chp - 21 [Jiwa yang kembali]

267 32 6
                                    

Setelah berjalan cukup jauh, akhirnya mereka sampai dan berdiri tepat di depan rumah kayu itu. Shisui juga Boruto segera membuka pintu dan masuk ke dalam di ikuti juga dengan yang lainnya.

Kawaki yang sudah berada di dalam rumah itu pun segera mengumpulkan jerami, dia ingin segera menurunkan Inojin dari punggungnya, sungguh Inojin sangat berat.

Setelah merapikan beberapa jerami itu, tiba-tiba saja Kawaki melempar Inojin dengan kasarnya di atas jerami itu, setelahnya dia pergi, duduk santai dengan punggung yang bersandar pada dinding rumah kayu itu lalu memejamkan matanya.

Inojin meringis sakit, "Kawaki! Kau sungguh bodoh, bisakah kau meletakkanku dengan baik!"

Kawaki bersuara, "Diamlah Inojin, seharusnya kau berterima kasih kepadaku karena aku telah menggendongmu di sepanjang jalan!"

Inojin hanya memutarkan bola matanya, "Ya, ya, terimakasih!"

Boruto yang berada dekat dengan mereka pun tertawa kecil, "Ucapan terimakasihm itu sungguh tidak ihklas Inojin."

Inojin menatapnya, "Yang terpenting aku sudah mengucapkannya, lebih baik kau pergi dari hadapanku, aku ingin istirahat!"

Boruto melambaikan tangannya, "Baiklah, Baiklah, selamat beristirahat Kawaki,Inojin."

Kawaki, "Mn."

Inojin, "Iya."

Boruto memutar balik dan menatap Mitsuki, Shisui, dan satu orang yang masih terbaring dengan wajahnya yang terlihat putih pucat itu. Dia sedikit berjalan mendekat, dan duduk di samping Mitsuki. Dia berbisik, "Mitsuki! Apa kau ingin memulai ritualnya?"

Mitsuki menoleh sebentar, menatap iris mata milik Boruto dan berdeham, "Mn."

Boruto mengangguk, "Baiklah, lakukan."

"Mn."

Shisui yang berada di hadapan mereka pun hanya bisa menghela napas dan bergumam dalam hati, "Apakah dia ingin terlihat sebagai pria jantan karena menjawab dengan berdeham saja?"

Boruto menatap Shisui lalu bertanya, "Mengapa?"

Shisui menggeleng, "Tidak, tidak, baiklah apakah bisa di mulai? Aku tidak sabar ingin melihat Itachi kembali."

Boruto berseru, "Begitu juga aku."

Mitsuki mengeluarkan bunga kehidupan itu dan meletakkannya tepat di dada putih pucat milik Itachi, dia segera mengambil sikap bermeditasi dan merapalkan beberapa mantra.

Setelah beberapa lama, Mitsuki pun membuka matanya dan meletakkan tangannya tepat di atas bunga itu, Seketika itu juga percikkan bewarna biru terlihat, bunga kehidupan itu perlahan-lahan terlihat masuk kedalam tubuh milik Itachi, dan tenggelam dalam tubuh Itachi.

Saat itu juga, angin berhembus dengan kencangnnya hingga membuat pintu rumah kayu itu terbuka dengan lebarnya, membuat Inojin juga Kawaki merasakan hawa dingin. Ketika Kawaki hendak menutup pintu itu tiba-tiba saja Mitsuki sedikit berteriak, "JANGAN KAU TUTUP PINTU ITU!"

Kawaki memundurkan langkahnya, "Baiklah, baiklah."

Dan setelah mereka merasakan angin kencang juga hawa yang dingin seperti es, tiba-tiba saja sebuah benda kecil seperti salju dengan warna putih yang sangat cerah masuk ke dalam rumah kayu itu. Di saat bersamaan, hawa dingin juga angin yang berhembus kencang itu seketika hilang.

Benda kecil itu terlihat sangat banyak, sepertinya itu jiwa yang sudah hancur berkeping-keping. Mitsuki sedikit bersiul memanggil kepingan kecil yang melayang-layang disana, setelah mendengar siulan itu, kepingan kecil itu pun segera menghampiri Mitsuki.

THE ENDLESS SUN [mitsuboru] ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang