XIII. Weird

1.3K 220 135
                                    

♤♡Happy Reading◇♧

Sudah dua minggu berlalu, Camella tak kunjung kembali ke Hogwarts. Regulus sudah sangat merindukan senyuman manis gadis itu. Untuk mengobati rasa rindu, ia kembali membuka lukisan Camella Potter.

Senyuman tipis terlukis di wajah seorang Regulus Black, tatapannya yang tulus saat melihat kecantikan dari Camella Potter-nya.

"Seperti biasa cantik..." gumam Regulus.

"Hai Regulus!" sapa Viviene yang datang secara tiba-tiba.

Regulus dengan cepat menutup bukunya, Viviene tak boleh mengetahui hal ini.

"Buku apa itu? Aku ingin melihatnya!" perintah Viviene.

"Tidak. Ini privasi ku." tegas Regulus.

"Tapi aku adalah tunangan mu! Aku berhak mengetahui apapun! Cepat berikan pada ku!" kesal Viviene.

Regulus memegang erat buku tersebut, Viviene tidak boleh mengetahui tentang Camella Potter.

Viviene kesal, ia pun mengeluarkan tongkatnya "Imperius!" Viviene melemparkan mantra kepada Regulus.

"Hehe...Aku bisa mendapatkan apapun yang ku mau, Sayang." Viviene tersenyum licik kepada Regulus yang terdiam.

Viviene mengambil buku yang terus disembunyikan oleh Regulus. Betapa terkejutnya dia "Camella Potter?!" tangan Viviene terkepal, hingga membuat kertasnya terobek.

"Aku harus membunuh gadis ini! Berani-beraninya dia mencuri pria ku!" marah Viviene, ia membakar buku itu didepan Regulus yang masih tersihir.

Viviene pergi dengan amarah yang siap untuk membunuh seseorang. Ketika Viviene pergi, sihir Regulus pun hilang. Hatinya tersayat melihat buku kesayangannya sudah menjadi abu.

Regulus benci, sangat membenci gadis itu. Dia tak ingin bertunangan dengan gadis itu, seseorang yang manja, serakah, dan egois. Ia sangat membenci Viviene Price.

Regulus sudah muak dengan tingkah Viviene, ia akan melawan keluarganya kali ini. Regulus akan mengejar Camella, ia akan memperjuangkan Camella. Masa bodoh dengan resikonya, ia tidak akan diam lagi.

●●●

"Benarkah kau tidak mau beristirahat dirumah saja, Caramel?" tanya Fleamont dengan tatapan khawatirnya.

"Haha...Benar papa, aku baik- baik saja. Ada James yang menemani ku." jawab Camella menenangkan ayahnya itu.

"Ku pikir yang dikatakan father adalah jalan terbaik El." potong James.

Dengan cepat Camella menginjak kaki James "James akan menjaga ku, papa, mother." ucap Camella berusaha menenangkan orang tua mereka sehabis kejadian waktu itu.

"James, kita mempercayaimu menjaga Camella."

"Yes, mother, father. Aku pastikan tidak akan terjadi pada Camella lagi."

"Sampai jumpa papa, mother..aw" perih Camella saat memeluk kedua orang tuanya.

"Sudah ku bilang! Kau dirumah saja." ucap Fleamont khawatir pada anak gadisnya.

𝕷𝖔𝖘𝖙 𝕰𝖓𝖉𝖎𝖓𝖌 | Regulus BlackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang