Dare 5

528 33 0
                                    

Aku berangkat ke kampus dengan keadaan kurang baik, mungkin karena semalam aku menangisinya yang mana membuat mataku sembab seperti sekarang. Rasanya sulit untuk dipercaya dia melakukakan ini, kalau memang sudah bosan mengapa tidak mengakhiri hubungan kita saja. Mengingat itu semua membuat hatiku terasa sakit.

Aku berjalan gontai memasuki ruang kelas, karena kebetulan hari ini aku mendapat jadwal kuliah pagi.

Sepulangnya dari kampus, aku tidak berniat untuk melakukan apapun termasuk menemui Kak Adnan 'mungkin aku akan menyerah oleh tantangannya'.

"Sara," seru Bunda saat aku sedang menaiki anak tangga menuju kamarku.

"Kamu kok ngelamun aja, masa baru pulang gak salam ke Bunda yang lagi duduk disini." 

"Maaf Bun, aku lagi kurang sehat makanya ngelamun aja."

"Loh, kamu sakit?" Bunda mulai mendekatiku dan memegang dahiku yang lumayan hangat.

"Yaudah kamu istirahat dulu deh sana, nnti Bunda buatin sari jahe biar agak enakan badannya."

"Yaudah Sara ke kamar dulu ya, Bun," pamitku sambil melenggang naik menuju kamarku.

'Toktoktok'

"Masuk Bun."

"Nih minuman sama vitaminnya, kamu kalau udah mulai kecapean ya minum vitamin kamu dong, Sar."

"Iya Bun, aku suka lupa soal itu."

"Kamu pulang sama siapa tadi? Gio kemana aja kok gapernah keliatan sama kamu akhir-akhir ini?" Tepat sasaran dan sangat menohok mendengar pertanyaan Bunda mengenai Gio.

"Lagi sibuk skripsi Bun, jadi jarang ketemu," dusta ku karena bagaimana bisa aku menceritakan masalahku semudah itu ke Bunda, bahkan cerita ke Kak Adnan saja butuh perjuangan.

"Yaudah kamu minum dulu nih," Bunda menyodorkan gelas sari jahe yang dibuatnya itu.

"Makasih ya, Bun."

"Iya sama-sama, jaga kesehatan kamu ya Sar jangan sakit kaya gini bBunsa khawatir jadinya."

"Siap Bunda, maaf kalau Sara ngerepotin Bunda mulu."

"Kamu ngerepotin Bunda gak papa, asal jangan sampe ngereporin orang lain yang belum tentu mau direpotkan sama kamu." Aku tidak mengerti maksud dalam perkataan Bunda, tapi aku mencoba menyimak kata demi kata yang Bunda ucapkan tadi.

"Bunda kebawah dulu, kamu istirahat yang cukup dan jangan banyak pikiran."

Aku pun mematikan lampu kamar, dan bersiap untuk tidur.

------------

a.n kelarin yang ini biar bisa bikin cerita yang lain, semoga masih ada yang  minat dan ingin vomment. Hehe

DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang