Part 20

45 48 110
                                    

H A P P Y   R E A D I N G

••••

Dengan langkah gontai, Yuna berjalan menelusuri lorong sekolah yang masih sepi akan keberadaan siswa-siswi. Tapi tak berlangsung lama, senyum pun langsung mengembang di wajah kecilnya tak kala melihat keberadaan Agam di depan kelasnya. Kebiasaan cowok itu yang sudah sempat berhenti kini kembali lagi. Yuna berlari ke arah cowok itu dengan binar yang sungguh indah bak anak kecil yang masih polos.

Melihat itu, Agam tertawa. Yuna selalu menarik dengan caranya sendiri. Sesampainya cewek itu tepat di depannya, Agam mengusap kepala Yuna pelan, dengan begitu sayang.

Yuna tersenyum, manis menampilkan gigi putih susunya. Matanya jeli, melihat saku seragam Agam terdapat beberapa tangkai permen, menambah binar di bola matanya.
"is this for me?"  Tanya Yuna seraya mengambil permen itu dari saku Agam

Agam mengangguk, "Of course! By the way itu merk baru. Gue gatau lo bakal suka apa engga"

"You know what? Gue suka segala jenis permen." Katanya kemudian membuka pembungkus permen itu lalu memasukkannya kedalam mulut. Belum genap tiga detik, hanya sekedar mengecap mata Yuna memberi reaksi yang sangat mudah di tebak. "Oh my god! This is really delicious, a feeling i've never felt before." Ucap Yuna dengan begitu girang.

Ini adalah defenisi dari bahagia itu sederhana. Tak perlu mencari jauh-jauh, hanya dengan melihat sekitar bahagia akan datang sendirinya.

Agam terkekeh, "Dasar maniak"

"Coba lo rasa! Pasti bakal ketagiahan" Katanya seraya menyodorkan permen yang dari mulutnya kepada Agam.

Agam menggeleng, bukan karena merasa jijik tapi, dia begitu menikmati setiap gerakan tubuh Yuna yang tidak menampilkan kebohongan sedikit pun. Matanya yng begitu berbinar sungguh membuktikan sebuah kesederhanaan yang nyata bagi Agam.

"Gimana lo sama Arjuna?" Tanya Agam setelah akhir-akhir ini menela'ah beberapa kebersamaan Yuna dengan ketua OSIS Ganesha itu.

Yuna yang tadinya fokus pada bungkus kemasan permen berasa baru itu kini mendongak, menatap Agam heran. "Ya nggak gimana-gimana" Jawab Yuna seadanya.

Yuna merasa bingung dengan banyaknya pertanyaan yang sama Akhir-akhir ini. Dari Lena, para sahabatnya bahkan Agam saat ini, semuanya menanyakan hal yang sama.

"Kayaknya bakal ada Agam kedua nih" Ucap Agam berniat menyindir. Yuna begitu tidak peka bahkan Agam menyebut sifat itu sebagai ciri khas cewek ini. Dulu Yuna mengetahui bahwa Agam menyimpan rasa kepadanya ketika tahun kedua agam mengaguminya. Itu pun lewat Disti, sahabat Yuna.

Siapa saja pasti bisa mengartikan cara Arjuna melihat Yuna, hanya saja Yuna terlalu tidak peduli dengan hal seperti itu sehingga ia memilih bersikap sebiasa mungkin.

"Maksud lo?" Yuna menyerngitkan dahi bingung.

"Nggak berubah, tetap nggak peka," Ucap Agam seraya menyentil pelan dahi Yuna.

"Orang-orang bisa nggak sih langsung ngomong apa adanya. Nggak usah kode-kodean gini. Dikira gue cenayang kali yah, bisa peka segalanya!?" Balas Yuna kemudian kembali meneliti komposisi  di kemasan permen.

"Nggak ngode. Lo nya aja yang nggak peka-an" Balas Agam membenarkan.

Yuna memicingkanmatanya,
"Whatever! Ga peduli, karna emang kita nggak ada apa-apa"

Will You Be There?? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang