PROBLEM.3

293 39 1
                                    

Pukul 5 sore Mark sudah bersiap untuk mengunjungi temannya, tapi dia bukan ingin mengunjungi Haechan Mingyu dan Jisung ia ingin mengunjungi teman baru yang dia jumpai di pertengahan jalan. Dirinya mengendarai motor merah yang kita kenal sebagai motor ninja

"Momm, Mark berangkat dulu. Tidak perlu menelepon Haechan, Mark baik-baik saja" Ucap Mark lalu bersambung mengecup tangan sang Ibunda. Ten yang mendengar penuturan anaknya mengangguk kecil

Setelah kepergian Mark, Ten beranjak pergi ke kamarnya—dia ingin berduaan saja dengan suaminya itu, bukan karena dia ingin malas-malasan tapi dirinya dan juga suaminya sedang dalam masa yang benar-benar sibuk

"Love.. Mark kemana?" Tanya Taeyong yang menyadari pelukan dari sang istri
"Ahh, tadi dia berkata ingin bermain bersama Haechan" Taeyong mengangguk kecil mendengar jawaban sang istri manisnya itu
"Kak..."
"Aku ingin membuat adik untuk Mark dan Naeun" Pipi Ten merona merah, ini pertama kalinya ia meminta seperti ini biasanya Taeyong lah yang meminta

"Sudah berapa lama kita tidak melakukannya?"
"Eum... 5 tahun kak" Taeyong mencium bibir pluem milik sang istri, umurnya bahkan menginjak angka 2 namun mukanya tidak menunjukkan bahwa dirinya berkepala 2, menggemaskan. Hanya itu yang berada dipikiran Taeyong saat ini

"Apa aku butuh mengulum—"
"Tidak perlu mengulum penisku, kulum saja jariku ini" Taeyong mulai memasukkan tiga jarinya kedalam mulut Ten, mulut yang hangat.

Ini urusan dewasa, kita tidak perlu mengetahui lebih lanjut. Tugas kita hanya menunggu kabar bahwasannya Naeun dan Mark akan memiliki adik kembali

Motor ninja merah milih Mark sudah bertengger manis di halaman rumah seseorang, tapi itu bukan rumah Haechan, ia berbohong kepada ibunya agar diizinkan untuk bermain.

Mark melangkahkan kakinya masuk, ruangan yang gelap seperti bungker. Hanya terdapat lilin yang menemani jalan Mark, ketika asik berjalan bahunya di tepuk. Mark yang menyadari tepukan itu berbalik menghadapnya, ahh ternyata Sehun

"Apa kabar bro? Bagaimana cara kamu bisa kesini? Bukankah kamu berkata bahwa kamu selalu dikekang?" Tanya Sehun penasaran
"Santai bro, tanya satu persatu"
"Kabarku baik tidak ada yang spesial, aku menggunakan nama Haechan untuk pergi kesini" Jawab Mark santai, toh itu memang faktanya. Sehun hanya mengangguk, lalu membawa Mark ke ruangan yang lebih gelap

"Sungguh, Sehun hyung seperti orang miskin. Tidak ada penerangan sama sekali"– Batin Mark

Mark terus melangkahkan kakinya hingga tiba di suatu tempat yang lumayan indah untuk nongkrong

"Sini Mark, sebentar lagi temanku sampai anggap saja your second house" Ucap Sehun santai yang hanya di balas anggukan Mark. Mark menyeduh sedikit coffe yang di buatkan pembantu di rumah Sehun ini

"Bro, how are you? And you?! Ahh i know, kamu Mark right?" Mark menganggukan kepalanya lagi, menatap muka sang pemberi pertanyaan jika dilihat-lihat dia orang bule.

"Vernon, call me Vernon"
"Mark" Jawab Mark singkat, sesungguhnya dia tidak nyaman berada disini apalagi Sehun and the gang sudah mahasiswa sedangkan dirinya hanya remaja SMA, tapi sudahlah, sudah terlanjur mau bagaimana lagi

"Kau sangat lama, apa yang membuat mu lama?" Tanya Sehun
"Aku hanya sedang menyaksikan adegan gay menjijikan di jalan tadi..."
"Setelah itu apa yang kamu lakukan?" Tanya Sehun kembali
"Tentu mencaci mereka, apa perempuan di dunia sudah mulai menipis hingga mereka rela menyodok sesama jenisnya" Ucap Vernon
"Ohya Mark, aku dengar orang tuamu gay? Apa kamu tidak merasa jijik lahir dari rahim gay?" Mark yang mendapat pertanyaan itu berpikir sebentar

PROBLEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang