Sana pov
Bosan,
semuanya terasa sungguh membosankan.
"Menjauhlah dariku!"
"Tapi kenapa? Aku sangat mencintaimu Sana-ssi..."
Tidak ada hal yang dapat membuat ku merasa senang.
"Ku bilang jangan MENDEKAT!"
"Ada apa denganmu. Kenapa tiba-tiba sikapmu berubah seperti ini?"
"Hiks... Aku tidak ingin melukaimu, jadi kumohon menjauhlah dariku."
Kepura-puraan ini membuat ku muak.
"Aku tidak peduli jika kau melukaiku sekalipun. Karena aku sangat mencintai mu!"
Cinta? Apa dia bisa menerima ku, setelah mengetahui diriku yang sebenarnya?
"Tidak, kau tidak mengerti..."
"Apa yang tidak aku mengerti?!"
"Aku ini adalah MONSTER!!"
Dengan langkah kecil, aku berjalan dibawah sinar rembulan. Memperlihatkan rona mata berubah menjadi merah seperti darah beserta taring yang begitu tajam muncul dari sudut bibirku.
"K..kau..."
Dapat ku lihat namja itu, ketakutan setengah mati setelah melihat rupa ku yang asli.
"Kini kau telah mengetahui siapa diriku sebenarnya."
"OK, CUT!!!"
Ku seka air mata palsuku setelah mendengar teriakan lantang sutradara. Semua orang bertepuk tangan setelah menyelesaikan syuting hari ini.
"Woah Sana-ssi, akting mu benar-benar luar biasa." Puji sang sutradara.
"Ah aniyeyo... Aku masih perlu banyak belajar." Ucapku merendah.
"Tapi yang tadi itu terlihat sangat nyata, bahkan tanpa efek sekalipun. Kau terlihat seperti vampire sungguhan." Seorang kru kamera ikut serta memuji akting ku.
"Ghamsahabnida. Aku tidak bisa melakukannya tanpa bantuan dari kru make-up." Kataku menunjukan senyum bertaring.
"Hmm... Kau benar, gigi taring itu terlihat asli. Sepertinya kru make-up bekerja dengan profesional." Kata sutradara.
"Kalau begitu aku pamit dulu untuk menghapus riasanku." Ucapku menundukan kepala, sebelum pergi menuju ruang ganti.
"Hahhh sungguh melelahkan..." Ku rebahkan tubuhku yang letih diatas sofa.
"Disini kau rupanya."
Aku terhenyak kaget mendapati Mina tiba-tiba muncul di sebelah ku.
"Ck, Bikin kaget saja. Bisakah kau datang lewat pintu seperti orang-orang?" Kesal ku.
"Itu hanya membuang waktu." Ucapnya acuh seraya memeriksa schedule ku yang padat.
"Seandainya kau manusia, pasti sudah ku bunuh sejak lama."
"Itulah sebabnya aku yang menjadi manajer mu, karena kau terus saja merenggut nyawa manusia yang tidak bersalah seenaknya."
"Salahkan mereka yang selalu mengusik ku dengan segudang jadwal merepotkan!" Seru ku menatapnya tajam.
"Sudah sepantasnya seorang artis terkenal memiliki banyak schedule. Jadi berhentilah unjuk gigi padaku. Itu tidak membuat ku takut sama sekali." Ucapnya menunjukkan rona mata yang sama dengan ku, atau mungkin lebih kuat dan menyeramkan dariku.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY MISTRESS (SAIDA) END
Fanfiction⚠Warning⚠ 🔞🔞🔞 Mengisahkan tentang seorang gadis muda yang mencalonkan diri sebagai MAID demi melunasi hutang keluarganya di sebuah rumah mewah milik seorang artis ternama yang menyimpan banyak rahasia gelap tentang asal usulnya.