❝Tidak ada yang tau bagaimana takdir bermain, kita hanya harus menerima dan menjalaninya.❞
-Line Of Destiny
__________________✧✧__________________
Bab 16
Cemburu itu apa?
Happy Reading
▽▽▽
Area sekolah masih terlihat ramai karena bel pulang baru berbunyi beberapa menit yang lalu. Saat ini Nara tengah berada di halte depan sekolah sembari menunggu Eksa yang tadi mengajaknya pulang bersama. Nara tidak sendiri, di sana ada beberapa murid yang juga tengah menunggu jemputan. Hanya saja, Nara tidak mengenal mereka. Nara menoleh ke belakang. Niatnya ingin duduk saja karena Eksa tak kunjung menampakkan diri. Tapi baru selangkah, sebuah suara berhasil membuat tubuhnya membeku.
Nara sontak membalikkan badan. Kedua matanya melebar ketika mendapati sebuah motor yang sudah tergeletak di pinggir jalan. Dan juga pengendaranya yang tengah merintih kesakitan. Sementara motor lainnya terlihat seperti melarikan diri. Semua orang tentu panik, mereka dengan segera menghampiri pengendara itu. Membantunya untuk berdiri, tak terkecuali dengan Nara.
"Bawa ke halte aja," celetuk Nara yang langsung di setujui oleh orang-orang di sana. Kecuali... dia.
"Gak usah." Suaranya. Nara merasa familiar dengan suara itu. Tapi, dia tidak ingat sama sekali. Ketika laki-laki itu mendongak, barulah Nara menyadari. Laki-laki itu memang pernah bertemu dengannya sebelumnya.
"Lo?"
Cowok itu terlihat susah payah untuk berdiri, di bantu oleh bapak-bapak yang tadi baru saja menepikan motornya. Cowok itu tersenyum canggung pada semua orang di sana. Dia mengucapkan terimakasih karena mereka sudah membantunya. Meskipun mereka semua dari tadi sudah ngomel-ngomel gara-gara pelaku yang menabraknya melarikan diri. Tapi cowok itu meyakinkan bahwa dia tidak apa-apa. Alhasil mereka memilih untuk kembali setelah memastikan cowok itu benar-benar baik-baik saja. Lalu matanya kembali menatap Nara, yang sama sekali tidak beranjak.
Mata Nara menyipit. "Lo si Buku Fisika itu kan?" tudingnya.
Cowok itu terlihat mengerut. Hanya sebentar, karena setelahnya dia seperti baru paham dengan apa yang dibicarakan oleh gadis di hadapannya itu.
"Bisa-bisanya kita ketemu lagi." Gumam Nara, terlihat sedikit kesal ketika mengingat kejadian di Gramedia beberapa hari lalu.
"Tapi lo gak papa kan?" tanya Nara.
Cowok itu hanya mengangguk samar.
"Ya udah. Hati-hati bawa motornya, apalagi di jalan raya kaya gini. Banyak oknum yang gak bertanggungjawab, kalo gak mau kenapa-napa, ya harus jaga diri." Entah kenapa, Nara tiba-tiba jadi cerewet begini. Padahal orang di depannya, bisa di bilang asing untuknya. Meskipun pernah bertemu, mereka jelas tidak saling mengenal. Sebelum cowok itu mengulurkan tangan padanya.
"Kenzo."
Nara mengangkat alisnya. "Nama lo?"
Cowok itu berdeham, mengiyakan pertanyaan Nara. Sementara Nara kembali mencibir. "Gue kira nama lo Fisika. Btw, nama gue—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Line Of Destiny
Kısa HikayeCinta beda agama? Kalimat itu tentu sudah sering kalian dengar, sama halnya untuk Antariksa dan Shenara. Sudah menjadi makanan sehari-hari, mereka kerap sekali di cerca berbagai pertanyaan tentang hubungan keduanya. Tidak sedikit yang menentang hub...