"Eomma!!!" Sana menjerit histeris melihat wanita paruh baya itu melindunginya.
Momo menarik kembali belati yang menancap pada jantung wanita itu.
Cipratan darah mencuat keluar dari tubuhnya mengenai wajah Sana.
Tikamam kedua pada jantungnya membuat tubuh wanita itu limpung dan jatuh kedalam pelukan anaknya.
"Apa yang terjadi pada tubuhmu!? Kenapa lukanya tidak pulih kembali!??" Seru Sana mulai panik.
"Per... gi..." Lirih Jihyo memuntahkan darah yang sangat banyak dari mulutnya.
"Tidak! Aku akan menolong mu!" Sana berusaha menyembuhkan luka pada dada Jihyo, namun tidak berhasil.
"Percuma saja, dia sudah tamat." Ucap Momo membersihkan darah pada belatinya.
"Apa yang kau lakukan padanya!?" Seru Sana penuh amarah.
"Ini adalah balasan untuk kalian karena berani mengusik suku kami. Mata dibalas dengan mata dan nyawa dibalas dengan nyawa." Jelas Momo.
"Aku telah berjanji pada teman ku untuk melindungi suku ini." Momo melirik kearah sang alpha yang telah terbujur kaku di hamparan rerumputan.
"Akan ku balaskan dendamnya dengan menghabisi kaum kalian." Momo kembali bersiap untuk menyerang Sana dengan belatinya.
"Lari..." Jihyo meremas kuat baju yang dikenakan Sana hingga darahnya mengotori kemeja putihnya.
"Tidak." Jawab Sana menggenggam tangan dingin Jihyo.
"Aku sudah lelah berlari. Biar aku menyelesaikan masalah yang ku buat." Sana meletakkan tubuh Jihyo diatas tanah.
"Bo..doh... Kau... Ha..nya... Ga.. dis.. Lemah... Uhuk!"
"Tidak pada malam ini." Rona mata Sana berubah menjadi merah darah, taringnya mencuat keluar.
Wanita itu berlari dengan kecepatan tinggi menuju Momo. Mengarahkan kuku yang tajam pada werewolf itu.
*Slash
Momo berhasil menghindar dan menyayat lengan Sana dengan belatinya.
"Ugh..." Sana mengerang karena lukanya tidak menutup kembali.
"Wae? Apa benda ini membuat mu berubah pikiran untuk melawan ku!? Kenapa kau tidak lari saja??" Cibir Momo dengan seringai kepuasan.
Mendengar hinaan itu membuat Sana begitu kesal, dia kembali menyerang Momo namun kali ini menggunakan tendangannya.
"Ku rasa kau meleset..." Ejek Momo.
"Apa hanya itu kemampua-"
Saat pandangan Momo teralihkan, Sana mengambil kesempatan untuk memukul tepat di wajahnya.
*Buagh
*Krakk
Suara retakan tulang terdengar sangat nyaring, Momo terhempas jauh setelah menerima pukulan telak Sana di pipinya.
Lebam serta darah mulai mencuat keluar dari sudut bibirnya.
"Bagaimana sekarang?" Tanya Sana.
"Cuih!" Momo meludahkan darahnya, menyeka luka pada bibirnya.
Power yang Sana miliki saat ini setara dengan Mina di hari biasa. Dia dapat merasakan tulang pipinya patah hanya karena satu pukulannya.
Karena itulah werewolf selalu berkoloni dalam melakukan penyerangan. Kali ini dia harus lebih berhati-hati agar tidak terkena serangannya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY MISTRESS (SAIDA) END
Fanfiction⚠Warning⚠ 🔞🔞🔞 Mengisahkan tentang seorang gadis muda yang mencalonkan diri sebagai MAID demi melunasi hutang keluarganya di sebuah rumah mewah milik seorang artis ternama yang menyimpan banyak rahasia gelap tentang asal usulnya.