18.Rumpang

590 100 6
                                    


Bacanya pelan-pelan,dipahami karena banyak flashback,dan narasi.Enjoy!


.

.

.

Semesta sedang bermain-main dengan Haruto,ia kira.

Brak!

"HAPEKU!!"

Seolah sedang dibangunkan dari mimpi panjang,Haruto tatap lagi seraut wajah yang ia rindukan itu dengan tak percaya.Sosok manis terbalut kaus hitam tipis,yang menatapnya dengan tatapan menyalak.Haruto masih telan kesadarannya bulat-bulat,

Junkyu?

Demi apapun Haruto tak percaya dengan apa yang dia lihat.Seraut wajah manis itu,mata lentiknya,hingga proporsi tubuhnya... ini nyata Junkyu-nya.

"Apa—"

"TANGGUNG JAWAB GAK KAMU?!"bentak si Manis keras,demi apapun Haruto masih linglung dengan keadaan.

"Maksudnya—"

"KAMU GAK LIHAT?KAMU RUSAKIN HAPE SAYA!?NIH LIHAT!" Si Manis sodorkan ponselnya yang sudah hancur mengenaskan,buat Haruto teguk ludah kasar.Waduh,parah.Dia sudah hancurkan ponsel si Manis ini,untuk sementara Haruto enyahkan pikirannya yang bercabang kemana-mana.

"Whoa,sebentar.Jadi maksud lo,gue yang ngerusakin hape lo?kapan?-"

Wajah si manis mengeras,telunjuknya teracung dorong dada si Pemuda dengan kasar.

" Jelas-jelas tadi kamu yang nabrak saya sampai hape saya ini jatuh!Nih,lihat kalau kamu masih punya mata!?Terus ini gimana saya lanjutin perjalanannya?Hah??"

Semesta sedang bermain-main sungguh.Di tempat ini,di kota ini—Malang,ia bertemu lagi dengan Junkyu...namun satu hal yang membuat Haruto berdenyut sakit,Junkyu tak mengenalinya.Kenapa?Kenapa Junkyu tak mengenalnya? Dan hal itu membuat tangannya terkepal,rahangnya tahan untuk tidak bergelemutuk.

" Dengar ya,maaf soal gue yang nabrak lo tadi,itu gak sengaja oke?bukan maksud gue nabrak lo dek ditengah keramaian tadi.Yang kedua..."ia berdiri tegak kemudian pasang wajah datar,

"...soal hape lo yang jatuh,gue rasa itu berkat kecerobohan lo sendiri.Permisi,"lanjutnya,kemudian berlalu pergi begitu saja.

Junkyu tak mengenalinya...maka apa yang harus ia lakukan selain bertingkah pura-pura tak mengenali Junkyu juga?

Si Manis melongo,ia berlari kejar Langkah Panjang Haruto,lalu tarik tas ranselnya kuat-kuat buat si empunya tas melotot kaget lagi.Si Manis ini benar-benar tak terduga rupanya.

"TAPI GARA-GARA LO HAPENYA JATUH!TANGGUNG JAWAB BENTAR APA SUSAHNYA SIH?!"teriaknya penuh amarah.Dadanya naik turun penuh emosi.Astaga demi tuhan,bahkan cara marahnya masih sama...Haruto gigit bibir dalamnya resah,apa yang harus ia lakukan di posisi ini?

"Oke,gue minta maaf..."ujar Haruto,si Manis angkat wajahnya tatap mata elang itu—lalu buang wajah kesamping.

"Minta maaf lagi?"

"Terus mau lo apa?tanggung jawab yang gimana?"Haruto pura-pura mendesah Lelah,dalam hati tahan dirinya untuk tidak kelepasan memeluk si Manis di depannya ini,sekali lagi sadar kalau Junkyu tak mengenalnya.

"Perbaikin,gak mau tau perbaikin pokoknya."

Haruto mengangguk singkat,tarik ponsel rusak dalam genggaman Junkyu lalu masukkan dalam tasnya.Tapi setelah itu si Manis tarik lagi ujung jaket denim hitamnya.

Lokawigna | Harukyu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang