Dare 9

487 32 0
                                    

Sara's POV

Aku mencoba dan terus mencoba menghubungi Gio tetapi tetap saja hasilnya nihil alias tidak ada respon satupun darinya. Menghela nafas, aku melajukan mobil menuju kampus.

Sesampainya dikampus aku disambut oleh nenek nyinyir yang akhir-akhir ini aku cuekkin karena gak mood ngomong sama siapapun.

"Sarakuu," panggilannya membuat aku menengok dan menaikkan sebelah alis mataku.

"Buru-buru amat sih, besok kita bakal ke puncak lho."

"Ngapain?"

"Kamu lupa Sar? Kita kan udah ngomingin ini dari jauh hari."

"Oh soal liburan kita itu, aku gak tahu bisa atau gak nya."

"Lho gak bisa gitu dong Sar, kamu harus ikut bareng ataupun tanpa Gio."

"Maksud kamu? Apa hubungannya Gio diliburan kita ini?''

"Kamu bener-bener pikun emang ya, kita kan udah janji mau ke puncak berempat sama pasangan kita masing-masing."

"Tapi Gio kayaknya gak bisa ikut, Ca," aku m hela nafas mengingat rencanaku dan Caca yang gagal ditengah jalan hanya karena masalah ini.

"Yaudah kita bertiga aja, kalau Rega akan tetap ikut nemenin kita. Gak papa kan?"

"Iya gak papa, yang penting liburan kita jadi kan?"

"Pastinya, yaudah semangat dong Sar!"

"Iyap, semangat," ujarku yang ikutan semangat karena bersyukur bisa liburan untuk sekedar pengalih perhatian.

Sspulang dari kampus aku langsung mengemas barang-barang yang mau dibawa ke puncak karena lusa aku sudah ada disana bersama Caca, dan Raga -pacar Caca-.

Ketika aku melipat baju yang akan dibawa, handphone ku berbunyi dan aku bergegas mengambilnya dimeja belajar. Ternyata ada panggilan dari nomor tak dikenal, karena penasaran aku pun mengangkat panggilan itu.

"Hallo," ujar orang sisebrang sana yang tidak lain aku mengenal suara ini dan ini adalah Gio.

Aku terguncang, dan tak lama mulai rileks kembali mengingat aku masih dalam panggilan dengannya 'sabar Sar dia paling cuma mau ngomongin tantangan itu'.

"Eh, iya hallo Gi," sapaku balik yang mana membuatku gemetar akibat kecanggunan ini.

"Kamu kemarin ngehubungin aku ya?"

"I-iya, aku mau nanya soal tantangan kamu itu. Sekarang tinggal 3 hari dan aku gak tahu akan hasilnya, jadi aku mau ngajak kamu ketemuan."

"Maaf aku gak bisa, nanti kalau aku udah di Jakarta aku hubungin kamu lagi."

"Dan oh iya, nomor hpku baru."

'tuututut' suara bahwa panggilan telah diakhiri menggema ditelingaku. Bahkan ngasih kesempatan buat aku ngomong aja gak, yaudah aku juga akan belajar buat ngelupain kamu kalo itu yang kamu mau.

------------------
a.n yang masih penasaran monggoh dibaca, sebarin juga ke yang lain, vote dan comment dong yang merasa apresiasi cerita gue:(

DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang