chp-16 [Penderitaan]

183 29 0
                                    

Peringatan:sedikit kekerasan.














Hutan yang berada di dekat desa Meiyou Mingzi ini terdapat banyak hewan liar di sekitarnya, banyak penduduk melakukan perburuan malam mereka di sini. Di kelilingi pohon-pohon pinus yang tinggi sekitar lima belas meter, duduk mengelilingi api unggun membakar hewan perburuan, mereka hanya mendapatkan tiga ekor kelinci.

Seharusnya mereka mendapat hewan buruan lebih banyak dari ini tetapi karena sudah sangat larut malam, mereka berhenti melakukan buruan dan membakar hewan buruan mereka, memakannya dengan tenang.

Boruto melirik sekilas Tsubaki yang memakan dengan tenang di sebelahnya, tampak ragu-ragu dia pun berkata, "Tsubaki ... apa kau tidak ingin mencari tahu siapa yang membunuh ayahmu?"

Tsubaki menoleh padanya, mengangkat alisnya seolah mengatakan 'untuk apa? Bukankah itu peristiwa lima tahun yang lalu?'

Boruto menghembuskan napas pelan, "Ya ... apa kau tidak penasaran? Apa kau tidak berpikir jika orang-orang desa Shejikyu yang membunuh ayahmu? "

Tsubaki menggelengkan kepalanya, "Tidak, ayahku sudah pergi dengan tenang di sana." Mengangkat kepalanya memandang langit malam di atasnya, tersenyum tulus.

Boruto melakukan hal yang sama, dia bergumam, "Selama aku berada di sini, aku berjanji akan melindungi kalian dengan nyawaku. Seperti apa yang aku lakukan saat itu."

Tsubaki berkata dengan lembut, "Jadi ... kau melamun karena memikirkan kami, Huangse?"

Boruto menatapnya, dia ingin memberitahu tentang luka di punggungnya ini, setelah lama berpikir, dia berkata pelan, "Sebenarnya ... luka di punggungku ini adalah sebuah letak kebaikan untuk menolong semua pendudukku, ini juga sebagai bukti bahwa aku telah merasakan apa yang mereka rasakan."

Tsubaki menyatukan kedua keningnya, menatap bingung ke arahnya, dia bertanya, "Mereka?"

Boruto mengangguk, "Ya, mereka mencambukku tanpa henti membiarkan aku merasakan penderitaan yang mereka alami, tidak memperbolehkan keluargaku untuk menyelamatkanku dan salah satu temanku menolongku dan menyuruhku untuk datang ke desa ini, walaupun dia adalah bagian dari mereka yang menyiksaku tetapi aku tahu dia tidak akan pernah tega untuk melakukan hal-hal yang menyakitkan."

Tsubaki melebarkan matanya, tampak terkejut mendengar hal ini, "Kau ... di cambuk? Tanpa ampun?" Dia terdiam dan membatin dalam hatinya, Pantas saja luka di punggungnya besar dan juga dalam.

Boruto tersenyum dengan tulusnya, "Walaupun seperti itu ... aku merasa lega bisa merasakan penderitaan mereka."

Tsubaki melongo, tak percaya dengan apa yang dikatakanya, "Kau ... Gila ya? Bukankah kau harus melakukan hal yang sama seperti apa yang mereka lakukan padamu? Dan mengapa ... kau terlihat senang?"

Boruto tidak menjawab tetapi dia berbalik bertanya pada Tsubaki, "Bukankah aku seharusnya memang merasa senang?"

Tsubaki menghela napas, "Huangse ... mereka itu hanya ingin membuatmu menderita."

Boruto menggelngkan kepalanya tampak menyangkal apa yang di katakan Tsubaki padanya, "Tapi aku tidak merasa seperti itu. Setidaknya ... aku bisa merasakan bagaimana penderitaan mereka selama ini."

Tsubaki mengusap punggungnya pelan, "Terserah kau saja, baiklah. Ayo kembali."

Boruto mengangguk, dua orang itu bangkit berdiri dan berjalan bersandingan dengan Boruto yang menarik ujung pakaian Tsubaki, walaupun dia terlihat seperti tidak terkalahkan. Namun, Uzumaki Boruto ini tetaplah takut dengan hal-hal seperti hantu.

Sepanjang perjalanan dua orang itu tidak mengeluarkan suara sama sekali, hanya fokus dengan apa yang ada di sekitar mereka.

Tsubaki tiba-tiba menghentikan langkahnya, menoleh ke arah Boruto, "Huangse, bagaimana jika kita berburu mayat saja?" Sambil mengangkat alisnya.

THE ENDLESS SUN [mitsuboru] ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang