ㅡTypo Tandain!🌙
Hamparan biru gelap langit malam ini menemani perempuan penyuka cahaya rembulan di balkon kamarnya. Bersama dengan lantunan lagu dari playlist favoritnya berhasil membuat si bungsu Wiratama terpaku menatap satu bintang disamping rembulan terang diatas sana.
Matanya terpaku pada benda langit, namun pikirannya masih setia memikirkan bagaimana nasib dirinya sendiri.
Dikepalanya terisi wajah teman temannya yang menampilkan ekspresi bermacam macam saat melihat perubahan sikap dirinya seminggu terakhir ini. Tak ada yang bisa membuat Giselle terbuka dengan keadaannya sekarang.
Mungkin sudah terlalu lama Giselle membuat kesalahan dengan mengabaikan teman temannya selama satu minggu ini karena tak mau dikasihani.
Walaupun hanya sekedar menyapa Giselle lebih memilih hanya menunjukan senyum datar menanggapi semua yang teman2nya lakukan.
"menurut kalian gimana? kepala gue pusing banget kalo terus terusan menghindar dari mereka. Tapi, gue nggak mau kalo terus terusan bikin mereka ikut kepikiran masalah gue" Giselle menatap dua benda langit diatasnya yang menjadi teman berbincang dimalam ini.
"huh" sudah lebih dari sepuluh kali hembusan nafas kasar keluar setelah rentetan kalimat pertanyaan yang tadinya tersimpan didalam otaknya ia keluarkan saat berbincang dengan kedua benda langit diatas.
Kepala yang bersandar pada kursi kini menunduk menatap roomchatnya yang masih saja ramai, dan pembahasan yang tak jauh dari ;giselle dimana?; udh makan?; mau makan ga? gue ada spay; besok gue jemput?; etc.
Kepalanya kembali bersandar dan kini memilih untuk memejamkan matanya menikmati semilir angin yang baru saja berhembus yang berharap menghilangkan beban sang penikmatnya.
"harus gue selesain! gue nggak bisa terus terusan gini kan?" Matanya kembali terbuka menatap bulan yang bertengger diatas sana bersama bintang sang pendamping, seperti telah memantapkan hati dan berharap mendapat persetujuan dua benda bercahaya diatas sana, Giselle tersenyum kecil dan mengangguk.
"resiko ditanggung penumpang! gue yang harus selesein, lebih cepat lebih baik. Terserah mereka mau anggep gue apa, gue terima kalo mereka milih buat lost contact sama gue" senyum tipisnya tak hilang usai mengetikan sesuatu diponselnya.
"everything has to be done right?"
• • ༚ • •
Senyum cerah tercetak jelas di wajah 4 pemuda yang kini sedang duduk di ruang vip dari cafe yang sudah dipesan spesial oleh pemuda berjaket jeans yang duduk ditengah tengah mereka. Berbeda dengan si pengajak mereka yang malah was-was dan menampilkan raut khawatir dipojok ruangan.
"jadi kita mau ngapain sampe booking satu cafe padahal yg dipake cuma ruang vip?" tanya Rega menatap malas Naren yang sedang membenarkan gelas yang tertata dimeja.
Giselle menatap keempatnya merasa tak enak jika dirinya malah merusak suasana yang telah dirancang oleh Naren.
"neng Giselle mau ngomongin apa?" tanya Harsa dengan senyum manis menatapnya.
"gimana kabar kalian?" tanya Giselle tersenyum canggung mendapat tatapan bertanya dari keempatnya.
Harsa terkekeh kecil lalu matanya seolah tak habis pikir menatap perempuan di hadapannya sekarang "apa banget nanyain kabar yang harusnya lo udah tau, kita nggak baik baik aja tanpa lo".
KAMU SEDANG MEMBACA
Teenager | Giselle Aespa
Fanfiction"Gue cuma mau nyari orang yang bener bener real mau tau tentang kehidupan gue di masa remaja, bukan ngurusin orang caper yang tiap harinya nggak ada kerjaan ngekor mulu dibelakang gue" "Diumur gue sekarang, apa udah seharusnya gue tau tentang dunia...