!"

Dia segera turun lalu memandang ke sekitar, dia pun membatin, desa Jieyu benar-benar lebih indah di bandingkan desaku.

Rumah-rumah yang di hiasi dengan warna kuning cerah itu.

Sekumpulan orang itu segera menarik paksa Boruto membawanya ke ruangan besar juga luas tidak ada barang istimewa apapun hanya tiga cambuk dan satu tali yang menggantung di langit-langit ruangan itu. 

Boruto mencoba melepaskan genggaman pada tangannya itu dan dia bertanya, "Apa yang kalian inginkan?"

Shikamaru menatapnya lalu tersenyum miring, "Tentu saja menyiksamu dan membuatmu menderita, kau harus merasakan sakitnya saat menjadi kami di desa ini. Kau harus menanggunggnya."

THE ENDLESS SUN [mitsuboru] ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang