XXIII. Stalker

692 90 11
                                    

♤♡Happy Reading◇♧

"Dikarenakan kegelapan semakin meluas dan pelahap maut yang terus berkeliaran, kelas DADA akan ditambah jamnya. Dengan ini aku berharap kalian berhati- hati dan siap untuk menghadapi bahaya yang akan datang. Kalian selamat makan, kami akan rapat sebentar." Ucap Professor Dumbledore, setelah Professor Dumbledore menyelesaikan pidatonya, ia dan para guru langsung pergi meninggalkan great hall.

Camella dengan lahap menyantap makanannya, Ivy terus menatap Camella yang tak ada takutnya dengan pelahap maut yang sedang berkeliaran "Bisakah kau menunjukan sedikit kekhawatiran, El?!" Kesal Ivy, Camella mengerutkan keningnya tak mengerti apa yang dibicarakan oleh Ivy.

"Apa maksudmu, Ivy?" Tanya Camella yang masih melahap makanannya. Ivy menarik napasnya dalam- dalam "Apa kau tidak mendengar apa yang dikatakan oleh professor Dumbledore, Camella?!" Teriak Ivy yang membuat satu meja gryfinddor menghadap kearah mereka berdua.

"Santai saja, Lawson. Camella mempunyai kita berlima..." Jawab Sirius dengan pedenya. "Siapa kita berlima itu?" Tanya Ivy.

James dan Sirius langsung berdiri dengan bangganya "Tentu saja kami berdua dan...Moony! Wormtail! Kalian kenapa tidak berdiri?!" Omel Sirius. Remus menghela napasnya panjang dan berdiri mengikuti kedua sahabatnya diikuti oleh Peter yang bingung. "Tentu saja kami akan menjaga Camella Potter!" Ucap James dan Sirius sambil merangkul kedua temannya yang malu dengan tingkah mereka.

"Bisakah kalian tidak mempermalukan ku semenit saja?!" Ucap Camella menutupi wajahnya agar tidak ada yang melihatnya. "Lalu siapa satunya lagi?" Tanya Ivy bingung. "Tentu saja adikku nona cantik." Jawab Sirius dengan bangga.

"Dia kan Slytherin. Dia pasti juga pelahap maut." Timpal seseorang dari Ravenclaw. Camella mendengar itu langsung berdiri memasang wajah kesalnya "Apa yang kau katakan?!" Ucap Camella menahan amarahnya.

"Regulus Black, dia seorang Slytherin dan keluarga adalah Black. Dia pasti adalah seseorang pelahap maut." Balas perempuan itu dengan muka yang mengajak ribut. "Kekasihku bukan seorang pelahap maut, bodoh!" Camella langsung berlari dan menjambak rambut perempuan itu.

"AAA! Lepaskan aku Potter!"

"Kau harus meminta maaf pada Regulus sekarang juga!" Kesal Camella yang menambah kekuatan jambakannya.

"AAA!"

Semua orang langsung berusaha memisahkan keduanya, tak ada yang mau mengalah diantara keduanya. Camella Potter memang orang yang emosian apalagi jika menyangkut orang yang disayangnya. "Lepaskan aku, Potter!"

"No way, bitch!"

"Pad kita harus mengabadikan momen ini!" Ucap James yang langsung mengeluarkan kamera kecilnya. "Hahaha, kau benar Prongs! Foto yang banyak!" Tawa Sirius.

"Ella! Lepaskan dia!" Panik Lily yang tidak didengar oleh Camella. Semua orang yang berusaha memisahkannya, sudah sangat kewalahan.

"Kau tidak menghentikan Potter, Reg?" Tanya Evan yang ikut menyaksikan peperangan Camella dan gadis dari Ravenclaw. Regulus tersenyum kecil "Untuk apa? Lihat Ella, ia sungguh sexy saat mengumpat." Ucap Regulus yang terus memperhatikan Camella yang bertengkar.

"Gadis sialan! Lepaskan rambut pacarku!" Ucap kekasih dari perempuan Ravenclaw itu, ia mendorong Camella dan melayangkan tangannya untuk menampar Camella. Beruntung Regulus langsung melindungi Camella, sehingga ia yang terkena pukulan dari pria itu. "Reggie!" Khawatir Camella.

Bibir Regulus mengeluarkan darah akibat pukulan pria itu. Karena hal itu Regulus langsung memukulnya 2x lipat lebih kencang "Kau berani- beraninya ingin memukul Ella brengsek!" Marah Regulus.

𝕷𝖔𝖘𝖙 𝕰𝖓𝖉𝖎𝖓𝖌 | Regulus BlackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang