Don't trust anyone

1.4K 240 31
                                    

Malam itu bulan dengan bentuk hampir sempurna bersembunyi di balik awan mendung, suara gemuruh pun mulai bergema menandakan akan turun hujan sesaat lagi.

"Waktunya hampir tiba."

Gumam sesosok wanita vampire berumur ratusan tahun yang tengah menikmati pemandangan di sekeliling rumahnya dari atas balkon.

Semuanya dapat terlihat jelas dari atas sini. Mulai dari pemandangan menyeramkan pemakaman hingga hewan mengerikan yang tengah mencari mangsa pada malam hari.

"Perang ini akan segera ku menangkan."

*Tes*

Langit pun mulai menangis membasahi seluruh permukaan bumi. Namun wanita itu tidak berniat untuk berteduh.

Dia membiarkan tetesan air itu membasahi sekujur tubuhnya, menikmati sensasi dingin luar biasa.
Hingga seorang pelayan datang untuk memayunginya.

"Yourhigness, masuk lah kedalam. Biar ku keringkan tubuhmu." Pinta sang pelayan.

"Untuk apa? Hujan ini tidak akan membuat ku sakit."

Sang pelayan pun merasa kebingungan dengan jawabannya. Itu tidak seperti pengetahuan yang dia tau.

"Kita adalah vampire, kau ingat?"

"Entahlah, yang ku tau hujan akan membuat siapapun jatuh sakit, apa aku salah?"

Merasa terkejut dengan jawabannya, wanita itu pun memegang wajah pelayannya memeriksa bagaimana kondisinya.

"Sepertinya pengetahuannya selama menjadi manusia belum hilang sepenuhnya. Ku harap ingatannya pada Sana tidak akan muncul kembali." Batinnya.

"Bersiaplah, aku akan memeriksa mu di lab ku sebelum event penting besok."

"Yourhigness, sepertinya kita kedatangan tamu." Potong pelayan itu melihat sosok wanita berjalan dari balik hutan menuju tempat mereka.

"Wah.. wahh.. Lihat siapa yang datang.." Wanita itu tersenyum menyeringai mengetahui anak perempuannya datang kembali ke istananya.

Namun dia tidak datang seorang diri, dia membawa tubuh seseorang gadis dalam gendongannya dengan kondisi basah kuyup.

"Haruskah aku mengurusnya?" Tanya sang pelayan.

"Tidak perlu, biarkan anak itu masuk." Titah wanita itu.

Sang pelayan pun membukakan pintu gerbang untuk mereka dari atas balkon. Membiarkan Sana melewati pintu gerbang, memasuki pekarangan rumah.

Selayaknya mahluk yang baru kehilangan cahayanya, Sana berjalan dengan tatapan dingin dan juga hampa, dengan melihat bercak darah pada bibir dan leher gadis itu sudah menjelaskan apa yang telah terjadi pada mereka.

"Eomma...." Lirih Sana memanggil sang eomma dari bawah.

"Eoh putri kecil ku sudah pulang. Kenapa kau terlihat sangat kacau hum?" Tanya Jihyo menopang dagunya pada pagar balkon.

"Omo, apa yang terjadi pada kekasih mu itu??" Seru Jihyo berpura-pura terkejut melihat tubuh Dahyun terbujur kaku dalam gendongan Sana.

Sana mengeratkan genggamannya pada tubuh Dahyun. Menahan emosinya adalah hal tersulit yang harus dilakukannya.

Wanita cantik itu memberanikan diri untuk mendongak keatas, menatap sang eomma.

"Kumohon hentikan peperangan ini. Aku tidak ingin melihat perpecahan diantara keluarga kita." Mohon Sana dengan suara parau.

"Kenapa aku harus?" Ucap Jihyo balik bertanya.

"Tidak ada lagi yang perlu dipermasalahkan. Gadis ini telah mati seperti yang kau inginkan." Jawab Sana dengan berat hati.

MY MISTRESS (SAIDA) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang