Jihyo pov
Ku topang dagu ku memandangi indahnya sinar rembulan pada malam ini. Hanya tinggal beberapa hari lagi hingga purnama tiba, disaat itulah aku akan melaksanakan rencana untuk memusnahkan semua yang menghalangi kedamaian keluarga ku.
Pemimpin kaum werewolf serta manusia yang telah merusak otak kedua putri ku. Akan ku bunuh semuanya tanpa tersisa.
*Tap*tap
Suara langkah kaki di keheningan malam menarik perhatian ku.
Aku menoleh kebelakang, mendapati anjing kecil ku sudah kembali dari tugas yang ku berikan.
Dengan tatapan kosong tanpa jiwa dia menatap lurus kearah ku.
"Bagaimana pencarian mu?" Tanya ku.
"Mereka tidak ada dirumah Sana maupun tempat persembunyian Irene." Jawab Tzuyu.
Pergi kemana anak-anak tidak tau diri itu. Mereka tidak mungkin pergi jauh dengan luka parah seperti itu.
"Haruskah aku mencari mereka disekitar kota?" Usul Tzuyu.
"Tidak perlu. Untuk sementara biarkan mereka bernafas. Siapa tau anak-anak bodoh itu berubah pikiran dan kembali memohon ampunan dariku."
"Apa tugas ku selanjutnya?" Tanya Tzuyu kaku.
Aku tersenyum menyeringai, berjalan perlahan kearahnya. Menyibak helaian rambut yang menutupi separuh wajah cantiknya.
Kini aku tau alasan Sana terpikat olehnya. Selain karena cantik, dia juga begitu loyal dan patuh pada perintah yang diberikan.
"Apa kau sibuk malam ini?" Tanya ku, menatap dalam mata kosongya.
"Ingin minum dengan ku? Sudah lama kau tidak mengonsumsi darah bukan?" Bisik ku sedikit menggodanya. Namun anjing kecil ku tidak merespon apapun.
Sepertinya dia bingung bagaimana cara untuk merespon ku.
"Ikutlah dengan ku."
Ku kaitkan sebuah rantai pada choker lehernya. Menggiringnya layaknya anjing pelihara ku menuju kamar utama.
*Curr
Ku tuangkan sebotol darah manusia kedalam dua cangkir. Orang-orang awam pasti mengira jika aku mendapatkannya dengan cara membunuh manusia. Namun sebenarnya aku membelinya dari rumah sakit dengan harga yang tidaklah murah.
Tapi ini sebanding dengan tingkat kesegarannya.
Setelah cangkir terisi penuh, tidak lupa untuk mencampurkan ramuan khusus yang ku buat pada minuman Tzuyu.
*Clink*Clink*
Ku aduk rata minuman itu, menimbulkan aroma yang tidak tertahankan, bahkan untuk Tzuyu yang memiliki kontrol tinggi sekalipun.
Dia terlihat sangat ingin mencicipi minuman ini.
"Kau belum pernah merasakan darah manusia sebelumnya kan?" Tanyaku membuatnya mengangguk.
"Tidak seperti Sana yang memburu mangsanya hanya untuk dirinya sendiri. Aku dengan baik hati akan membagikan darah ini untuk mu."
Ku sodorkan segelas penuh darah padanya. Tanpa ragu, dia merebut cangkir dari tanganku lalu meneguk minuman itu hingga berceceran mengotori bibir pucatnya.
Aku tidak dapat menahan senyum bahagia melihatnya menghabiskan semuanya tanpa tersisa setetespun.
"UHUK! Ugh...Uhuk! Agh..!"
*Pyar
*Bruk
Tzuyu terjatuh diatas permadani, dia terus mengerang sambil memegangi tenggorokannya. Tanpa memperdulikan gadis itu, ku sesap minuman ku dengan nikmatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY MISTRESS (SAIDA) END
Fanfiction⚠Warning⚠ 🔞🔞🔞 Mengisahkan tentang seorang gadis muda yang mencalonkan diri sebagai MAID demi melunasi hutang keluarganya di sebuah rumah mewah milik seorang artis ternama yang menyimpan banyak rahasia gelap tentang asal usulnya.