Dare 10

579 35 0
                                    

Hari ini aku sedang dalam perjalanan menuju puncak menggunakan mobil Rega dan dia juga yang sedang menyetir sekarang. Aku menikmati perjalanan sambil sesekali membuka jendela hanya untuk menghirup segarnya udara puncak.

Rega langsung mengantarkan kami ke villa yang katanya sudah dia pesan dari awal, jadi kita tidak perlu rebutan penginapan dengan orang lain.

"Kalian masuk duluan, soal koper aku yang akan bawain ke dalam. Disana ada 2 kamar, kalian pake yang diatas." Ujar Rega yang seperti pemandu wisata menurutku.

"Siap, kapten." Itu ucapan yang Caca kasih buat Rega disaat dia melambaikan tangan karena ingin memarkirkan mobil di parking area villa kami.

"Seneng ya?" Ujarku mengejeknya.

"Seneng dong, emang situ gak ada pasangan." Benar-benar menohok ucapan Caca yang bisa dibilang bercanda.

"Udah yuk, masuk Ca," ajakku mengalihkan perhatiannya agar tidak menanyai ada masalah apa antara aku dengan Gio.

"Yuk."

"Cape banget ya, Sar?"

"Jadi pengen bobo."

"Iya bener, lumayan macet tadi dijalan jadi kita kecapean gini deh."

Rega datang membawakan koper kami, aku dan Caca membereskan barang-barang dilemari yang telah disediakan.

Malamnya kami bertiga langsung istirahat karena keadaan kami yang lumayan cape akibat dari perjalanan yang tidak jauh tapi karena kendala ibukota yang macet membuat badan rasanya remuk.

***

Pagi ini kita berjalan-jalan di daerah kebun binatang Bogor, yang lokasinya tidak terlalu jauh bila ditempuh menggunakan mobil dari villa.

Aku merasakan handphoneku bergetar dan pamit untuk mengangkat telepon kepada Caca.

"Aku kesana dulu Ca."

"Eh iya, Sar kita tunggu disini."

Buru-buru aku mengangkat telepon tersebut.

"Hallo."

"...."

"Gio? Ada apa Gi?"

"...."

"Ketemuan? Tapi aku lagi liburan di puncak, jadi mungkin aku gak bisa sekarang."

"Oke, kita bisa ketemuan di villa mawar jam 7 malam nanti karena kebetulan aku juga lagi ada dipuncak."

"Hah? O-oke kalo gitu, sampe ketemu nanti."

Aku melihat layar handphoneku yang sudah hitam menandakan bahwa lagi-lagi dia yang menutup panggilan.

***

Sekarang kita sudah ada di villa dan bersiap untuk makan siang diluar.

Saat diperjalanan, aku memulai pembicaraan.

"Ga, malam nanti bisa antar aku ke villa mawar gak?"

"Boleh aja tapi Caca harus ikut."

"Kamu mau kan, Ca?" Tanyaku pada Caca.

"Pasti mau dong, apasih yang enggak buat kamu Sar."

"Makasih ya, kalian berdua emang sahabat terbaikku."

"Iya, Saraku sayang."

Sambil menunggu malam tiba, sore ini aku mempersiapkan pakaian yang cocok untuk pertemuan aku dengan Gio nanti. Memang agak berlebihan, tapi aku ingin memberikan yang terbaik jika memang ini terakhir kalinya aku bisa bertemu dengannya.

DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang