11.Runaway

660 101 8
                                    

Dalam dua puluh tiga tahun hidupnya, Junkyu tak pernah merasa asing dengan kota Jogjakarta.

Alun-alun kidul dan jalan pasar kembang terasa asing walau dua jalan itu tempat Junkyu biasa berburu makanan bersama Doyoung, jalan ahmad yani, ring road, semua terasa asing dan seperti baru baginya.

Ini aneh,sangat aneh karena Junkyu tak pernah lepas dari kota ini bahkan sedetik pun. Kecuali selama hampir tiga minggu terakhir yang ia habiskan di Malang.

Ya....mungkin itu alasannya. Malang sudah terlalu nyaman untuk Junkyu.

Dan soal Haruto, pemuda itu ada disamping Junkyu di balik kemudi mobil Aston Martin hitam kebanggaannya. Sesekali menguap, sesekali menggumamkan lagu dari tape mobil dengan suara beratnya.

Mereka tampak terlalu normal untuk dua orang yang beberapa jam lalu bertengkar hebat.

Ya, setelah mereka bertengkar dan diakhiri maaf-juga sebuah pelukan, ehem-Haruto nekat mengajak Junkyu untuk langsung berangkat menuju Jogja yang dihadiahi,

"Gila!yang bener aja Haruto!Jangan ajak gue ribut lagi ya! "

Namun tetap, pemuda itu tak bisa dirubah tekadnya. Dengan pertimbangan menghindari kejaran anak buah ayah Haruto,mereka berangkat malam hari itu juga. Delapan jam perjalanan dan Haruto lebih memilih menyetir sendiri.

Padahal Junkyu yakin uang pemuda itu tak akan habis hanya untuk dua tiket pesawat.Bisa-bisanya memutuskan untuk nekat.Junkyu terbangun ketika rasakan mobil Haruto berhenti,samar setengah mengantuk ia sadar mereka berhenti di sebuah drive thru restoran cepat saji.

"Terimakasih, "samar suara Haruto terdengar. Junkyu mengucek matanya, lihat Haruto sodorkan dua kantong McDonald's padanya.

"Sudah bangun, princess? "tanya Haruto setengah meledek. Junkyu cuma manyun, cuek rebut kantong kertas berisi burger dari tangan yang lebih muda.

"Udah sampe? "

"Hmm,lo lihat sendiri"Junkyu menoleh ke kiri,mengerinyit memproses yang ia lihat.

"Jalan sultan agung?" katakanlah Junkyu anak rumahan yang pekerjaannya hanya rebahan,tapi ia kenal baik soal Jogjakarta yang membesarkannya.Haruto hanya berdeham lalu menjalankan mobilnya kembali.

Ah,jogja.Harus bagaimana mengatakannya?walaupun terasa sedikit asing,Junkyu akui ia merindukan kota ini.Junkyu buka jendela mobil disampingnya,sedikit sembulkan kepalanya keluar untuk menikmati udara Jogja di pagi hari.

Haruto lirik kelakuan si manis disampingnya,tersenyum sendiri.Rupanya Jogja selalu jadi juara bagi Junkyu.

"Seneng?bisa pulang juga akhirnya?"Junkyu mengangguk,tersenyum cerah--yang sialnya Haruto suka senyumnya seperti itu.

"Senenglah!Gue maunya pulang sendiri dengan lega,udah lepas dari makhluk nyebelin.Eh taunya malah kesini sama lo lagi!"

Keduanya tertawa lepas,Haruto cubit pipi tembam si manis yang buat korbannya mengaduh sakit.Hey...apa-apaan ini?kenapa Haruto jadi semanis ini--meskipun tetap menyebalkan?'kan jadinya makin tak baik untuk jantung Junkyu!

"Kita mau kemana habis ini?"tanya Junkyu,suapkan kentang goreng pada Haruto yang fokus menyetir.

"Hmm,first kita check-in hotel dulu.--"

"Kita di hotel?gue kira di rumah?"

Haruto menggeleng.Tak mungkin ia mengiyakan ide Junkyu untuk menginap di rumahnya,"Nggak,kita di hotel.Kalau ada apa-apa gue nggak mau melibatkan keluarga lo,Junkyu.Oke?lo ngerti kan maksud gue?"

Junkyu mengangguk menuruti kata-kata Haruto.Kalau kalian pikir tumben Junkyu menurut pada Haruto?maka kalian benar.

Hampir sejam aston martin Haruto belah jalan ramai lenggang Jogjakarta,dengan latar lagu-lagu dari the corrs, bawa Junkyu kembali bernostalgia ke awal tahun 2000-an dimana ia pertama kali mendengar lantunan lagu itu dari tape mobil ayahnya.

Lokawigna | Harukyu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang