Wahan tribal
Suara genderang bertabuh mengiringi tarian suku yang dilakukan sebagai penghormatan para luhur sebelum mengadakan upacara penghakiman.
Sorakan kawanan werewolf beserta lolongan serigala memeriahkan suasana pada malam ini.
"Bawa keluar sang pendosa!"
Pintu gerbang besar terbuka lebar.
Dengan kondisi sempoyongan dan tubuh yang di penuhi luka, sosok wanita vampire di seret paksa kaum werewolf menuju altar tempat upacara diadakan.
Tiap langkah wanita itu mendapatkan geraman serta cibiran dari seluruh kawanan yang hadir. Bahkan tidak sedikit yang mendorong dan menyandung kaki wanita itu hingga membuatnya jatuh tersungkur.
Ini merupakan penghinaan terbesar bagi kaum vampire bangsawan yang terhormat sepertinya. Namun wanita itu memilih diam tanpa membalas perlakuan mereka.
"Sayang sekali wanita secantik dirimu harus di adili seperti ini. Seharusnya aku memakai tubuhmu dulu tadi." Bisik pria itu dengan tidak sopannya menjilat sisa darah di wajah Mina.
Wanita itu lekas mendesis, rona matanya berubah merah karena amarah. Dia tidak peduli jika mereka memperlakukannya dengan kasar tapi tidak dengan pelecehan. Mina sungguh membencinya.
"Ku bunuh kau..." Geram Mina.
"Sayang sekali kau tidak membuat ku takut. Tapi kau berhasil membuat adik ku tegang." Bisik pria itu di depan wajah Mina.
"Cuih!" Mina meludah tepat di wajah pria itu.
"Brengsek!"
*PLAK
Pipi wanita itu di tampar keras hingga ia jatuh tersungkur.
"Kau ingin cepat mati eoh!?" Teriak pria itu mencengkram kuat kerah baju Mina.
"Bunuh aku jika bisa." Tantang Mina dengan senyum meremehkan.
"Dasar kau jalang!"
"Hentikan! kau tidak boleh melukainya sebelum alpha yang memutuskan." Ucap pria lain mengingatkan.
"Ck, sialan."
"Sangat disayangkan anjing kampung seperti mu tidak bisa membunuh ku." Cibir Mina mendapatkan geraman oleh pria itu.
"Kemari kau." Pria itu menyeret tubuh Mina lalu mengikatnya kuat pada tiang di tengah altar.
Setelah itu meletakan ranting dan akar pepohonan di bawah kaki Mina untuk membuat perapian.
"Berdo'a lah untuk keselamatan mu. Sebelum ku bakar hidup-hidup." Ucap pria itu bersiap untuk membakar Mina jika memang terbukti salah.
Suara genderang berhenti bertabuh.
Lolongan serigala saling menyaut ketika sang alpha telah tiba di singgasana nya. Semua kawanan berlutut dihadapannya tanpa terkecuali.
"Mulai upacaranya!" Teriak sang alpha dengan lantang.
Kini giliran Momo beserta kawanannya digiring masuk kedalam lingkaran altar dimana mereka akan bersumpah untuk berbicara dengan jujur.
"Jeongyeon-ah, apa kau serius akan melakukan ini padaku?" Tanya Momo, mendapatkan tatapan dingin dari sang alpha.
"Aku memang teman mu, tapi aku adalah pemimpin sekaligus pelindung suku, Yang bersalah harus tetap di adili. Kawan maupun lawan." Jawabnya dengan bijak. Tanpa adanya sedikitpun keraguan.
Momo akhirnya berlutut pasrah, membiarkan para tetua mengoleskan darah pada wajah mereka. Sebagai syarat dalam upacara.
"Biarkan kejujuran terucap. Kebohongan akan mendatangkan malapetaka dan kutukan bagi kalian semua." Ucap tetua diikuti oleh sorakan anggota suku.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY MISTRESS (SAIDA) END
Fanfiction⚠Warning⚠ 🔞🔞🔞 Mengisahkan tentang seorang gadis muda yang mencalonkan diri sebagai MAID demi melunasi hutang keluarganya di sebuah rumah mewah milik seorang artis ternama yang menyimpan banyak rahasia gelap tentang asal usulnya.