Privilege

4.3K 263 21
                                    


Gusu University

Pagi ini, seperti hari-hari sebelumnya, Wei Wuxian berlari dari Flatnya menuju Gedung Fakultas Bisnis di Universitas Gusu yang luas itu. Wei Wuxian juga merutuki besarnya kampus yang dia enyam pendidikannya. Dia masuk ke gerbang dan harus berlari menaiki tangga menuju kelasnya. Ketika dia membuka pintu, terlihat sosok yang cukup tua sedang membuka layar proyektor. Sosok itu terlihat masih tampan meski sudah beruban. Semua segera mengalihkan tatapan ke arah Wei Wuxian yang terkekeh gugup. Dia menunduk dan melanjutkan jalannya ke arah kursi untuk mengikuti kelas.

Dosen Lan Qiren terkenal sebagai Dosen Killer dan pemilik Universitas saat ini memandang pada Wei Wuxian yang sudah duduk di samping sosok dingin dan kaku namun begitu tampan.

"Wei Wuxian! " seru Lan Qiren membuat tubuh Wei Wuxian mengejang. Dia memandang Wei Wuxian tajam. "Kenapa kau selalu terlambat di mata kuliahku, apa menurutmu yang aku ajarkan ini tidak penting!?

"Bu-"

"Diam! Kau selalu saja menyahut! Aku tau kau murid yang pintar hingga kau mendapatkan Beasiswa penuh disini, namun kau harus ingat jika keterlambatanmu masuk kelas juga akan mempengaruhi nilai kedisiplinanmu! " seru Lan Qiren dengan tegas. Membuat Wei Wuxian membeku.

Gawat....

"Ma-maafkan saya itu tidak disengaja! " serunya berdiri dan membungkuk hormat. "Saya akan merubahnya! "

Terdengar bisik- bisik mahasiswa dan mahasiswi di sekitar yang bisa Wei Wuxian dengar. Segera Lan Qiren berbalik dengan proyektornya untuk persiapan memulai kelas.

"Bukankah katanya dia yatim piatu?"
"Dia suka membuat masalah dimana pun."
"Dia bukan anak yang baik, heran sekali dia bisa menerima beasiswa."
"Bukankah karena dia anak angkat keluarga Jiang? "
"Sebaiknya jaga jarak dengannya."

"Ayo fokus dan berhenti mengobrol," tegur Lan Qiren dan memulai kelasnya sementara Wei Wuxian mulai serius memperhatikan meski beberapa kali menguap karena mengantuk. Sama sekali tidak peduli orang-orang membicarakannya.

Setelah kelas selesai, Wei Wuxian menyampirkan tasnya dan melirik ke sisinya untuk melihat sesosok pemuda bak giok yang sedang merapihkan mejanya.

"Lan Zhan! " sapanya namun diabaikan oleh sosok tersebut. Melihat hal tersebut, tentu saja Wei Wuxian ingin mengatakan lebih banyak hal seperti;

Kenapa kau mengabaikan ku?

Apa kau membenciku?

Apa kau tak suka aku mencari perhatianmu?

Namun Wei Wuxian teringat jika dia harus pergi, karena itu dia berbalik dan berlari keluar dari kelas, beberapa kali menyerobot antrian turun, diumpati anak-anak lain, dan keluar kelas dengan kilat.

Dia harus bekerja, karena itulah sumber keuangannya untuk hidup.

Wei Wuxian merupakan anak angkat dari keluarga Jiang, marga yang cukup terpandang di kotanya karena Jiang Fengmian merupakan salah satu pejabat di kota Yunmeng.

Namun, Wei Wuxian adalah anak salah satu bawahan keluarga Jiang yang cukup berjasa sehingga ketika kedua orang tuanya meninggal, Wei Wuxian diasuh di oleh Jiang Fengmian.

The Ineffable Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang