-1

3.8K 630 67
                                    

Parameswara

"ASTAGFIRULLAH, SABRINA.." aku nyaris jatuh dari ranjang karena mundur terlalu belakang. Ya, bagaimana nggak kaget, begitu membuka mata, apa sepasang mata yang menatapku.

Sabrina hanya diam.

"Kamu mendengkur.." katanya lirih. Masih memperhatikanku.

"Mendengkur apaa sih? Ngorok?"

Sabrina mengangguk. Aku masih sedikit bingung kalau dia mengatakan hal dengan bahasa Indonesia yang baku.

"Aku ganggu tidur kamu?" Tanyaku sambil mengusap-usap mataku. Sekilas, aku melihat jam di dinding kamar menunjukkan pukul lima pagi.

Dia menggeleng. "Aku biasa bangun jam segini," katanya.

"Aku juga."

Sabrina tampak skeptis. "Percaya.." dia bangkit dari pembaringannya, kemudian turun dari ranjang. Setelah melakukan peregangan, dia berjalan keluar kamar; meninggalkanku yang hanya disisakan bayangan punggungnya.

Aku kembali memejamkan mata.

What a night.

Semalam benar-benar malam yang benar-benar nggak aku sengaja, sumpah. Aku serius ketakutan. Ya, salah satu alasan aku nggak kunjung menempati rumah pribadiku karena aku takut tidur sendirian jika hujan turun. Rasanya air-air jatuh itu seperti akan merobohkan atap rumah, dan ditambah mati listrik juga. Gimana aku nggak kelojotan.

Cukup lama aku menyadari bahwa ternyata Sabrina mengambil air wudhu dan solat subuh di ruang tamu.

Look. Aku memang bukan orang yang religius. Solat wajib saja masih suka bolong-bolong. Tapi, mengingat kejadian semalam, rasanya aku pingin duduk bersimpuh dan taubat.

Aku berjalan keluar kamar dan menuju ke kamar mandi untuk sikat gigi sekaligus wudhu.

Saat keluar dari kamar mandi, Sabrina yang sudah selesai beribadah langsung menatapku. Ya, mungkin dia heran melihatku sudah bangun dan seluruh wajah, tangan, dan kakiku basah kuyup.

"Buaya juga bisa solat, Sabrina.." kataku sambil mendekat ke arahnya, meminta giliran untuk menggunakan sajadah.

"Kamu manusia, Wara.." jawabnya.

Aku mendengus geli. Betapa gemas Sabrina dan logika rasionalnya.

"Dengan perilaku buaya." Lanjutnya.

Astagfirullah. Nggak jadi gemas.

Sabrina nih ya. Dia barusan selesai solat lho. Masa udah bikin dosa lagi.

Oke, jangan marah. Nanti aku ikutan dosa.

***

Aku mandi setelah Sabrina. Untuk cewek, dia menggunakan waktu mandi yang cukup efisien. Aku hitung, dia tadi cuma mandi selama 20 menit.

Normal.

Eh, tapi tunggu.

Sangat normal jika dibandingkan dengan mbak Parasayu yang bisa hampir satu jam di dalam kamar mandi.

Eh, ralat.

Belum lagi dibandingkan dengan Paradisa. Dia bisa dua jam di dalam kamar mandi. Jadi curiga, adikku itu mandi sambil menghitung debit air yang diguyurkan kepadanya apa bagaimana.

Saat aku selesai mandi, aku terkejut melihat Sabrina yang hanya menggunakan kaos oblong dan celana panjang berbahan polyester.

Dia nggak ngantor?

PUKAU (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang