Setelah kegiatan pagi yang membuat Wei Wuxian berendam cukup lama, Wei Wuxian kini akhirnya bisa melihat jelas sosok yang menyodoknya ternyata cukup besar. Pantas saja dulu krisannya begitu sakit dan berdarah, ukuran Lan itu terlalu besar.
Kini dia kembali merasakan sakitnya. Meski kini Lan Wangji jauh lebih lembut karena sadar, tetap membuat Wei Wuxian kembali mengingat malam tragedi.
"Lan Zhan punyamu sangat besar, pantas saja bisa menghasilkan bayi kembar!" keluh Wei Wuxian.
Lan Wangji menutupi tubuh Wei Wuxian lalu tubuhnya dengan bathrobe, dia menggendong pemuda itu dan menurunkannya di kasur dengan perlahan.
Dia bergegas ke lemari dan mengeluarkan pakaian santai untuk Wei Wuxian, lalu memakaikan pemuda itu dengan hati-hati.
Dia tidak memperdulikan perkataan Wei Wuxian yang tidak sopan tadi, lagi pula memang kenyataan.
"Wei Ying, sakit?" tanyanya setelah melihat Wei Wuxian sudah rapih. Tangan kanannya membelai pipi Wei Wuxian lembut.
Mendengar pertanyaan Lan Wangji, Wei Wuxian memutar bola matanya. Tentu saja sakit!
Namun Wei Wuxian menjaga harga dirinya dengan menahan tangis. "Tentu saja sakit, Lan Zhan, kau tidak lihat besarnya milikmu itu?"
Wei Wuxian memegang tangan Lan Wangji yang membelainya, memejamkan mata dan menikmati kelembutan dan kehangatan yang diberikan, kemudian dia mengecupi tangan tersebut.
Melihat Wei Wuxian yang terlihat kesal dengan pertanyaan darinya membuat Lan Wangji sedih.
"Maaf, istirahatlah," bisiknya.
Setelah mencium kening Wei Wuxian, Lan Wangji beranjak memakai bajunya.
"Aku akan ambil makanan, kau tetaplah disini," ucapnya lalu pergi keluar kamar.
Di ruang makan sudah ramai, mereka melihat Lan Wangji yang turun sendiri, memanggil salah satu pelayan dan meminta menyiapkan satu set sarapan untuk ke kamarnya.
Qingheng-Jun menatap putra keduanya dengan bingung.
"Wangji, dimana A-Xian?" tanya sang ibunda, Lan Wangji hanya diam, lalu setelah satu set sarapan di tangannya dia pergi ke kamarnya lagi tanpa menoleh pada mereka yang tengah sarapan.
Lan Annchi mendengus kesal, lalu tertawa pelan.
"Ah pasti anakmu itu tidak biasa menahan sedikit tenaganya," ungkap Lan Annchi sambil melirik Qingheng-Jun yang menghela napas.
Lan Wangji kembali ke kamar dengan nampan sarapan lalu mendekati Wei Wuxian.
"Wei Ying, sarapan dulu," ujarnya.
Sejujurnya, meskipun sakit, Wei Wuxian bisa menahannya seperti ketika pertama kali dia mencoba lari. Namun dia diam saja menikmati pelayanan dari Lan Wangji.
Dia juga ingin mengatakan tidak apa meski sakit, sepertinya Lan Wangji tersinggung. Lagipula itu hal wajar untuk pertama kali melakukannya. Kedua mungkin.
Wei Wuxian bisa menahannya, apalagi saat pertama kali Lan Wangji tidak sadar. Dia diam menunggu Lan Wangji dan tersenyum saat pemuda itu kembali.
"Lan Zhan, kenapa hanya satu porsi, apa kau ingin makan bersama?" tanya Wei Wuxian melihat isi nampan. Dia kemudian mulai makan satu suapan, dan menyodorkan suapan lain ke arah Lan Wangji.
Lan Wangji duduk di hadapan Wei Wuxian dan menatap pemuda itu makan, dia menggeleng saat sendok terulur di hadapannya.
"Makanlah, aku nanti," gumamnya.
Lan Wangji teringat kedua anaknya yang tidak terlihat saat orang orang sedang makan, dimana anak kembarnya, pikirnya.
"Baiklah, apa kau tidak lelah?" tanya Wei Wuxian pada suaminya itu. Dia berpikir pasti Lan Wangji lebih lelah darinya apalagi pemuda itu bahkan menggendongnya yang cukup berat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ineffable
FanfictionSebuah malam membuat hidup Wei Wuxian berubah. Dia tahu, jika hal yang datang adalah sebuah berkah untuk hidupnya. Namun hal yang paling berat bagi Wei Wuxian adalah meninggalkan Lan Wangji. Apakah itu adalah keputusan yang tepat? Bagi Lan Wangji...