chp- 15 [Penderitaan]

179 30 2
                                    

Desa Meiyou Mingzi, desa dengan rumah-rumah bewarna coklat, dengan sedikit penduduk yang tinggal.

penduduk desa ini selalu mengolah berbagai macam alat-alat yang terbuat dari kayu dan besi, terkadang  dari desa yang memiliki kasta tertinggi pun berkunjung ke desa ini, membeli atau melihat berbagai macam alat-alat dan yang paling utama adalah sebuah pedang kecil.

Pedang kecil kayu yang berukuran lima belas hingga tiga puluh senti terpampang di dinding-dinding gerbang, itu hanya sebagai pajangan di sana.

Boruto menengadah sedikit, "Desa yang unik, apakah di sini ada danau? Aku ingin menangkap ikan."

"Di sini tidak ada apa-apa, hanya tumbuhan hijau yang bisa kau makan." Suara gadis remaja menjawabnya.

Boruto mengerutkan keningnya, "Benarkah? Padahal aku ingin menangkap ikan dan memakannya."

Gadis itu menarik pedangnya lalu berjalan mendekati Boruto yang masih tetap menghadap ke depan. Tetapi, sebelum dia mengarahkan pedangnya untuk memenggal kepalanya, Boruto tiba-tiba saja berbalik dan menubrukkan pedang miliknya pada pedang gadis itu.

Boruto tersenyum, "Kau ingin membunuhku ya? Seorang gadis cantik sepertimu seharusnya berada di rumah dan memasak."

Gadis remaja itu menatapnya tajam, dia menyerang menggunakan pedangnya.

Boruto memblokirnya dan membalas serangannya dengan santai, "Ternyata kau memang benar-benar membunuhku."

Gadis itu semakin gesit menyerangnya tetapi Boruto selalu memblokir pedangnya dan menyerangnya balik. Gadis itu pun melompat mundur menjauh darinya, menyarungkan pedangnya, "Ya, aku ingin membunuhmu, tapi untuk sekarang mungkin tidak."

Boruto, "Kau sungguh gadis yang baik hati, perkenalkan aku Huangse. Aku ingin tinggal di desa ini, apakah bisa?"

Gadis itu berkata, "Huangse? Apa itu karena rambut kuningmu?"

Boruto, "Benar, apakah aku boleh tinggal di sini?"

Gadis remaja itu menatapnya dengan tatapan penuh kecurigaan, "Apa kau orang baik?"

Boruto menyarungkan pedangnya lalu tersenyum, "Apakah aku terlihat seperti orang yang melakukan kejahatan?"

Gadis itu menggeleng, "Aku pemimpin di desa ini."

Boruto memandang takjub, "Kalau begitu, izinkan aku untuk tinggal di desamu?"

Gadis itu berjalan mendekatinya, dia mengepalkan tinjunya lalu memukul perut  Boruto, setelahnya dia berkata santai sambil menepuk kedua tangannya, tersenyum miring, "Baiklah kau boleh tinggal di sini." Dia berjalan meninggalkan Boruto.

Boruto membungkuk, memegangi perutnya, sepertinya gadis ini memukulnya terlalu berlebihan, dia meringis, "Gadis ini, di cambuk tanpa ampun dan sekarang ..."

"Hahahaha, kau sungguh payah."

Boruto mengerutkan keningnya, "Ada yang aneh."

"Apa yang aneh?"

Boruto melihat ke sekitar tapi dia tidak menemukan apa-apa.

"Aku di bawah."

Setelah mendengar itu dia pun menundukkan kepalanya menatap seekor ular putih di samping kakinya. Dia berjongkok lalu memandang ular itu, "Kau bisa berbicara?"

Ular itu menatapnya, "Tentu saja."

Boruto, "Kau kemana tadi saat gadis itu menyerangku?"

Ular itu menjawab, "Aku bersembunyi."

Boruto memegang kepala ular itu lalu menggoyang-goyangkannya.

"Jangan menggoyang-goyangkan kepalaku bodoh, itu membuatku pusing." Kata ular itu.

THE ENDLESS SUN [mitsuboru] ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang