7.Angkara murka-nya

676 124 4
                                    

"Hebat ya lo,Kim Junkyu..."

.

.

.


"Kita mau makan apa besok—"

"Sate gebug!"

Itu bukan Junkyu yang jawab,tapi Si tiang yang saat ini malah tertidur dengan laptop di pangkuan.Padahal siapa yang semalam sangat antusias mau mencicipi salah satu kuliner legendaris Kota Malang?Seingat Junkyu sepanjang mereka kenal ia tak pernah lihat Haruto se-bersemangat itu soal makanan—karena selama ini Junkyu yang hobi makan—baru semalam ia lihatnya.

Junkyu terkekeh kecil lihat Haruto tidur dengan mulut setengah terbuka,lalu beranjak tutup laptop di pangkuan yang lebih tinggi dan pindahkan keatas meja pelan-pelan.Junkyu penasaran apa yang pemuda ini kerjakan hingga larut malam dan malah ketiduran hingga siang begini diatas sofa.

Yah tetap seperti peraturan tak tertulis yang mereka buat—Junkyu tidur diatas ranjang sedangkan Haruto tidur di sofa,entah bagaimana tapi pemuda itu tetap menolak untuk bertukar tempat dengan Junkyu.

"Kasihan...capek banget yah?"

Junkyu bermonolog dalam hati,sambil bersimpuh amati wajah Haruto yang lelap.Harus Junkyu akui kalau pemuda ini punya ukiran dewa dalam setiap garis wajahnya—perpotongan rahang tegas,sepasang mata yang walau terpejam tetap terlihat tajam lalu turun ke lekuk bibir bagaikan busur itu—

—hei hei apa yang kau pikirkan Kim Junkyu?!

Menggeleng sendiri,lepas dari kenyataan.Hampir jam makan siang sekarang,dan Junkyu sepertinya harus keluar sebentar sekedar beli sate gebug yang Haruto idam-idamkan?Junkyu ambil hoodie pinknya dan tas selempang hitam kesayangan—siap lakukan perjalanan kecilnya.

Hampir jam makan siang sekarang,dan Junkyu sepertinya harus keluar sebentar sekedar beli sate gebug yang Haruto idam-idamkan?Junkyu ambil hoodie pinknya dan tas selempang hitam kesayangan—siap lakukan perjalanan kecilnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Langit mendung perlahan tutupi kota Malang,sedikit satu-dua rintik hujan basahi jendela—berubah menjadi deras menghantam-hantam.Adalah Haruto yang tersentak kaget dengar suara Guntur,sedikit mengerinyit matanya sesuaikan cahaya masuk—sekaligus cari sosok yang tak pernah lepas dari pandangan,namun yang dicari tak ada.

Haruto tegapkan duduknya."Junkyu?"suara serak panggil namanya,yang punya nama tak menyahut.Haruto mengerinyit lebih dalam,lihat Kasur kosong tertata rapi dan sebuah notes tertera di sebelah laptopnya yang entah sejak kapan tertutup.

' Haru selamat pagi hehe...

Gue keluar bentar ye cari makan siang,lo tidur aja gih gapapa.Bentar doang kok,'

Putar leher kearah jam dinding—pukul dua siang lebih seperempat.

"Fuck!"Haruto tak bisa tak mengumpat sebab pikirannya hanya tertuju pada si manis,yang entah ada dimana saat ini di tengah hujan deras.Jeep Wrangler belah jalanan basah Malang kalang kabut,Haruto tekan klakson tak sabaran begitu lihat macet di depan mata.Sial,macetnya Malang selalu jadi momok di tengah keadaan genting.

Haruto putar setir kearah kanan,tancap gas maksimal menuju arah Jalan Basuki Rahmat yang sudah familiar bagi si pemuda—pikirannya hanya tertuju pada satu tempat yang mungkin bagi seorang Kim Junkyu yang akal pendek datangi.

Warung Sate Gebug.

Rela punggungnya yang hanya terbalut kaus basah,si pemuda lagi-lagi berdecak kesal tak lihat penampakan si Manis diantara ramainya pengunjung warung makan legendaris itu.

"Ck!Kim Junkyu dimana lo..."desisnya.Haruto sedikit menyesal kenapa tak belikan si Manis ponsel,begitu bodohnya Haruto sekarang yang sibuk scrolling kontak cari nama Junkyu namun tentu saja tak ada nama empunya disana.

Haruto putari Taman Balai Kota Malang sembari matanya tetap awasi sekeliling,cari si Manis berhoodie pink itu diantara lebatnya hujan.namun sebanyak apapun ia putari Junkyu tetap tak ada disana.Haruto berdecak kesal lirik pergelangan tangannya,pukul empat sore dan hujan bertambah deras malah,entah sudah berapa bensin yang ia keluarkan memutari malang begitu bodohnya.

Khawatir...otak pendek Haruto gagal berfungsi,hanya perintahkan untuk cari Si Manis secepat mungkin tanpa berpikir barangkali yang dicari sudah datang ke kamar hotel mereka?Si pemuda Watanabe bawa jeepnya berputar arah,kembali ke satu tempat yang mungkin.

"Kim Junkyu!"

Dan demi Tuhan,Haruto hilang akal begitu netranya tangkap sosok yang dicari tepat di dalam kondominium mereka—Junkyu yang sedang gosok rambutnya dengan handuk  sambil bersin-bersin.

"Lo kemana aja,hah?!"

Junkyu kaget dengar Haruto bentak dirinya,juga remasan kuat di dua pundaknya.Si pemuda basah kuyup,bibirnya sedikit biru buat Junkyu sadar kalau pemuda ini dari tadi mencarinya—barangkali sungguhan mencari kemana-mana.

"Lo kemana aja hah?kenapa gak pamit ?"

Junkyu telan ludahnya setengah takut.lirik kearah meja makan.

"Gue habis beli sate gebug,ru..."

Pundaknya di cengkram keras—Junkyu meringis sendiri dibuatnya.Sedang sorot mata tajam itu menggelap,

"Lo nggak tahu udah buat orang khawatir?!Hah?Lo nggak tau gue menggila setir mobil takut kemungkinan lo tersesat dan lo?wow,orang yang gue khawatirin ada disini...nyaman berteduh—"

Disertai sebuah seringai tipis,

"Haru,gue—"

"terserah lo,Kim Junkyu.Mikir."dan pemuda itu berlalu begitu saja tabrak Sebagian pundaknya.Junkyu meringis kecil rasakan dadanya berdenyut sakit,si Manis tatap nanar sajian sate gebug yang jadi penonton betapa marahnya Haruto hari ini.

Bukan maksud Junkyu sungguh,toh ia juga kehujanan.Akan tetapi ia terlanjur takut pada pemuda jangkung itu,yang sekarang entah dimana—barangkali di balkon sekarang tapi toh,disaat marah begini memang Haruto mau berbicara dengannya?

Tipikal Haruto,menatapnya saja pasti enggan.Karena itu Junkyu lebih memilih ladeni pusing yang hantam-hantam kepalanya,bergelung di balik selimut sambil harap pemuda itu reda angkara murkanya dan semoga hilang nyeri di kepalanya.

.

.

.



Hiyaa haruto mulai pocecip:D

Lokawigna | Harukyu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang