pengakuan

28 7 1
                                    

Satu bulan menjelang ujian kelulusan, edlyn sangat memfokuskan dirinya mempersiapkan ujian. Beda dengan adley yang terlihat sangat santai, tapi sangat di anehkan kenapa adley terus mendapat nilai tertinggi disekolah padahal ia tidak pernah memperhatikan pelajaran saat dikelas.

Hingga kini hubungan adley dan edlyn tidak ada kemajuan, mereka hanya ber akting ketika di depan keluarga mereka seolah mereka sudah saling menyukai dan masih sama juga bahwa perjodohan mereka hanya mereka dan orang tua nya saja yang mengetahui.

"Fokus banget belajar nya ai" ucap andrew menghampiri edlyn yang sedang berada membaca buku di bawah pohon

"Iya, bentar lagi kan ujian kelulusan jadi gue harua bener-bener belajar" jawab edlyn

"Rencana lo mau kuliah dimana?" Tanya andrew lagi

"Rusia"

"Balik lagi lo?, emang gak kangen gue nanti?"

"Apaan sih lo" ucap edlyn sambil menepuk halus dengan buku ke muka andrew

"Aaaw" ringis andrew "sakit ai"

"Sorry"

"Lo ada hubungan apa sama adley, akhir-akhir ini gue liat lo sekolah bareng dia terus" tanya andrew penasaran

"Rumah gueee--- eeee searah sama rumah adley jadi sekalian aja gue ikut dia" jawab edlyn gugup

"Masa sih?" Ucap andrew tidak percaya

"Setau gue ya, adley tuh anti banget mobil nya di tumpangi sama cewe. Bahkan si gita yang selalu nempel sama dia aja gak pernah tuh bareng adley. Apalagi elo ai, juga baru berapa bulan kenal gak akrab lagi" sambung andrew

"Bentar. Bukannya gue selalu masuk kawasan sekolah jalan kaki gak bareng adley. Jadi ko lo bisa tau gue sering bareng adley?" Tanya edlyn penasaran

"Tau aja"

"Lo ngikutin gue ya?"

"Ya enggak lah ai, kan gue juga berangkat sekolah terus gue sering liat lo turun di deket sekolah dari mobil adley" jelas andrew

"Ohhh gitu"

***

"Bibi... biii...." ucap edlyn memanggil bibi minah

"Iya. Ada apa mbak khai?"

"Mamah papah kemana bi?"

"Tuan sama nyonya baru aja berangkat ke london mbak katanya ada urusan bisnis mendadak. Oh iya tuan titip ini sama bibi" ucap bi minah sambil menyodorkan black card

Edlyn yang mendengar hal itu menghela nafas kasar "makasih ya bi"

"Oh ya bi, nanti tolong masak yang banyak ya, soalnya temen aku mau main kerumah"

"Ada mas adley juga mbak?" Tanya bi minah tersenyum meledek

"Gak, Kan gak sekelas sama aku bi"

"Padahal bibi kangen mas adley lo mbak" ucap bibi meledek

"Pergi aja udah bibi sana kerumah adley gak usah pulang sekalian" ucap edlyn kesal sambil beranjak pergi menuju kamar

Jam menunjukkan pukul 19.00 satu persatu teman edlyn berdatangan, beberapa dari mereka merasa takjub dengan apa yang dilihat mereka dengan mansion yang ditempati oleh edlyn

"Wahhh, ini rumah apa istana. Besar baget dah" ucap salah satu temannya kagum

"Edlyn lo kenapa gak bilang-bilang kalo lo juga golongan sultan sekolah kita"

Edlyn mengerutkan dahi nya bingung, ia sendiri tidak terfikir untuk mengatakan bahwa ia anak pemilik sekolah nya tersebut dan lagi ia baru mengetahui bahwa disekolahnya ada geng golongan para sultan ya meskipun ia tahu bahwa disekolah nya rata-rata memang dari keluarga kaya "untuk apa?"

"Ya biar lo bisa masuk golongan para sultan dan lo gak dibilang ngaku-ngaku kalo lo itu anak orang kaya dan anak model terkenal"

"Oh jadi gue dibilang ngaku-ngaku yaaa" shannon tersenyum kecil "tapi emang gue ngaku-ngaku sih, ini mansion majikan nyokap gue, lagian juga karena majikan nyokap gue lagi keluar negeri jadi gue bebas mau apa aja di mansion ini" sambung edlyn melanjutkan sandiwaranya

Renita yang sudah sering main ke mansion edlyn dan mengetahui segala tentang edlyn hanya tertawa mendengar ucapan edlyn "edlyn ya, sudah gue bilangin jangan sok kaya lo kan kepergok" ucap renita melanjutkan sandiwara edlyn

"Ke rooftop yuk" ajak edlyn kepada teman-temannya

"Yukkk" ucap mereka semua beranjk dari kursi yang berada diruang tamu namun langkah mereka semua terhenti ketika satu mobil sport yang sangat familiar bagi mereka semua stop tepat didepan pintu rumah tersebut

"Adley?" Ucap edlyn mengahmpiri adley yang kini sedang berjalan masuk menghamliri edlyn

"Nih" tangannya menjulurkan memberikan bingkisan yang adley bawa "dari nyokap buat lo"

"Cie cie.... ada apa nih sampai nyokap adley ngasih bingkisan buat edlyn" ucap salah satu teman nya

Edlyn memutar bola matanya malas mengambil bingikisan tersebut "makasih ya" berbalik hendak jalan masuk kedalam rumah namun langkah nya diikuti oleh adley dan membuat edlyn berbalik lagi menatap adley "gak balik?"

"Gue pingin ketemu lo" ucap adley santai yang sontak membuat semua yang ada di sana terkejut

"Omg.... lo gak lagi mimpikan adley?" Ucap salah satu temannya namun tak dihiraukan oleh adley

"Eh ada mas adley datang. Pasti kangen sama mbak khai kan" ucap bi minah yang datang dari dapur membawa minuman

"Iya bi, lagi kangen sama khai" jawab adley sambil tersenyum menatap edlyn

"Apaan sih lo, sudah pulang-pulang sana" ucap edlyn sambil menarik tangan adley menuntun untuk keluar dari rumah

"Loh mbak khai, kok mas adley nya sudah disuruh pulang kan baru datang" ucap bi minah berjalan mengampiri edlyn dan adley "mbak khai, pesan nyonya tadi minta mas adley untuk nemenin mbak malam ini selama ada teman mbak dirumah"

"Mamah bilang gitu bi?" Ucap edlyn ragu

"Iya mbak, bibi lupa bilangan tadi sore"

"Ck" edlyn berdecak kesal "yaudah masuk"

"Kalian pacaran?" Ucap salah satu temannya

Edlyn menoleh kearah adley yang enggan memberi jawaban kepada temannya "nggak. Mana mung--" ucapan edlyn terpotong

"Tunangan" satu kata terucap dari adley "edlyn tunangan gue"

Semua yang ada disana terkejut begitupun edlyn dengan ucapan adley, bukan kah mereka sudah punya kesepakatan untuk menjaga rahasia ini

KILAS BALIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang