Second Chance

1.6K 226 24
                                    

"GraaaahhhHH!!!"


*BRAK

"Argggh!!"

Suara erangan dan benda terjatuh terdengar dari kediaman sang alpha. Pria itu mengerang akibat rasa sakit luarbiasa dari racun yang ditanamkan oleh Jihyo.

Sedikit demi sedikit racun itu mulai menggerogoti organ di dalam tubuhnya. Obat yang diberikan tabib di sukunya hanya mampu memperlambat penyebaran racun namun tidak mampu menetralisirnya.

"Grrr... Akan ku bunuh vampire sialan itu." Geram pria itu berusaha bangkit dari posisinya.

"Tuan, tolong jangan memaksakan diri." Ujar sang tabib membantu menopang tubuh besar pria itu.

"Jangan ganggu aku!" Pria itu mendorong sang tabib hingga terpental.

Beruntunglah sosok bertudung hitam berhasil menyelamatkan tabib itu.

"Tolong tinggalkan kami berdua." Ucap sosok itu.

Saking takutnya sang tabib pun berlari terbirit meninggalkan tempat itu.

"Ugh.. Apa yang kau lakukan disini..." Tanya pria itu sembari menahan sakit pada dadanya.

Sosok berjubah hitam itu menanggalkan tudung kepalanya, memperlihatkan wajah cantik dipenuhi luka serta rambut yang telah di pangkas menjadi pendek.

"Aku mengkhawatirkan mu."

Pria itu tersenyum miris. "Untuk apa mahluk yang sudah mati mengkhawatirkan ku."

Wanita itu tertunduk malu. Setelah hari penghakiman, sang alpha memutuskan untuk memalsukan kematian mereka yang telah melakukan dosa. Dengan sebagai ganti, mereka tidak diperbolehkan kembali lagi ke suku.

"Mianhae... Ini semua salahku." Ucap wanita itu.

"Jika ada yang bisa ku lakukan untuk membalas budi, apapun akan aku lakukan." Lanjutnya.

"Aku ingin kau pergi dari sini." Pinta pria itu.

"Jeongyeon-ah..."

"Ku bilang pergiii!!" Bentak pria itu melempar guci diatas meja hingga hancur.

Namun wanita itu tidak kunjung beranjak dari tempatnya. Ia masih menatap pria itu dengan tenang.

"Bukankah kau ingin membalas dendam pada para vampire?" Tanya wanita itu.

"Itu bukan urusanmu."

"Biarkan aku yang membalaskan dendam mu."

Jeongyeon begitu murka melihat sikap keras kepala wanita itu. Dia langsung menerjangnya, membanting tubuhnya hingga ia terbaring dibawah cengkramannya.

"Sudah ku bilang ini bukan urusan mu. Kau bukan bagian dari suku lagi." Geram Jeongyeon meremas kuat baju wanita itu.

"Biarpun begitu, aku tetap akan menyelamatkan gadis manusia itu." Ucap wanita itu tetap pada pendiriannya.

"Mereka bukanlah tandingan mu. Kau hanya akan menjadi bahan bualan para vampire itu."

"Itu tidak akan terjadi karena aku telah mengetahui kelemahan mereka."

Jeongyeon menatap lekat mata wanita itu, tidak ada sedikitpun keraguan pada matanya. Apa dia sungguh mengetahui kelemahan mereka?

"στιλέτο."

Mata Jeongyeon membulat sempurna ketika kata itu terucap dari mulut wanita itu. Entah bagaimana dia mengetahui informasi tentang benda yang telah menghilang keberadaannya selama ribuan tahun.

MY MISTRESS (SAIDA) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang