Mark benar-benar menginap di rumah Jeno, dirinya diam mengerjakan tugas dengan kacamata hitam tersampir di atas hidung mancungnya.
"Kak, Nono bobo duluan ya? Nono lelah" Jeno mengangkat tangan kanannya untuk menepuk pundak Mark, di balas oleh anggukan kecil Mark.
"Nanti kalau Kakak sudah selesai bisa langsung tidur di sofa" Jeno berucap lirih dibagian sofa, menurutnya tidak sopan sekali sang Daddy membiarkan tamu tidur di sofa hanya karena takut dirinya di apa apakan. Padahal jika Mark berlaku aneh-aneh Jeno pasti sudah menendangnya.
Jam menunjukkan pukul 12 tengah malam, Mark masih bersanding dengan laptop dan buku catatannya tidak ada niatan untuk bangun dan merebahkan diri di sofa dekat meja tempat dirinya belajar.
"Kak Melk... Kak Melkkkk. Hoamm" Jeno bergumam dalam tidurnya, entah apa yang dimimpikan pria kelahiran April itu.
Mark menegang seketika, ada sedikit gejolak di hatinya untuk beranjak dan mengelus lembut tubuh yang terselip selimut itu. Tapi kalian ingat bukan? Mark bukan LAKI LAKI GAY seperti kedua orang tuanya.
Sekitar 2 menit Mark menetralkan detakan jantungnya, dirinya menutup buku catatan birunya dengan hiasan bernuansa laut di pinggir pinggirnya.
Tubuh tegap lelaki kelahiran Agustus itu berjalan menuju sofa merah maroon yang berada di sudut ruangan kamar Jeno. Mata elang dengan netra coklat itu menatap tubuh ramping Jeno yang mulai memojok di ujung kasur.
Mark beranjak dari rebahannya, dan berjalan pelan lalu membenarkan posisi tidur Jeno agar Jeno tidak terjatuh. Kakak kelas yang baik bukan Mark? Ya, jawab iya.
Setelah merasa bahwa tubuh Jeno tidak akan terjatuh, Mark berjalan menuju sofa tempat dia akan tidur. Baru berjalan sebentar, tangannya di tahan oleh Jeno. Jeno terbangun karena merasa terganggu saat badannya di pindahkan.
"Kak Melk... Sini bobo sama Nono, Daddy ngga bakal tau" Ingatkan Jeno, orang di depannya ini tidak sedarah dengan Daddy atau Ayahnya.
Karena Jeno tidak merasa ada pergerakan sama sekali dari Mark, dirinya langsung menarik kencang tangan kokoh yang tadi membantu dirinya agar tidak terjatuh. Menidurkan paksa Mark di sebelah ranjangnya, memeluk erat tubuh Mark sambil sesekali mengendus aroma dari leher Mark.
"SHIT! JUNG JENO, AKU MASIH WARAS" Batin Mark sengsara, dia masih laki laki. Area sensitif Mark dari dulu hingga sekarang adalah bagian leher hingga dada, dia tidak akan tahan dengan rangsangan itu. Tapi untuk kali ini dia menurunkan nafsunya, dia bukan gay.
Pukul 5 pagi Mark terbangun karena suara gaduh yang dibuat adik tingkatnya. Jung Jeno, dirinya mengerjapkan matanya pelan lalu mengusap usap matanya. Habits Mark sejak kecil.
"Jeno, apa yang kamu lakukan di pagi buta ini?" Deg, suara deep dengan lantunan pertanyaan dan syair namanya terucap. Jeno benar benar tak habis pikir, dirinya tidur seranjang dan dirinya pula yang menarik Mark untuk tidur bersama. Jeno benar benar merutuki dirinya karena hal ini.
"E-eung... Anu kak.. eumm, anu apa ya kak. Duh" Jeno gugup, ketika dirinya ingin mendatangi Mark kakinya terkena kaki meja. Sakit tidak, malu iya, dia terlihat sedang gugup sekarang.
"Tak apa apa Jeno, aku bukan gay jadi aku tak akan menafsu melihat tubuh mu" Ucap Mark santai, untuk kedua kalinya Jeno merasa gugup. Dia kira Mark ingin tidur bersamanya karena Mark ada rasa namun ternyata Mark homophobic. Lawak sekali hidup.
"Hehe, hanya saja Nono belum pernah mengijinkan seorang teman pun tidur di kasur Jeno. Ntah, mendadak Nono ingin sekali memeluk orang saat tidur"
DUG
"DADDY, DADDY MENGUPING?! ISH, DADDY! NONO NGAMBEK SAMA DADDY 1 BULAN" Ya, Johnny mendengar kata kata Jeno. Dirinya menguping, dia hanya takut sang anak di didik dengan tak senonoh oleh Mark.
Johnny hanya tertawa canggung, tapi matanya tak lepas dari lirikan tajam ke arah Mark. Mark hanya menggaruk tengkuk tak gatal, situasi macam apa ini?! Pikir Mark.
"Arghh, sayang~ jangan di jewer telinga aku" Jaehyun datang dan langsung menarik telinga besar milik Johnny. Johnny meringis kecil, walau muka imut urusan otot Jaehyun masih hebat.
"Kamu ini, diomongin kalau Jeno sama Mark itu cuman teman. Jangan terlalu posesif dengan anakmu, dia sudah besar dan butuh banyak teman." Jaehyun menjelaskan panjang lebar, Johnny hanya mengangguk tanpa mengalihkan atensinya ke kedua anak adam itu.
"Sayanggg, mata kamu masih mau melihat tubuh aku kan? Atau mau aku congkel sekarang?" Sadis, itulah Jaehyun. Tidak akan ada kata manis dalam hidupnya untuk Johnny, hanya kekerasan dan kesadisan.
"Ayahh, lepasin Daddy. Nono tidak jadi marah 1 bulan dengan Daddy kok!" Senyum mengembang di mulut Johnny, tak habis pikir anaknya gampang sekali berubah fikiran.
"Bukan 1 bulan tapi 1 tahun Nono akan marah dengan Daddy"
"Anak kurang ajar! Daddynya sendiri ini No" Jeno hanya mengeluarkan lidahnya, mengejek sang Daddy. Mark yang masih bingung hanya berpikir, keluarga Jeno sama dengan keluarganya.
Ten yang selalu sadis dan siap 24 jam untuk dirinya, Daddy, dan adeknya.
Daddynya yang selalu membantu Mark dan mengawasi Mark agar tidak terkena pengaruh pergaulan bebas.
Dan, Naeun, adik perempuan satu-satunya yang selalu mengejek dirinya namun tersirat banyak kasih sayang untuknya.
Keluarga yang harmonis, sama dengan keluarganya. Bahkan, Jeno tidak mempermasalahkan dirinya lahir dari rahim laki laki carrier. Berbeda jauh dengan Mark.
Mark menyangkal pikirannya jauh jauh, hubungan antara laki laki dengan laki laki itu tidak baik. Hanya tersirat nafsu, nafsu, dan nafsu.
![](https://img.wattpad.com/cover/300111732-288-k384353.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PROBLEM
Short Story[ 1st book - Markno version ] 🌤️ Special collaboration : Lee Taeyong & Lee Ten 🌤️ Kebencian Mark Lee terhadap sang Mommy dan Daddy yang mengidap penyakit gay (?). Kehidupan sehari-hari Ten dengan cemoohan sang anak yang di kandung 9 bulan, namun p...