"Bagaimana, apa kau sudah menemukan jejaknya?" Tanya yeoja yang tengah merawat patnernya.
"Belum, bau vampire itu menghilang di tengah pemukiman manusia. Kami kesulitan mencarinya karena bau nya tercampur menjadi satu."
Mendengar kabar buruk itu membuat sang yeoja kesal bukan main. Dia hampir berhasil membunuh vampire bangsawan itu tapi sayangnya dia melarikan diri.
"Tetaplah mencari, dia tidak mungkin berada jauh karena sedang terluka." Titah Momo.
"Baik."
Mungkin inilah waktu yang tepat untuk menghabisi nyawa vampire itu, karena tidak akan ada kesempatan lain. Dapat dikatakan mereka beruntung menemukan Mina dalam kondisi lemah. Jika tidak, Mungkin mereka yang akan terluka parah atau mati.
*kriet*tap*tap
Suara langkah kaki terdengar begitu jelas karena lantai yang terbuat dari kayu ini sudah begitu lapuk.
"Bukankah aku sudah menyuruh kalian untuk pergi?" Tanya Momo tanpa melihat siapa yang berada di belakangnya.
"Pergi kemana?" Suara bass seorang namja membuat Momo terkejut dan menoleh.
"J-jeongyeon-ah..."
"Apa yang sedang kau lakukan disini?"
Pertanyaan itu membuat Momo membeku, dia tidak bisa bilang jika dirinya telah merusak perjanjian dan mendeklarasikan perang secara sepihak tanpa persetujuan dari sang alpha.
"T-tidak ada. " Jawab Momo dengan keringat dingin.
"Kau yakin, tidak ada yang kau sembunyikan dariku?" Namja itu mendekati Momo dengan aura pemimpin yang menyeramkan.
Kilau mata keemasan tajam menusuk membuat nyali Momo menciut, ia tidak berani menatapnya apalagi melawan sang alpha.
"Ahaha aku hanya bercanda, jangan takut begitu." Ucap Jeongyeon menepuk-nepuk pundak Momo dengan gelak tawa.
"Bagaimana tidak takut, kau sudah menjadi alpha." Jawab Momo dengan senyum paksa.
"Yah, kita ini sudah berteman sejak balita, kenapa kau tiba-tiba jadi takut padaku. Apa karena luka ini terlihat menyeramkan." Jeongyeon menunjuk bekas luka pertarungan memperebutkan gelar alpha pada dahinya.
"Sudah seharusnya kawanan menakuti pemimpinnya." Ucap Momo bersikeras dengan pendiriannya.
"Aishh terserah kau saja. Ngomong-ngomong apa yang sedang kau lakukan di rumah tua seperti ini?"
"Ehm... A-aku..."
"Kaing~" Suara erangan Boo mengambil perhatian Jeongyeon.
Namja itu langsung berjongkok menghampiri serigala yang terluka "Apa yang terjadi padanya!??" Serunya dengan nada khawatir.
"Dia terluka saat membantu ku melawan beruang." Bohongnya.
"Apa kau yakin yang kau lawan adalah beruang? Beberapa tulang boo retak dan patah." Tanya Jeongyeon menatap Momo.
"Eoh, waktu itu boo sempat terpental dan menghantam pohon besar." Jawab Momo tanpa berani menatap kembali Jeongyeon.
Sejujurnya Jeongyeon tidak percaya jika luka parah ini disebabkan oleh serangan beruang atau hewan buas lainnya. Karena tidak ada bekas luka gigitan maupun cakar pada tubuh boo.
Tapi karena Momo berkata demikian maka ia akan mempercayai nya.
"Bawalah boo pada tabib suku, biar bbosong dan bami yang memburu beruang itu."
"Tidak perlu, ini adalah masalah ku. Aku bisa mengatasi-"
"Sudah menjadi tugas alpha untuk menjaga kawanannya. Kembalilah ke suku, sudah lama kau tidak pulang."
KAMU SEDANG MEMBACA
MY MISTRESS (SAIDA) END
Fanfiction⚠Warning⚠ 🔞🔞🔞 Mengisahkan tentang seorang gadis muda yang mencalonkan diri sebagai MAID demi melunasi hutang keluarganya di sebuah rumah mewah milik seorang artis ternama yang menyimpan banyak rahasia gelap tentang asal usulnya.