Terdengar suara dari dalam ruang tamu yang lumayan ramai. edlyn berjalan memasuki rumah, ia lihat dua ibu-ibu sedang duduk bersebelahan di sofa berbincang dengan sangat akrab sedangkan di salah satu sofa nya lagi terlihat dua bapak-bapak terdiam asik dengan hp nya masing-masing.
"Khaila" suara belle memanggil manja edlyn
"Mamah kapan datang? "
"Baru sekitar 3 jam yang lalu"
"Khai kekamar dulu ya mah, lanjutin aja ngobrolnya"
" loh khai, mamah mau bicara, ayo sini duduk sebelah mamah"
Edlyn duduk di antara belle dan miranda. miranda sendiri merupakan nama dari ibu adley
"Tante miranda nunggu dijemput adley? Dia lagi jalan kesini tan, Tadi kami gak sengaja pulang bareng" ucap edlyn
"Oh ya? Kalian pulang bareng? Dimana sekarang adley?" Jawab miranda kegirangan
"Masih jalan tante, mungkin bentar lagi sampai"
"halo tante belle, halo om roni" sapa adley sambil melambaikan tangan nya menyapa orang yang berada diruang tamu itu.
sapaan adley membuat edlyn tercengang, bagaimana tidak seorang adley yang sifatnya sangat dingin menyapa papah dan mamahnya dengan keceriaan.
adley duduk di sofa, disusul miranda yang menghampiri adley dan duduk di sebelahnya.
"gimana kencan pertama nya?" bisik miranda kepada adley
adley menggelengkan kepala nya dan menatap ke arah edlyn "dia belum aku kasih tahu mom"
beberapa saat setelah dua keluarga itu berkumpul, roni yang mula nya fokus dengan hp kini meletakkannya hp nya dan mulai membuka topik pembicaraan
"jadi gini, disini kita akan membahas tentang tanggal pertunangan anak-anak, semakin cepat maka akan semakin baik"
"adley dan edlyn sekarang kan sudah kelas 3 SMA, jadi tidak masalah jikalau mereka melakukan tunangan dulu" ucap belle menyambung perkatan roni
ucapan orangtuanya sontak membuat edlyn yang tak tahu menahu tentang pertunangan nya membuat ia terkejut. banyak pertanyaan dikepala nya yang sekarang ingin ia tanya kan. edlyn masih terdiam bingung mendengar hal tersebut
"saya setuju. lagian mereka juga sudah saling kenal mulai kecil" ucap gun yang merupakan ayah dari adley
"aku sudah gak sabar mau besanan sama kalian" ucap miranda senang
edlyn beranjak dari duduk nya "bentar"
"kenapa sayang?" ucap belle
"tunangan? dipercepat? gak sabar jadi besan? bentar deh, sejak kapan ada pertunangan ini?" ucap eldyn bingung "mamah papah kenapa gak nanya pendapat ai dulu sih?"
"adley lu ko diam aja sih? jangan-jangan lu juga sudah tau tentang pertunangan ini?" sambung edlyn
"Khai, apapun keputusan orangtua kamu harus ngikut" ucap roni tegas
"gak bisa gitu sedikit beri aku ruang untuk berpendapat di keluarga ini? bahkan hal tentang pasangan hidup yang nanti nya akan aku yang ngejalanin bukan kalian pun aku tidak boleh berpendapat dan memilih" ucap edlyn. Air mata nya yang ia bendung mulai tadi pun akhirnya menetes "jadi ini alasannya mindahin sekolahku bahkan saat aku sudah kelas 3 SMA. kecewa aku sama kalian"
Edlyn pergi dengan penuh kekecewaan meninggalkan semua orang yang berada di ruang tamu dan tidak satu orangpun menahan atau mencoba menenangkan nya. bahkan semua orang di tempat itu melanjutkan pembicaraan tentang pertunangan hingga mendapatkan tanggal yang sudah mereka sepakati
"ok jadi tanggal pertunangan sudah kita sepakati. masalah khai biar saya yang bicara nanti" ucap roni
***
roni berjalan menuju kamar edlyn, membuka pintu kamar edlyn dan melihat edlyn yang kini sedang menangis terbungkuk di kasurnya. roni menghampiri edlyn
"Khai. papah mau bicara?"
edlyn tidak menghiraukan roni yang saat itu sedang berada disebelahnya memusuti kepala nya. yang ia rasa kini hanya kekecewaan kepada kedua orangtua nya.
"papah tau papah sama mamah salah sudah gak bilang kamu dulu. tapi percaya sama papah, kami ngelakuin ini demi kebaikan kamu juga sayang"
"ini bukan demi kebaikan pah ini paksaan" ucap edlyn
"aku tau papah ngelakuin ini demi memperluas bisnis papah. papah sama sekali gak mikirkan kebahagiaan khai" sambung edlyn
"ini gak ada sangkut paut nya dengan bisnis papah khai"
"gak mungkin papah mau ngelakuin suatu hal kalau itu tidak menguntungkan untuk papah"
"khai" bentak roni
"pokoknya kamu harus setuju sama keputusan papah sama mamah. tanggal pertunangan sudah kami tentukan" ucap roni
roni pergi meninggalkan edlyn yang kini tangis nya pecah lagi dan semakin keras
"dan mulai besok, kamu sekolah di jemput adley" sambung roni
KAMU SEDANG MEMBACA
KILAS BALIK
RomantiekPerjodohan yang sudah direncanakan sejak kecil membawa edlyn dan adley bersatu. Salah satu dari mereka ternyata sudah menyimpan rasa sejak lama namun apakah bisa mereka saling mencintai ketika sesorang datang memberi rasa nyaman *** "Jangan sampai a...