Wedding day

2K 165 9
                                    

Kini mereka sudah sampai di rumah sakit, Lan Wangji sudah menelpon dokter yang akan menangani Wei Wuxian nanti, agar mereka siap dengan semua peralatan.

"Wei Ying, tahan?" tanyanya. Dia sangat cemas dan panik, namun masih bisa diatasi.

Wei Wuxian memeluk calon suaminya erat dan jika dia tidak merasakan air mengalir di kakinya, dia tidak akan sadar jika air ketubannya pecah.

Dia diam saja saat calon mertua dan calon suaminya bergegas membawanya ke rumah sakit.

"Lan Zhan, aku baik-baik saja. "

Dokter akhirnya tiba dan dia dibawa ke ruang operasi. Dokter menyuntikkan obat bius di pinggulnya hingga dia tidak bisa merasakan kakinya.

Setelahnya dokter memulai operasi. Wei Wuxian menggenggam tangan Lan Wangji dan memandangnya.

Sebelum operasi mulai Lan Wangji sudah memakai pakaian khusus dan duduk di samping ranjang Wei Wuxian.

Saat dokter masuk dan memulai oprasi, dia sempat takut, dia menatap wajah Wei Wuxian dan mencium tangan Wei Wuxian yang ada digenggamannya.

"Wei Ying, takut?" bisiknya.

Matanya sesekali melihat pergerakan dokter, Lan Wangji sebenarnya tidak suka melihat dokter yang memegang tubuh Wei Wuxian, namun apa boleh buat.

Wei Wuxian menggeleng, dia tersenyum menggenggam erat tangan Lan Wangji.

Dia merasa senang Lan Wangji ada disisinya selama proses melahirkan. Awalnya dia berpikir akan terus sendirian selama dia hamil dan melahirkan karena bersembunyi.

Tidak dia kira jika dia akan diterima oleh Lan Wangji bahkan keluarganya. Dia berpikir dia cukup bodoh untuk melarikan diri dari Lan Wangji dan keluarga Jiang selama ini.

Tidak lama proses operasi selesai dan dua tangis bayi yang keras menggema. Anak mereka telah lahir.

Satu diberikan ke Wei Wuxian dan satu lagi diberikan ke Lan Wangji.

Mendengar tangisan bayi membuat Wangji tegang, antara senang dan panik, dia belum pernah menyentuh bayi sebelumnya.

Saat suster memberikan salah satu bayi padanya, Lan Wangji merasa gugup, namun dia kendalikan, dia menerima bayi itu dengan perlahan, seorang bayi laki-laki.

Lan Wangji menatap bayi itu yang menggeliat di dekapan dirinya, rasanya sangat bahagia setelah melihat anaknya sudah hadir di dunia ini.

Dia berpaling melihat Wei Wuxian, dia menatap wajah Wei Wuxian dengan lembut, lalu tersenyum kecil.

"Terima kasih Wei Ying," bisiknya.

Bayi merah dalam pelukannya menggeliat pelan, perlahan Wei Wuxian membiarkan anaknya itu mencoba menghisap putingnya yang sudah mengalirkan air susu.

"Lan Zhan," Wei Wuxian memandang Lan Wangji hangat dan lelah. Setelah cukup lama, Wei Wuxian menukar bayinya agar anaknya yang lain bisa minum susu juga.

"Berikan namanya," ujar Wei Wuxian. Anak yang dia gendong adalah anak pertama dan yang kedua dalam gendongan Lan Wangji.

Lan Wangji mengangguk dan menatap anak pertamanya, wajah mungil dengan hidung mirip Wei Wuxian bibir setipis Lan Wangji, mata emas kebanggaan Keluarga Lan.

"Lan Yuan, nama lahirnya," gumam Lan Wangji, matanya beralih ke Wei Wuxian.

"Lan Zian," senyum Wei Wuxian begitu cerah, dia membiarkan anak keduanya minum susu dengan lahap dan tidak lama tertidur.

Suster datang dan mengatakan Wei Wuxian harus pindah ke ruang rawat.

Setelahnya kedua anaknya diletakan di Ruang Bayi dibawa untuk diperiksa.

The Ineffable Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang